IV

2.3K 125 7
                                    


Semua orang terdiam. Jodha terkejut dan melihat gaunnya yang basah dan kotor terkena minuman itu.

"Maaf, Nona. Saya tidak sengaja," ucap si waitress dengan takut.

Si waitress membersihkan gelas yang pecah dan juga membantu mengelap baju Jodha yang basah. Wajah Jodha merah karena malu dan marah.

"Jalal!"

Jalal menutup kedua telinganya saat Jodha berteriak. Suara teriakannya bahkan membuat restoran itu hening.

"Kau ..."

Jari menunjuk wajah jalal, "Dasar buaya darat! Lihat, apa yang sudah kau lakukan padaku? Kalau aku dekat denganmu selalu saja sial."

"Jodha ...aku ..."

Jalal akan bicara, tapi disela oleh Jodha.

"Diam!!"

Jalal langsung diam.

"Kenapa aku harus bertemu denganmu. Ya tuhan, mimpi apa aku semalam."

Jodha pergi dari sana dengan mulut menggerutu.

Jalal masih diam terpaku ditempatnya. Dia tidak menyangka jika Jodha bisa galak seperti itu.

*

Pagi hari Jodha sedang jogging mengelilingi hotel Sikkim Lounge. Udara pagi hari di Sikkim sangat sejuk karena berbatasan dengan gunung himalaya.

Setelah cukup dengan joggingnya, Jodha kembali ke hotel. Begitu dia berada di depan pintu hotel, dia terkejut karena ada beberapa anak kecil duduk di bawah sambil membawa karton besar berisi tulisan seperti orang yang ingin demo.

Jodha membaca satu persatu tulisan itu.

"Nona Jodha. Tolong maafkan aku."

"Aku benar-benar minta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi."

"Orang yang mau memaafkan kesalahan orang lain pasti dia mempunyai hati yang mulia."

"Benar begitu?

"Siapa yang melakukan ini?"

Dari dalam, keluarlah Jalal sambil memasang tampang memelas.

"Dia lagi." Jodha menghela nafas.

Jalal menghampiri Jodha dengan membawa sebuah bungkusan besar.

"Astaga! Dalam sehari, aku terus bertemu denganmu. sekarang bertemu lagi. Kamu mau apalagi?" Jodha berkacak pinggang.

"Jodha. Aku minta maaf tentang kejadian semalam. Aku menyesal. Kamu mau memaafkanku?"

Wajah Jalal kembali memelas.

"Enak saja minta maaf. Aku selalu sial kalau dekat denganmu. Menjauh dariku!"

Jodha mengibas-ngibaskan tangannya tanda mengusir Jalal.

Karena ucapannya tidak mempan. Akhirnya Jalal berlutut di depan Jodha. Semua orang yang lewat berhenti untuk menyaksikan kejadian ini.

"Apa yang kau lakukan? Cepat berdiri! Semuanya melihat kita."

"Aku tidak akan berdiri sampai kamu mau memaafkanku." Jalal masih tetap berlutut.

"Ya, ya baiklah. Aku memaafkanmu. Cepat berdiri."

"Benar kamu mau memaafkanku."

"Iya."

Jalal berdiri sambil menunjukkan senyumnya yang paling manis.

"Ini untukmu, sebagai ganti rugi gaunmu yang kotor kemarin." Jalal memberikan bungkusan yang sedari tadi dibawanya.

"Aku tidak mau. Terima kasih. Bawa saja lagi." Jodha mengalihkan wajahnya dengan angkuh.

"Kalau kamu tidak mau. Aku akan berlutut lagi." Jalal akan berlutut, tapi Jodha mencegahnya.

"Eh, baiklah. Aku terima. Dasar pemaksa!"

Jodha mengambil bungkusan di tangan Jalal sambil mengerucutkan bibirnya.

"Nah ... kalau begini, kamu semakin cantik." Jalal tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya.

"Iiisshh ..."

Jodha merasa jengah dengan rayuan Jalal.

"Jadi, nanti malam di kamarku atau kamarmu?" tanya Jalal santai.

"Apa?"

"Nanti malam kita bertemu di kamarku atau kamarmu?"

Jodha heran dengan pria ini. Masih saja pantang menyerah.

Dasar.

Sekali buaya darat, tetap buaya darat.

Jodha berpikir sejenak sambil memegang dagunya.

"Nanti malam di kamarku jam tujuh."

Jalal tersenyum lalu menjawil dagu Jodha.

"Ok cantik. Tunggu aku nanti malam."

Jalal pergi dari hotel. Jodha hanya terbengong-bengong dengan tingkah Jalal.

"Kenapa bisa ada orang seperti dia. Aneh tapi nyata."

Ketiga anak kecil tadi tertawa. Jodha mengendikkan bahu lalu  masuk ke hotel untuk membersihkan dirinya.

*

Hari ini Jalal sedang bertemu dengan orang yang akan menanamkan saham di perusahaannya. Mulai pagi sampai sore, dia sibuk dengan pekerjaannya.

Sedangkan Jodha seharian sibuk berkeliling Sikkim. Menjelajahi kota itu dan mengabadikannya untuk dia tunjukkan pada anak-anak panti.

Kota sikkim benar-benar indah. Dia beruntung bisa berlibur ke tempat ini. Sebelum dia kembali ke rutinitas pekerjaan, dia akan menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang. Jodha berkeliling Sikkim menggunakan kendaraan tradisional.

TRUE LOVE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang