End

2.1K 72 18
                                    

Pernikahan mereka berjalan lancar. Meskipun dengan keadaan Jalal yang belum pulih sepenuhnya. Namun, karena kebahagiaan menyelimuti hatinya karena bisa mempersunting Jodha, membuatnya tak terlihat lelah.

Berbeda dengan Jodha. Dia bahagia, tapi juga khawatir dengan keadaan Jalal. Pria itu tak merasa lelah sama sekali.

Mungkin benar kata orang, suasana hati bisa membuat orang yang sakit bisa sembuh. Apalagi diiringi doa dari orang-orang yang disayang.

Malam hari acara resepsi diadakan di rumah Jalal. Pesta berlangsung sangat meriah. Ada tarian dan nyanyian yang mengiringi. Jalal tak segan-segan mengeluarkan banyak uang untuk pernikahannya dengan wanita yang dia cintai.

Banyak tamu yang datang baik dari pihak keluarga dan kolega Jalal. Anak-anak panti juga datang. Mereka bahagia melihat Jodha menikah.

Para tamu undangan mulai bersalaman bergantian dengan pengantin. Senyum bahagia tak pernah lepas dari wajah Jalal dan Jodha.

Surya datang bersama ibunya. Surya mengucapkan selamat ke Jalal.

"Selamat, Jalal. Semoga kalian berdua selalu bahagia. Jaga Jodha. Jangan pernah buat dia menangis." Surya memeluk Jalal.

"Tentu, Surya. Aku janji akan selalu menjaga dan mencintainya seumur hidupku."

Surya memberi selamat ke Jodha.

"Selamat Jodha. Akhirnya kamu menemukan cinta sejatimu."

"Terima kasih atas semuanya, Surya. Kamu sudah banyak membantuku." Jodha memeluk Surya sebagai teman.

"Itu sudah tugasku sebagai teman. Asalkan kamu selalu bahagia." Jodha melepaskan pelukannya.

"Bagaimana aku membalas budi baikmu?"

"Buatkan aku keponakan yang cantik dan tampan. Itu baru sepadan."

"Tenang saja, Surya. Aku pasti bisa melakukannya."

Jodha membelalakkan matanya. Surya dan Jalal tertawa.

Anak-anak panti tampil. Mereka menyumbang lagu. Jodha terharu dan senang dengan perhatian anak-anak panti padanya. Dia merasakan bahagia yang luar biasa hari ini.

Sang pengantin didaulat untuk berdansa. Dengan senang hati Jalal mengulurkan tangannya pada Jodha. Jodha menerima uluran tangan Jalal. Mereka mulai berdansa diiringi lagu romantis.


Tere Liye Hum Hain Jiyeh, Honthon Ko Siye
-Demi kamu, aku hidup dengan mulut terkunci
Tere Liye Hum Hain Jiye, Har Aansoo Piye
-Demi kamu, aku hidup dengan penuh derita

Dil Mein Magar, Jalte Rahe, Chaahat Ke Diye
-Tapi di dalam hatiku, cahaya cinta terus menyala
Tere Liye, Tere Liye
Demi kamu, demi kamu

Tere Liye Hum Hain Jiye, Har Aansoo Piye
-Aku hidup dengan air mata tertumpah
Tere Liyeh Hum Hain Jiye, Honthon Ko Siye
-Demi kamu, aku hidup dengan mulut terkunci

Dil Mein Magar Jalte Rahe, Chahat Ke Diye
-Tapi di dalam hatiku, cahaya cinta terus menyala
Tere Liye, Tere Liye
-Demi kamu, demi kamu

Zindagi Le Ke Aayehe Hai Beete Din Ki Kitaab (2x)
-Hidup membawa kisah yang telah lalu

Ghere Hain Ab Humein Yaadein Be-Hisab
-Kini kita dalam lingkaran kenangan tak terkira
Bin Poochhe Mile Mujhe Kitne Sare Jawab
-Tanpa bertanya, kuterima banyak jawaban

Chaha Tha Kya, Paya Hai Kya, Humne Dekhiye
-Lihatlah, apa yang kuinginkan kini telah kudapatkan

Dil Mein Magar, Jalte Rahe, Chaahat Ke Diye
-Tapi di dalam hatiku, cahaya cinta terus menyala
Tere Liye, Tere Liye
-Demi kamu, demi kamu

Kya Kahoon, Duniyaa Ne Kiya, Mujh Se Kaisa Bair (2x)
-Mau bilang apa lagi, dunia ini sungguh kejam kepadaku

Hukam Tha, Main Jiyun Lekin Tere Baghair
-Aku dipaksa hidup tanpa dirimu
Naadaan Hai Woh, Kahte Hain Jo Mere Liyeh Tum Ho Ghair
-Bodohnya mereka, yang bilang kau orang asing bagiku

Kitne Sitam, Humpe Sanam, Logon Ne Kiye
-Memangnya sebesar apa dosa kita, Cintaku

Dil Mein Magar, Jalte Rahe, Chahat Ke Diye
-Tapi di dalam hatiku, cahaya cinta terus menyala
Tere Liye, Tere Liye
-Demi kamu, demi kamu

Tere Liye Hum Hain Jiyeh, Honthon Ko Siye
-Demi kamu, aku hidup dengan mulut terkunci
Tere Liye Hum Hain Jiye, Har Aansoo Piye
-Demi kamu, aku hidup dengan penuh derita

Dil Mein Magar, Jalte Rahe, Chaahat Ke Diye
-Tapi di dalam hatiku, cahaya cinta terus menyala
Tere Liye, Tere Liye (3x)
-Demi kamu, demi kamu

💟💟💟

Malam hari, semua tamu telah pulang karena acara selesai. Jodha dan Jalal menuju ke kamar mereka setelah berpamitan pada ibu mereka.

Jodha duduk di ranjang dengan sebelah kakinya diangkat diatas pangkuannya. Dia memijit tumitnya yang sakit karena terlalu lama berdiri di acara resepsi tadi. Jalal keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang dada dan memakai celana piyamanya.

Jodha yang melihat Jalal seperti itu, menelan ludahnya dan terpana melihat tetesan air yang mengalir dari rambutnya yang basah.

"Terpesona?" goda Jalal sambil tersenyum dan menghampiri Jodha.

Jodha menunduk malu karena ketahuan mengagumi tubuh Jalal. Jalal duduk disamping Jodha lalu menarik kaki Jodha dan meletakkan di pangkuannya.

"Sakit?" tanya Jalal sambil memijat kaki Jodha.

Jodha mengangguk. Sebenarnya Jodha tidak ingin Jalal memijat kakinya, tapi Jalal bersikeras untuk memijat.

"Sudah Jalal. Kakiku sudah tidak sakit," ucap Jodha sambil memegang tangan Jalal.

Jalal berhenti memijat. "Apa benar tidak sakit?" Jalal tersenyum menyeringai.

Jodha mengangguk, tapi dia tersadar bahwa seringaian Jalal mengandung makna yang lain.

"Aku menginginkanmu."

"Tapi kamu belum pulih sepenuhnya."

"Justru aku akan cepat sembuh bila menyentuhmu. Aku tidak bisa menahannya lagi, sayang."

"Dasar mesum!"

"Dan pria mesum ini adalah suamimu."

Jodha tertawa. Jalal mulai membaringkan Jodha. Memulai ritual malam pertamanya. Malam yang indah untuk mereka berdua.

Jalal akan memberikan malam menakjubkan untuk Jodha. Yang tak akan bisa dilupakan sampai kapan pun.

Jalal menyentuh Jodha dengan lembut dan penuh cinta. Membawa istri tercintanya melayang. Memuja istrinya dengan kekaguman.



~ Cinta sejati akan menemukan jalannya. Dia tak akan lekang oleh waktu. Seperti cinta Jalal pada Jodha ~







••END••








TRUE LOVE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang