Jodha menoleh ke arah orang yang memanggilnya. Orang itu adalah Surya, tunangannya. Surya adalah seorang lelaki tampan, kulit sawo matang dan tubuhnya tinggi. Dia menghampiri Jodha lalu memeluknya.Mendapat pelukan seperti itu, Jodha kaget tapi tidak membalas pelukannya. Jalal yang melihat dari jauh pemandangan tersebut, hatinya terasa teriris dan ingin mencoba menjauhkan Surya dari Jodha-nya.
Ada seorang wanita yang memanggilnya dengan mesra lalu memeluknya.
"Jalal. Imiss you," ucap wanita itu.
Jalal melepaskan pelukan wanita itu dan tersenyum tipis padanya.
"Ada apa, Jalal. Apa kau tidak merindukanku?"
"Iya benazir. Ayo kita pulang. Aku lelah karena perjalanan ini," jawab Jalal sambil matanya masih melihat Jodha.
Jodha melepaskan pelukan Surya dan tersenyum padanya.
"Aku merindukanmu Jodha. Padahal kamu hanya seminggu di sana," ucap Surya dengan bersemangat.
Jodha hanya tersenyum. Surya membawakan koper milik Jodha dan tangan satunya menggandeng tangannya. Mereka berjalan menuju pintu keluar.
Sedangkan tangan Jalal digandeng mesra oleh Benazir. Seakan menunjukkan kalau Jalal adalah miliknya.
Jalal dan Jodha berpapasan di pintu keluar. Mereka saling memandang untuk terakhir kali sebelum bertemu 6 bulan kedepan. Ada perasaan yang menyesakkan dada ketika mereka harus berpisah dan akan saling merindukan satu sama lain.
~~~
Hamida dan Bhaksi menyambut kedatangan Jalal dengan gembira. Jalal turun dari mobil dan Benazir masih menggandeng lengannya.
Jalal melepaskan tangan Benazir dan memberi salam pada ibunya.
"Selamat datang anakku."
Hamida mencium kening Jalal lalu memeluknya.
Setelah kepada Hamida, Jalal menghampiri Baksi dan memeluknya.
"Kamu menjaga ibu dengan baik kan?"
"Tentu saja, Kak."
"Ayo masuk. Kakakmu baru tiba. Pasti lelah."
Hamida mengajak Benazir masuk. Sebenarnya Bhaksi tidak suka dengan Benazir. Dia berharap semoga kakaknya tidak jadi menikah dengan wanita genit itu.
Jalal minta izin untuk mandi dan membersihkan dirinya. Sedangkan Benazir menunggu di ruang tamu.
Setelah mandi, Jalal keluar dari kamar menuju ke ruang tamu. Semuanya berkumpul disana untuk menunggu Jalal.
"Sebaiknya kita makan siang dulu ya. Makanan sudah disiapkan."
Mereka berempat makan siang bersama. Benazir duduk di sebelah Jalal. Dia tidak ingin jauh dari Jalal meskipun ada Hamida di depannya.
Selama makan, mereka berbicara beberapa hal.
"Bagaimana kabar nenek?" tanya Hamida.
"Baik, Bu. Nenek sehat dan kirim salam buat kalian."
Benazir menyela pembicaraan Jalal dan Ibunya.
"Papa memajukan pertunanganku dengan Jalal 2 hari lagi. Jadi, aku disuruh Papa menyampaikan hal ini pada Mama Hamida dan juga Jalal," ucap Benazir dengan sumringah.
Jalal tersedak. Hamida dan Bhaksi terkejut.
"Jalal, kamu tidak apa-apa?Ini minum dulu." Hamida memberikan minum ke Jalal.
Jalal minum dengan perlahan lalu memandang tajam Benazir.
"Kenapa terburu-buru? bukankah seharusnya dua minggu lagi," jawab Jalal dengan kesal.
"Aku yang ingin pertunangan kita dipercepat, sayang. Aku tidak mau lagi jauh dari kamu dan direbut wanita lain."
Bhaksi memutar bola mata nya karena kesal. Jalal tidak nafsu makan setelah Benazir bicara tentang pertunangannya.
"Tapi dua hari terlalu cepat. Kami juga belum ada persiapan," ucap Hamida dengan lembut.
"Tenang saja, Ma. Papa sudah menyiapkan semuanya. Mama hanya tahu beres."
Hamida dan Bhaksi hanya diam. Jalal menghela nafas panjang. Sebentar lagi dia akan mengakhiri ini semua.
Setelah Benazir pulang, malam harinya, Jalal mendiskusikan hal penting pada ibu dan adiknya. Mereka berkumpul di ruang keluarga.
"Ibu, dalam pesta pertunangan nanti, aku akan mengambil keputusan besar dan aku harap ibu mau mendukungku." Jalal berkata dengan penuh harap agar ibunya mau mendukungnya.
"Keputusan apa?"
"Di pesta itu, aku akan memutuskan hubunganku dengan Benazir."
"Apa?" Hamida terkejut, tapi Bhaksi justru terlihat senang.
"Aku tidak bisa menikah dengan Benazir. Aku tidak mencintainya dan hubungan kami memang atas dasar penyatuan bisnis."
"Tapi kalau kamu memutuskan hubungan dengan keluarga Benazir, bagaimana dengan perusahaan kita?" Hamida menjadi gelisah.
Jalal bangun dari duduknya lalu bersimpuh di depan kaki ibunya dan menggenggam tangannya.
"Aku tahu, Bu. Hal ini akan bermasalah dengan perusahaan kita karena ayah Benazir pemegang saham terbesar di perusahaan."
"Tolong beri aku kesempatan untuk membangun perusahaan kita kembali dan aku akan memulainya dari awal. Aku akan mencari investor yang mau menanamkan sahamnya. Aku hanya butuh dukungan dan restu dari ibu dan juga Bhaksi. Beri aku waktu 6 bulan untuk mewujudkannya."
Hamida melihat sinar keyakinan di mata anaknya yang selama ini belum pernah dia lihat sebelumnya. Hamida mengelus rambut Jalal.
"Sebenarnya ibu juga tidak setuju kau menikah dengan Benazir. Ibu tidak suka dengan sifatnya yang terlalu manja. Ibu setuju karena ayahnya orang yang berkuasa, tapi bila kamu yakin dan mantap dengan keputusanmu. Ibu pasti merestuimu."
"Terima kasih." Jalal mengecup punggung tangan ibunya.
"Iya, Kak. Kami akan selalu mendukungmu bila itu demi kebahagianmu. Lagipula aku juga tidak mau punya kakak ipar seperti dia. Aku bisa darah tinggi setiap hari menghadapi kelakuannya," ucap Bhaksi dengan gayanya yang lucu.
Jalal tertawa sambil menyentuh kepala adiknya itu dengan sayang.
Akhirnya beban di pundaknya terasa lebih ringan setelah mengungkapkan semuanya. Untuk saat ini, Jalal belum memberitahukan tentang Jodha pada Ibu dan juga adiknya. Nanti bila saatnya tiba, dia akan memberitahukannya.
~~~
Pesta pertunangan diadakan di hotel berbintang lima. Ayah Benazir yaitu Pratap Singhania adalah seorang menteri di pemerintahan. Dia juga mempunyai beberapa saham di perusahaan bonafit di India. Kekuasaannya sangat luas. Sehingga bila ada orang yang bermasalah dengannya, maka akan dipastikan hidup orang tersebut akan menderita.
Semua relasi dan orang penting di pemerintahan datang ke acara ini. Pratap juga mengundang wartawan untuk meliput acara ini dan dibuatkan acara livenya.
Benazir mengenakan dress panjang seksi dengan belahan samping di sekitar paha sampai mata kaki. Bagian atas dress itu memperlihatkan dadanya. Semua mata tertuju padanya.
Di sebelahnya ada Jalal yang sangat tampan menggunakan setelan jas berwarna putih. Para undangan mengelu-elukan pasangan ini.
Keluarga Jalal juga hadir disana. Hamida dan juga Bhaksi serta beberapa keluarga dekat. Sebelum acara tukar cincin dimulai. Mereka berdua didaulat untuk sesi wawancara terlebih dahulu.
Pembawa acara mulai membuka acaranya.
"Selamat malam pemirsa. Saat ini kita berada di acara pesta pertunangan tuan Jalal dan Nona Benazir Singhania. Sebelum acara tukar cincin dimulai, saya akan mewawancarai terlebih dahulu pasangan ini."
Keadaan ini menjadi tegang bagi Jalal karena ini saatnya dia memberanikan diri untuk berkata jujur dan itu semua demi satu orang yaitu Jodha.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE LOVE (End)
FanfictionJALALUDDIN ASHWANI, sang Cassanova penakluk wanita. Tidak ada wanita yang tak tertarik dengan wajah rupawan dan kekayaan yang dia miliki. Dia gemar berpetualang cinta dengan mengencani mereka. Setelah puas, dia akan mencampakkan mereka dan mencari y...