Darkness

259 27 0
                                    

Iqbaal's POV

"Bal, aku minta nomer kamu dong" katanya.
"Maaf ya itu privasi"jawabku.
"Iiiqqbaaal" katanya dengan manja. Dia memegang pipi ku. Oke ini cukup. Aku ingin pergi, tapi aku harus membuat alasan.

"Aduh tiba tiba ada panggilan alam, aku ke belakang" kataku ber acting, sebagai artis papan atas acting ku tak perlu di ragukan. Aku langsung naik ke atas dan mengunci diri ke kamar, aku takut jika ada salah satu dari mereka nekat masuk.

Nama Kamu POV

"BTW, ini udah malem loh, kalian nanti pulangnya gimana nanti?" Tanyaku ramah.

"aku mah deket, pulangnya gampang";"aku juga".

"Aku mau di anter Iqbaal dong"kata salah satu dari mereka.

"Tapi Iqbaalnya masih di belakang" jawabku.

"Oke fix biar aku tunggu sampe selese" jawabnya ngotot.

"Kamu beneran mau nunggu Iqbaal?" Tanyaku.

"Iya" jawabnya sambil melipat tangan.

"Siapa namamu?" Tanyaku sebagai basa basi.

"Arum" jawabnya singkat.

"Mending duduk dulu deh, mungkin Iqbaalnya masih lama" saranku. Ia pun duduk di sebelahku.

Satu menit,dua menit,tiga puluh menit.
"Kok Iqbaal lama banget yah,apa dia ketiduran di toilet"celotehku.

Arum langsung beranjak pergi menuju ke atas. Aku mengikutinya dari belakang.

Dor!Dor!Dor!

Arum menggendor nggedor pintu kamar Iqbaal.

"Aku mau tidur *nk*"jawab Iqbaal dari dalam.

"Aku bukan *nk*, buka sekarang juga!" Teriaknya.

Iqbaal keluar dari kamar, btw aku di bawah tangga.
Iqbaal di tarik paksa arum keluar, aku menatapnya bingung. Dia bener - bener cewe nekad. Aku hanya mengikuti mereka sampai depan pintu. Aku melambaikan tangan "ati - ati di jalan yah, udah malem" pesanku.

Aku masuk dan mengunci pintu, aku ke dapur untuk mencari makanan.

"Woy buka!" Tiba - tiba aku mendengar teriakan dari depan pintu depan.

Aku segera menuju kesana dan membuka pintu.

"Kok cepet amat bal?"tanyaku.

"Males amat gue yg nganter dia, jadi gue telfonin taksi aja, dan gue yang bayarin,kamvret emang" jawabnya panjang lebar. "Laper" lanjutnya lagi.

"Aku mau buat mie, kamu tunggu ya" kataku lalu kembali di dapur. Dia menunggu di depan tv.

Aku menyalakan kompor, dan menaruh wajan yg sudah terisi air di atasnya, tinggal tunggu mendidih.

"Kok lama" Iqbaal ternyata sedang duduk di kursi belakangku.

"Sejak kapan kamu di situ?"tanyaku heran.

"Baru"jawabnya singkat.

"Tunggu ya sabar, ini kan harus di rebus dulu" kataku.

Mie nya matang, kita makan bersama. Suasana nya hening, ya seperti biasa.

Setelah makan, aku masuk kamar. ku tarik selimut. Mencari posisi tidur yang nyaman, dan mata ku mulai tertutup.

"Bundaaaaaa"

"Suara apaan tuh, eh gelap, apa mati lampu" aku meraba - raba meja di sebelah tempat tidurku.

"Nah ini kayanya hp" aku menyalakan hp ku, dan cahaya dari layarnya lumayan bisa menerangkan jalan.

Modern FairytaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang