XXIV

2K 126 15
                                    

"Kenapa membelakangiku Jodha? kamu harus mulai menghitung." Jalal tersenyum lalu mulai menurunkan tubuhnya ke bawah.

"Kamu push up saja. Aku akan mengawasimu dari sini," ucap Jodha sambil melirik ke arah Jalal.

"Kamu harus melihatku, Jodha. Nanti kamu kira aku curang."  Jodha hanya tersenyum. Jalal mulai menghitung.

"1 ... 2 ... 3 ..."

Jodha masih membelakangi Jalal. Jalal punya ide untuk menjahili Jodha.

"Uuhhh .... aahhh ... uuhh... aahhh.." Jalal membuat suara desahan.

Jodha kaget lalu berbalik melihat Jalal.

"Jalal, apa yang kamu lakukan? kenapa bersuara seperti itu?" tanya Jodha panik.

"Kenapa? kamu lihat sendiri kalau aku sedang push up." Jalal menahan senyumnya.

"Tapi kenapa harus bersuara seperti itu. Nanti apa yang anak-anak pikirkan."

Jalal berhenti push up. Dia berlutut dengan napas ngos-ngosan.

"Apa yang akan mereka pikirkan? Aku tidak tahu. Salahmu sendiri tidak mau melihatku. Apa kamu terpesona melihat tubuhku?"

"Percaya diri sekali. Jangan banyak alasan. Cepat push up lagi." Perintah Jodha sambil berkacak pinggang.

"Baik, tuan putri." Jalal kembali push up, tapi sekali lagi dia menggoda Jodha.

"Uuufff ... aahhh ... uuuuhh ... aaahh."

"Jalal, hentikan!"

Jalal terkekeh melihat Jodha yang berteriak. Jodha mengambil kemeja dan jas Jalal yang ada di sofa lalu menyerahkannya ke Jalal.

"Ini pakai! kamu tidak usah push up. Membuat malu saja."

Jalal berdiri sambil tersenyum dan menerima bajunya.

"Aku tidak apa-apa seperti ini."

"Sudah, jangan banyak bicara. Dasar mesum!"

Jalal memakai kembali pakaiannya. Jodha menuju ke pintu dan membukanya.

"Sekarang kamu boleh pergi. Urusanmu sudah selesai, bukan? Aku masih sibuk."

Jalal yang sedang memakai jasnya langsung berhenti.

"Ya ampun, Jodha. Apa kamu tidak merindukanku? Kenapa mengusirku?"

"Otak mesummu itu yang membuatku malas. Please, Jalal. Jangan menggangguku. Aku benar-benar sibuk hari ini."

Jalal menghampiri Jodha dan memegang bahunya.

"Baiklah, aku akan pergi.
Nanti malam berdandanlah yang cantik. Aku akan menjemputmu."

"Mau kemana?"

"Ke rumahku. Ibu dan Bhaksi mengundangmu makan malam. Ibu sudah tahu semuanya dan dia ingin menyambut calon menantunya karena kegagalan peristiwa kemarin." Jalal menaik turunkan alisnya menggoda Jodha.

Mendengar kata calon menantu membuat Jodha tersipu lalu dia tersenyum. Jalal menangkup wajah Jodha lalu mencium keningnya.

"I love you."

"Love you too."

"Aku jemput jam 7 malam. See you." Jalal pergi dari hadapan Jodha dengan senyum mengembang.

Jodha bernafas lega. Masalahnya sudah teratasi. Dia bersyukur akhirnya dia bisa bersatu dengan Jalal.

៛៛៛

Jodha sedang bingung memilih pakaian untuk makan malam. Semua baju sudah dipakainya, tapi menurutnya masih belum ada yang cocok. Dia tidak mau terlihat memalukan di depan Hamida. Meena masuk ke kamar Jodha dan melihat ranjangnya yang penuh dengan baju-baju berserakan.

TRUE LOVE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang