"Ke kantin dong, gue mau nitip." Seperti biasa, Aries memerintahku dengan arogan. Tampaknya dia benar-benar tidak sadar kalau aku sedang marah. Dia memang makhluk paling tidak berperasaan.
Tadinya mau kujawab 'ke sana aja sendiri!' dengan nada super judes. Tapi karena kejadian tadi pagi, aku benar-benar malas bicara padanya saat ini. Jangankan bicara, menatap matanya saja membuatku mual. Tanpa menggubrisnya sama sekali, aku langsung keluar kelas begitu bel istirahat berbunyi. Aku juga tidak akan pergi ke kantin, meski biasanya juga aku jarang ke kantin.
Satu-satunya tempat yang membuatku tenang adalah perpustakaan sekolah. Namun hari ini aku tidak datang ke perpustakaan untuk membaca buku. Aku melangkah masuk perpustakaan dan mengambil buku secara asal untuk kemudian duduk di salah satu bilik di pojok ruangan. Buku-buku itu kubiarkan saja tergeletak di sana, sementara aku merebahkan kepalaku di atas meja dan mendesah panjang. Aku meraba bekas cubitan si guru kejam di pinggangku. Namun sepertinya itu keputusan yang salah karena aku langsung meringis kesakitan begitu menyentuhnya pelan. Benar-benar deh.
Hari ini aku jadi malas melakukan apa-apa. Moodku lenyap.
***
"Sebentar lagi bel masuk. Bukunya jangan lupa dirapihin lagi kalo nggak dibaca..." ujar seseorang di sampingku. Aku kenal betul suara siapa itu.
"Kak Cherry!" seruku tertahan.
Ngapain dia di sini?
Karena tidak ingin terlihat bodoh dengan wajah tercengang dan mulut mangap, aku langsung gelagapan membuka buku-buku yang tadi kubawa. "Di...dibaca kok bukunya..." jawabku dengan suara yang entah kenapa gugup begini. Tapi meskipun aku membuka-buka halaman buku itu, aku sama sekali tidak paham apa yang kubaca.
"Lo baca buku Personal Disorder?" Kak Cherry melihatku sangsi, terlihat dari alisnya yang terangkat sebelah.
Saat sadar, aku langsung membalik buku itu hingga dapat melihat judulnya. Aku pun nyengir malu dan mencoba membuat alasan, "iya...eh... ini kan ilmu yang penting untuk masa depan...kayaknya..."
Personal Disorder itu apa, sih!?
Otakku panik.
"Pfft—Penting, ya? Oke deh... Tapi jangan lupa dibalikin lagi ke tempatnya ya. Sebentar lagi masuk."
Aku mengangguk mengiyakan, masih sambil mengikuti pandangan mata Kak Cherry. Kebetulan macam apa, ini? Beruntung banget sih aku. Lagi kesal tahu-tahu malah ketemu dia.
"Kakak ngapain di sini?"
Kak Cherry menyilangkan kedua tangannya di depan dada, "hari ini bu perpus nggak masuk, jadi tadi gue disuruh wali kelas buat jaga perpus hari ini."
"Hah? Enak banget! Nggak masuk kelas gitu?" ucapku spontan, bercampur rasa iri.
"AWW!!" Tiba-tiba saja Kak Cherry mengacak-acak rambutku.
"Ya nggak gitu juga, Na! Tetep masuk kelas, lah. Jaganya cuma pas istirahat sama pulang sekolah nanti, kok."
Bibirku membulat.
"Tapi tetep enak ya, jaga perpus..." Aku menerawang. Seandainya aku juga bisa menjadi orang yang dipercaya oleh guru-guru untuk menjaga perpustakaan saat kosong, pasti menyenangkan. Bertugas dikelilingi buku-buku sebanyak ini. Tak bisa kubayangkan.
"Lo mau?"
"Hah? Apa?"
"Jaga perpus lah..."
Aku kembali bengong. Serius? "YA MAU, LAH!"
Kak Cherry terkikik. Emangnya ada sesuatu yang lucu? Dia aneh.
"Yaudah, nanti istirahat kedua sama pulang sekolah dateng aja ke sini. Kebetulan gue juga butuh bantuan nih." Kak Cherry tersenyum sebelum kemudian mengusirku untuk kembali ke kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLBK (Cinta Lama Belum Kelar)
Novela Juvenil"Kalo cowok suka ngisengin lo, itu berarti dia suka sama lo, Na!" Aahh... Teori!! Sasa pasti kebanyakan baca komik! Keisengan yang dilakukan Aries bukan keisengan biasa. Kayaknya anak itu memang ada dendam pribadi padaku! Memangnya kalau suka, bak...