VII

2K 117 14
                                    


Jodha tidak menyangka kalau Jalal benar-benar menemui neneknya. Dia kira Jalal cuma bercanda.

Jalal memeluk neneknya. Begitu juga neneknya sangat senang sekali bertemu cucunya.

"Bagaimana kabarmu my sweety," tanya Jalal.

My sweety adalah panggilan kesayangan Jalal untuk neneknya.

"Kabar nenek baik. Kamu sendiri bagaimana?" neneknya melepas pelukannya dan membelai pipi Jalal.

"Kabarku juga baik."

"kabar ibu dan adikmu juga baik?"

"Iya. Mereka baik-baik saja dan kirim salam buat nenek. Mereka minta maaf karena tidak bisa ikut kesini."

"Tidak apa-apa. Mereka sehat saja, nenek sudah senang. Oh iya, kamu dengan siapa, Nak? Apa dia calon istrimu?"

Nenek melihat Jodha yang masih terdiam ditempatnya.

Jalal memanggil Jodha agar mendekat. Jodha menghampiri mereka berdua.

"Kenalkan ini Jodha, temanku. Dia bukan calon istriku."

"Saya Jodha, Nek." Jodha memperkenalkan diri.

"Aku Nenek Savitri. Kamu cantik sekali, Jodha."

Nenek Savitri melirik ke Jalal. Jodha hanya tersenyum. Mereka berdua disuruh masuk.

Mereka terlibat perbincangan yang santai dan akrab. Jodha cepat sekali akrab dengan nenek Savitri karena Jodha tidak mempunyai nenek. Jadi, dia sudah menganggap nenek Savitri seperti neneknya sendiri.

Sedangkan Jalal tanpa malu, bermanja-manja pada neneknya di depan Jodha. Jodha melihat sisi lain dari seorang Jalal. Ternyata pria itu menyayangi keluarganya.

Selama Jodha dan nenek Savitri berbincang, Jalal pamit ke dapur.

Setelah Jalal pergi, nenek Savitri menceritakan masa kecil Jalal. Jodha tertawa mendengar cerita masa kecil Jalal yang nakal.

"Sejak kematian ayahnya, Jalallah yang menjadi tulang punggung keluarga. dia bekerja keras membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup ibu dan juga adiknya hingga dia tidak pernah memikirkan kebahagiaannya."

Jodha masih mendengarkan dengan seksama cerita nenek Savitri.

"Yang paling nenek tidak suka dari Jalal adalah dia sering bergonta-ganti pasangan. Dia tidak bisa mencintai satu orang wanita saja. Yang nenek takutkan adalah bila dia sudah menemukan cinta sejatinya. Dia harus membayar semua yang telah dia lakukan pada gadis-gadis yang dipermainkannya."

Bulir airmata mengalir di pipi nenek Savitri. Jodha mengusapnya dan merebahkan kepalanya di pangkuan nenek Savitri. Nenek Savitri membelai rambut Jodha.

Jalal yang akan menaruh jasnya di ruang tamu, terkejut melihat Jodha yang sangat akrab dengan neneknya. Dia memandang mereka berdua. Jalal merasakan sesuatu di dadanya. Seperti ada getaran aneh, tapi dia tidak tahu apa itu.

Setelah menaruh jasnya di kursi, dia kembali ke dapur.
Jodha yang masih dipangkuan nenek Savitri melihat sebuah gelang kaki yang sangat bagus melingkar di kaki nenek Savitri.

TRUE LOVE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang