XIX

1.5K 111 29
                                    


"Surya, berjanjilah kamu tidak akan memberitahukan hal ini pada Jalal." Mata Jodha berkaca-kaca.

"Tapi Jodha, dia akan salah paham dan pasti kecewa padamu."

"Aku tidak mempedulikan diriku. Yang penting adalah keselamatan anak-anak."

"Meskipun harus mengorbankan kebahagiaanmu?" tanya Surya tepat ke manik mata Jodha.

Jodha mengangguk sambil kepalanya tertunduk. Air mata mulai mengalir dipipinya.

Jodha mengusap air matanya lalu mendongak menatap Surya.

"Kamu mau berjanji?" Jodha meraih tangan Surya dan meletakkan diatas kepalanya.

Surya menghela nafas lalu tersenyum.

"Baiklah. Au berjanji."

"Tapi aku akan menyelidiki siapa orang yang mengancammu itu. Aku janji akan menyeret orang itu dihadapanmu, Jodha." janji Surya dalam hatinya.

¤¤¤

Setelah dinyatakan keadaannya membaik, Surya diperbolehkan pulang oleh dokter. Untuk sementara waktu, Surya harus menggunakan kursi roda. Jodha masih terus membantu Surya untuk proses penyembuhannya. Seminggu sekali, Surya harus cek up ke rumah sakit untuk mengecek kesehatannya.

Hari ini adalah jadwal Surya melakukan pemeriksaan di rumah sakit didampingi oleh Jodha. Sebenarnya Surya menolak karena tidak ingin merepotkannys, tapi Jodha bersikeras menemaninya. Surya hanya menurut saja.

Setelah beberapa jam melakukan pemeriksaan, mereka keluar dari rumah sakit. Surya sekarang sudah tidak menggunakan kursi roda lagi. Dia berjalan, tapi belum terlalu lancar dan harus dibantu. Jodha memapah Surya, tangan kiri Surya diletakkan diatas bahu Jodha. Tangan Kanan Jodha memegang pinggang Surya. Surya berjalan perlahan-lahan. Dalam posisi ini, mereka terlihat seperti berpelukan.

Tak Jauh dari mereka, Jalal beserta Abdul, asistennya juga keluar dari rumah sakit. Mereka baru saja mengunjungi relasi Jalal yang mengalami kecelakaan.

"Pak, tiga puluh menit lagi ada meeting di Grand Royal. Jika jalanan tidak macet, kita bisa sampai dalam dua puluh menit," ucap Abdul.

"Hm."

Hanya itu jawaban dari Jalal karena dia sedang sibuk dengan Iphonenya.

Mereka berdua sedang menuju ke tempat parkir. Saat Jalal mengalihkan pandangannya dari Iphone miliknya, tanpa sengaja dia melihat pemandangan yang luar biasa mengagetkannya. Jalal melihat Jodha setelah seminggu tidak ada kabar darinya. Kabar tentang mengapa Jodha tidak datang. Dan kini begitu bertemu, Jalal malah melihat Jodha dan tunangannya berpelukan di rumah sakit.

"Bukankah itu Jodha? Kenapa mereka? Oh, jadi ini alasan dia tidak datang? Karena bersama tunangannya."

Mata Jalal memerah karena marah. Tangannya mengepal kuat. Ternyata dugaannya selama ini benar. Jodha tidak bisa berpisah dengan tunangannya.

"Brengsek!" umpat Jalal.

Jodha agak kesusahan dengan tangan sebelah kirinya karena sedang membawa tas.

Bruk...

Tasnya terjatuh. Ketika Jodha akan mengambil tasnya dengan sedikit membungkuk, ada seseorang yang membantu mengambilnya dan menyerahkannya ke Jodha.

Jodha menerima tasnya tanpa melihat siapa orang yang membantunya.

"Terima kasih."

"Sama-sama," jawab pria itu.

Jodha seperti mengenal suara ini. Suara ini seperti ...
Jodha mendongak dan betapa terkejutnya dia, pria itu adalah Jalal. Jodha membelakakkan matanya. Dia terpaku ditempatnya. Jalal menunjukkan wajah datarnya. Mereka berdua terdiam. Waktu seakan berhenti saat itu juga. Jodha melihat Jalal penuh kerinduan. Sedangkan mata Jalal penuh kebencian dan kemarahan.

TRUE LOVE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang