"Na, coba ke sini sebentar," seru Kak Cherry dari balik komputernya.
"Apaan Kak?" aku menyahutinya masih sambil menggunting-gunting kertas kokoru (kertas yang bentuknya bergelombang seperti daleman kertas kardus dan berwarna-warni) untuk hiasan mading mingguan.
"Sini dulu sebentar. Ada yang mau gue tanya," katanya lagi.
Aku menggunting kertas kokoru berwarna ungu, hiasan terakhir yang kuperlukan, sebelum berdiri dan menghampiri Kak Cherry.
Hari ini ruangan ekskul ekspresi (nama majalah sekolah kami) sepi. Hanya ada aku dan Kak Cherry. Aku bertugas membuat hiasan mading karena tugasku mengedit naskah majalah sudah selesai beberapa hari yang lalu. Sementara itu Kak Cherry bertugas membuat semua layout majalah, dan itu adalah pekerjaan yang memakan waktu lama, sehingga sebisa mungkin ia mengerjakannya di sekolah agar tidak tergoda untuk berleha-leha.
Dibanding pekerjaan Kak Cherry, pekerjaanku sekarang memang tidak terdengar penting banget. Menggunting-gunting kertas kokoru jam 5 sore? Ya ampuun.... mending dikerjain di rumah, kan?
Tapi kan kalau di rumah nggak bisa ketemu Kak Cherry.....
Iya, modus banget. Bodo amat.
"Ini lo yang ngedit kan? Ini bukannya 'hembusan'?" tanyanya seraya menunjuk salah satu cerpen yang sedang ia edit layoutnya.
"Iya, yang bener 'embusan' kok Kak. Di KBBI begitu. Lagian kalau dalam konjungasi kata kan juga 'mengembuskan' bukan 'menghembuskan'," jelasku.
"Ooh, oke. Terus yang ini...."
Jujur saja, aku tidak fokus mendengarkan pertanyaan Kak Cherry yang berikutnya karena aku sedang memandang wajahnya yang imut. Sumpah, imut, percaya deh. Rambutnya sedikit bergelombang dan sekilas terlihat berwarna coklat ketika tertimpa cahaya matahari sore. Ada sedikit jerawat di pipinya, tapi peduli amat, namanya juga dalam masa puber. Kulitnya putih dan dia.....sipit.
Oke aku ngaku. Aku punya fetish tertentu, yaitu suka cowok yang sipit.
"Na?"
Aku menggelengkan kepala dengan cepat. Kaget karena tertangkap basah sedang memandangi wajah Kak Cherry. Dengan sedikit malu, aku bertanya ulang "Eh? Apaan Kak?"
"Yee....bengong sih. Nih liat," Kak Cherry menunjuk ke layar komputernya. "Menurut lo apa nggak lebih baik paragraf ini diilangin sekalian. Kesannya nggak efektif dan buang-buang space."
Lalu aku memperhatikan layar komputer dengan serius dan membaca paragraf yang dimaksud Kak Cherry. Kemudian sekali lagi, aku membaca paragraf sebelum dan sesudahnya, seraya menimbang-nimbang apa paragraf itu bisa dihapus atau tidak. Menurutku sih, kali ini Kak Cherry benar. Paragraf ini sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Toh tidak mengandung penjelasan yang berarti.
Baru saja aku akan mengatakan pendapatku itu, tiba-tiba saja ada sesuatu yang lembut menyentuh pipiku.
'cup!'
Jangan bilang....
Tolong, jangan bilang kalau....
Barusan....Kak Cherry mencium pipiku.
Aku menoleh ke kanan sambil menganga kaget. Tapi lagi-lagi, perkataanku terhenti karena tiba-tiba pintu ruang ekskul menjeblak terbuka.
"Na! Kerjain tugas kimia gue, cepetann!!"
Aku menoleh ke pintu dan mendapati makhluk paling menyebalkan sedunia dan akhirat. Aries. Ngapain coba Aries di sini? Harusnya kan semua anak sekolah sudah pulang? Lagian, tugas kimia apaan? Hari ini kan nggak ada pelajaran kimia? Maksud dia apaan, sih?
![](https://img.wattpad.com/cover/23195765-288-k235.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CLBK (Cinta Lama Belum Kelar)
Teen Fiction"Kalo cowok suka ngisengin lo, itu berarti dia suka sama lo, Na!" Aahh... Teori!! Sasa pasti kebanyakan baca komik! Keisengan yang dilakukan Aries bukan keisengan biasa. Kayaknya anak itu memang ada dendam pribadi padaku! Memangnya kalau suka, bak...