Coba bayangkan kalau nenek sihir dalam cerita puteri salju tiba-tiba memberimu pumpkin cake yang enak-tanpa racun tentunya. Atau bayangkan jika serigala jahat tiba-tiba memberikan kue-kue yang enak pada si tudung merah untuk diserahkan pada neneknya.
Mencurigakan, kan?
Yah meskipun mencurigakan begitu, tidak mungkin aku menepis minuman dingin yang diberikan Aries padaku, kan? Sesebal apapun aku padanya, tetap saja enggak sopan banget kalau aku begitu.
"Dingin!" seruku seraya memegang pipiku yang masih terasa dingin karena sentuhan beku dari botol minum plastik itu.
"Iyalah, namanya juga minuman dingin. Mau enggak?"
Tanpa menjawab lagi, aku mengambil botol itu dan mengucapkan terima kasih walaupun agak canggung.
Aries duduk di sampingku dan meminum minuman dingin yang ia beli untuk dirinya sendiri. Ia meneguk beberapa kali tanpa berkata sepatah kata pun. Sadar ada beberapa tetes keringat yang mengalir turun dari wajah dan lehernya, ia menyeka asal keringat tersebut dengan ujung baju olahraga birunya. Begitu perutnya terlihat, aku langsung mengalihkan pandanganku. Polusi mata... polusi mata... Lalu, aku pun mulai menegak air dingin yang ia berikan padaku tadi.
"Sori ya..." katanya tiba-tiba.
Aku terdiam sekian detik untuk mencerna perkataan Aries barusan. Maaf untuk apa?-Ooh...
Kenapa mendadak aku lupa kalau ia orang yang tadinya menyebalkan, ya? Masa aku langsung luluh hanya gara-gara dikasih minuman dingin? Murah banget.
Tapi, aku tidak bisa membohongi diriku sendiri. Sesaat tadi aku memang benar-benar lupa kalau ia sudah membuatku marah. Entah kenapa rasanya menyebalkan memaafkannya semudah ini. Tapi sudahlah.
Tiba-tiba saja Aries berdiri dan menepuk-nepuk bagian belakang celananya untuk membersihkan debu yang menempel. Ia menatap padaku sebelum berkata, "yuk ke kantin. Gue traktir."
"Beneran?" tanyaku tak percaya.
"Kan gue udah janji." Ia menarik tanganku dan memaksaku berdiri. "Ayo cepet, sebelum tawarannya expired."
Aku terkikik, "masa berlakunya sebentar banget!"
Ia melepaskan tanganku dan aku berjalan mengikutinya dari belakang. Rasanya senang juga kalau ada orang yang minta maaf dengan bayaran makanan seperti ini. Kalau tiap hari dia seperti ini kan aku tidak perlu mengeluarkan uang jajan lagi selama sekolah. Aku jadi bisa nabung. Siapa tahu begitu lulus SMA aku sudah mampu beli mobil. Ahahahaha
"EH, TUNGGU!" seru seseorang di belakang kami.
Dalam waktu yang bersamaan, kami menoleh dan mendapati Tyo-sang ketua kelas menyebalkan-yang mencoba menghentikan kami untuk pergi kantin.
"Apa?" Tanya Aries.
"Kalian belum absen lomba maraton. Tanda tangan dulu di kertas absen, terus sekalian serahin ke ruang guru. Soalnya cuma kalian yang belum absen."
Dahi Aries mengerut menunjukkan ketidaksenangannya karena diganggu hal yang tidak penting. Aku pun juga merasa seperti itu. Absen kan bisa nanti-nanti saja. Lagian kami berdua belum akan pulang, kok!
"Nanti deh!" seru Aries dengan nada kesal.
Ia menarikku dan sedikit berlari untuk menghindari Tyo. Aku hanya bisa mengikuti langkahnya yang cukup cepat itu. Suara Tyo yang ngomel-ngomel di belakang mulai tidak terdengar lagi. Alhamdulillah.
"Lo mau makan apa?" Tanya Aries begitu kami sampai di kantin.
"Hmm..." aku menempelkan telunjukku ke dagu seraya berpikir. Kuarahkan pandanganku mulai dari kios nasi bu Irah yang berada paling pojok sampai kios steak MM (modern dan murah) yang berada di paling depan-tentu saja juga paling ramai. Sebab, siapa sih yang akan menolak kesempatan makan steak ayam seharga sepuluh ribu? Yah... meskipun memang steaknya abal-abal dan tidak terlalu enak juga, sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLBK (Cinta Lama Belum Kelar)
Teen Fiction"Kalo cowok suka ngisengin lo, itu berarti dia suka sama lo, Na!" Aahh... Teori!! Sasa pasti kebanyakan baca komik! Keisengan yang dilakukan Aries bukan keisengan biasa. Kayaknya anak itu memang ada dendam pribadi padaku! Memangnya kalau suka, bak...