Chapter 30 : Absurd Feel.

1.9K 91 1
                                    

a/n.

disini sengaja author kasih bahasa Indonesia gak ada bahasa Italy atau inggris, karena takut kalian gak ngerti dan author juga males translate-in nya:v

-

Disisi lain, Daviko kini sedang berada di sebuah taman kota bersama dengan Galbert dan Natalie. Bermain bersama layaknya sebuah keluarga yang harmonis, yang selalu dikelilingi canda dan tawa.

Daviko sedang mengejar Galbert, sekarang Daviko, Galbert, dan Natalie sedang bermain kejar – kejaran. Galbert yang baru berusia 14 bulan ini baru bisa berlari, walaupun sedikit – sedikit terjatuh karena belum bisa menyeimbangkan badannya.

Galbert pun terjatuh, "Galbert, kamu gak apa - apa?" tanya Daviko yang terlihat sangat cemas. "gak apa – apa daddy, aku kuat!!" seru Galbert dengan nada imutnya itu. Kini Galbert sudah berada di gendongan Daviko.

"pinter banget, anaknya siapa sih kamu?" tanya Daviko sambil mencubit jail hidung manisnya Galbert.

"anaknya daddy Davi and mommy Nata" jawab Galbert masih dengan nada imut layaknya anak berumur 1 tahunan.

Natalie pun menghampiri Daviko dan Galbert yang berada di penjual gulali yang berada di sekitar taman tersebut. Natalie terlihat lelah, tapi saat melihat Daviko dan Galbert sedang tertawa dan tersenyum, rasa lelahnya seakan hilang.

-

Kini Kaily sudah sampai di Italy, sudah mengambil barang yang berada di bagasi pesawat. Kini Kaily sudah dalam perjalanan ke apartmentnya selama di Italy. Satu lagi yang harus kalian ingat, pikirannya masih melayang ke Daviko dan postingannya di Instagram tadi itu.

Italy bagus ya, cewenya cantik – cantik pula. Pantes Daviko betah disini, huft. Batin Kaily yang pandangannya sedang memperhatikan keindahan Italy, tapi pikirannya masih stuck di Daviko.

-

Kaily sudah berada di apartmentnya, sudah merapikan barang bawaannya, lebih tepatnya pakaiannya yang ia bawa sejumlah dua koper besar, dan satu koper kecil. Jadi Kaily kesini membawa tiga koper besar, dua koper sedang, satu koper kecil, dan dua tas ransel yang lumayan besar.

Waktu sekarang menunjukan pukul 21.30 malam, pikirannya masih terfokus pada Daviko, Marcello, Daviko Marcello, Davi, Viko, siapapun itu Daviko Marcello yang selalu ada di hatinya dan pikirannya.

Tidur aja ah, siapa tau itu semua cuma mimpi Batin Kaily pasrah atas pemikirannya yang melayang ke satu titik, yaitu Daviko.

-

06.00

Pagi kini sudah terbit di kota yang terkenal dengan Coloseum, Italy. Kaily sudah terbangun dari tidur nyenyaknya, menghilangan sejenak pikiran dan beban yang tenga mengelilinginya saat ini.

Sarapan di hari pertamanya adalah sandwich mewah yang di hidangkan pihak apartment khusus untuk para pelanggannya. Sekarang Kaily sedang duduk di salah satu meja makan yang berada di ruang makan apartment.

Duduk sendiri di meja khusus couple membuatnya jenuh, lebih tepatnya galau karena memikirkan Daviko, lagi.

Daftar kuliah dulu, habis itu refreshing sebentar. Batin Kaily sambil melahap sandwich spesialnya itu.

Lalu, sebuah keluarga kecil baru saja memasuki area ruang makan apartment untuk sarapan juga. Keluarga kecil itu tampak bahagia, senyum mereka selalu mengembang setiap saatnya.

Kapan ya aku sama Daviko bisa kaya gitu Batin Kaily yang menerawang masa depannya dengan Daviko namun nihil saat ia mengingat postingan itu dan perkataan Nara beberapa minggu yang lalu.

"Permisi, Tuan Daviko, ingin memesan apa?" tanya sang pelayan yang suaranya lumayan besar.

Daviko? Batin Kaily saat mendengar nama itu dengan fasih, spontan Kaily melirik kearah suara pelayan itu.

Pelayan tersebut sedang berada dimeja yang tak jauh darinya, meja tersebut berisi dengan keluarga kecil bahagia tadi. Sesak, satu kata yang kini Kaily rasakan. Bulir airmatanya turun begitu saja, membuatnya tersadar dan dengan segera menghapus airmata tersebut.

Kaily mengakhiri acara sarapannya itu, lalu bangkit dari tempat duduknya sekarang, berlari kecil sambil menutupi isak tangisnya dan air matanya.

Daviko yang melihat seorang gadis yang mirip dengan Kaily tapi memang itu Kaily, segera menengok dan memastikannya.

Kaily? Dia di apartment ini juga? Batin Daviko yang seakan bertanya pada dirinya sendiri.

"kenapa, Dav?" tanya Natalie membuat pikiran Daviko buyar.

"eh? Enggak, gak kenapa – kenapa" jawab Daviko dengan cepat.

Daviko hanya mengabaikan penglihatannya yang mungkin salah, dia sangat merindukan gadis itu atau Kaily, mungkin kerinduannya membuat penglihatannya selalu mengarah padanya, mungkin.

Tapi kenyataannya itu benar – benar Kaily, Kaily Queenita. Gadis yang ia cintai dan sayangi sejak dua tahun ini, gadis yang sudah menemaninya selama satu tahun delapan bulan ini, gadis yang membuat dirinya akan cinta kasih sayang yang tulus.

-

Kaily POV

Gak mungkin dia Daviko, Daviko banyak. Positive thinking aja deh, mudah – mudahan itu Daviko yang lain, yang setia sama aku, mudah – mudahan deh, amin.

Aku pun naik bus kota yang akan melewati halte universitas atau kampus baruku selama disini, membayar tagihan masuknya dengan kartu yang disediakan kampus tetapku di Indonesia sebelum keberangkatan.

Pikiran ku hanya terpaku pada Daviko, Daviko, dan Daviko. Kenapa selalu dia, karena dia sudah menjadi tiga per empat bagian hidup, pikiran, hati, dan jiwa ku. Huft, bahasa ku mungkin terlalu alay, memang.

-

Sekarang, aku sudah berada di universitas atau kampus baruku selama aku di Italy, lumayan bagus, elegant, mewah, dan yang harus kalian ketahui banyak cewe cantiknya disini, mungkin karena itu Daviko betah. Dan jangan lupakan cowo gantengnya ya guys, hehe.

Aku memasuki ruang kepala, "permisi, saya dari Universitas STFH Indonesia" jelasku kepada sang kepala yang bernama, eumm Qirco Alvenco, unik, aneh, amazing, haha.

"oh, baik saya akan jelaskan jadwal belajar anda disini," jelasnya yang sepertinya akan dilanjutkan. "jadwal belajar anda hari senin sampai jum'at, jam 11.00 siang sampai selesai, anda bisa mengambil pekerjaan ringan dari jam 07.00 pagi sampai jam 10.00 pagi, itu hanya saran jika anda tidak mau bekerja tidak apa –apa" lanjutnya dengan jelas dan tegas.

Kerja? Boleh juga, hitung – hitung mengisi waktu luang, hitung – hitung juga menambah penghasilan selama disini, "terima kasih tuan Qirco, permisi" seruku sambil mengambil berkas - berkas yang tuan Qirco berikan tadi, dan beranjak dari duduk. Lalu berjabat tangan dengannya.

tbc

-

voment^^

-

Maaf pendek otak lagi macet buat mencari inspirasi wkwk

Love Sincere AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang