"Baksonya Pak Ujang emang nomer satu!" cerocos Kak Cherry ketika kami akhirnya memasuki warung bakso Pak Ujang bertiga.
Urusan majalah yang belum rampung telah selesai. Kak Cherry telah menaruh semuanya di tukang fotocopy langganan untuk dijilid. Paling lambat lusa, majalah itu sudah siap untuk disebar ke seantero sekolah. Lalu, karena tidak bisa menghindar lagi dari pertanyaan kakak kelas kami itu, aku akhirnya mengaku kalau kami berdua berniat kabur sebentar dari sekolah untuk makan bakso. Dan di sinilah kami sekarang, di warung Pak Ujang yang katanya bakso buatannya super enak.
"Kok tahu, Kak? Sering makan di sini, ya?" tanyaku.
Kak Cherry menggeleng. "Dulu sempat kerja sambilan di sini beberapa bulan."
Sudah kuduga.
Ternyata bukan hanya banyak kegiatan di sekolah, di luar sekolah pun dia rajin melebarkan sayapnya. Sebenarnya setelah turun ke masyarakat nanti, dia mau jadi apa, sih? Hidupnya random banget.
Sementara itu tanpa mengatakan apa-apa, Aries sudah duduk dan memesan bakso urat campur dan es teh manis. "Lo mau apa, Na?" Ia menoleh padaku.
"Sama," jawabku singkat.
Aries pun segera mengatakan pesananku ke Pak Ujang.
"Kok gue enggak ditanya?" protes Kak Cherry.
Aries menautkan kedua alisnya heran. "Gue cuma janji mau traktir Ina. Lo kalo mau ya pesen sendiri aja."
"Wah, lagi pada main traktir-traktiran, ya? Enak banget..." Kak Cherry terlihat sedikit kecewa dan akhirnya memesan sendiri. Sementara aku hanya bisa tertawa kering melihat kejadian itu.
Entah kenapa suasananya menjadi sedikit tidak enak.
Tapi untungnya, suasana itu sedikit terobati karena bakso buatan Pak Ujang memang benar-benar enak. Kami mulai bisa mengobrol santai. Obrolan berputar sekitar guru-guru yang memiliki peringkat paling menyebalkan satu sekolah, aturan-aturan di sekolah, dan segala hal-hal aneh yang ada di sekolah.
"Oh iya, Na. Lo kan selama ini selalu jadi tim editor majalah. Kenapa enggak sesekali nulis kontennya juga?" tanya Kak Cherry.
"Nulis apaan? Ina enggak bisa bikin cerita. Puisi apalagi.... Bisanya cuma baca dan kritik karya orang."
"Nah! Itu aja. Lo kan sering baca novel. Sesekali tulis aja review novel yang menurut lo recommended gitu."
Tanpa sadar aku melihat langit-langit, memikirkan ide Kak Cherry itu. Memang tidak ada salahnya dicoba, sih. Lagian kalau review novel, sepertinya aku masih bisa menulisnya. Lumayan juga untuk melatih kemampuan menulis. Dan sekalian nampang di majalah, hehe.
"Boleh deh, kapan-kapan Ina coba."
"Nah gitu dong. Lumayan kan ngurangin beban nyari penulis konten majalah. Hahaha."
Aku mendelik sebal. "Ooh! Jadi itu toh tujuannya!" Aku memukul lengan kanan Kak Cherry yang berada di sebelahku. Ia hanya menanggapinya dengan tertawa.
Duh, Kak, jangan ketawa manis-manis gitu, nanti aku bisa jatuh hati lagi. Yang sekarang aja udah jatuh. Nanti kalau yang berikutnya jatuh, pecah, dan berceceran, gimana?
'brak'
Terdengar gebrakan pelan dari sebelah kiriku.
"Udah selesai makannya, kan? Yuk cepet balik ke kelas." Ternyata Aries sudah berdiri dan siap kembali ke sekolah.
"Duh, buru-buru banget. Es teh manis gue belum abis."
"Yaudah abisin cepet, kita ditungguin Tyo."
KAMU SEDANG MEMBACA
CLBK (Cinta Lama Belum Kelar)
Novela Juvenil"Kalo cowok suka ngisengin lo, itu berarti dia suka sama lo, Na!" Aahh... Teori!! Sasa pasti kebanyakan baca komik! Keisengan yang dilakukan Aries bukan keisengan biasa. Kayaknya anak itu memang ada dendam pribadi padaku! Memangnya kalau suka, bak...