little drama (4)

245 20 3
                                    

Oi! Merapat merapat yang gabut, yang baru pulang sekolah, yang capek. Baca lanjutan Little Drama from Modern Fairytale.
.
Happy Reading
.
.
.
.
Aku dan Iqbaal sudah kembali ke rumah sakit hari ini untuk menjalankan pemeriksaan. Sedangkan, Jacob akan mengabari hari ini juga katanya. Semoga bukti yang ini bisa membuatku yang tadinya tersangka menjadi tidak bersalah. Dalam hati aku yakin 1000% bahwa semua kebenaran berpihak padaku. Semoga saja hari ini tidak ada kecurangan lain yang memfitnah lebih kejam daripada ini.

"Sekarang bu dokternya udah ada kan mba?" tanyaku sejurus pada wanita muda yang kemaren aku temui.

"Iya kok mba" aku mengelus dada ku lega.

"Nomer pendaftaran 4, ibu nk, silahkan masuk ke ruangan dokter" mendengar panggilan itu aku pun langsung mengiyakan.

"Ayo ikut, Bal" aku menariknya masuk ke ruangan dokter.

"Jadi, kalian suami istri, dan hebatnya ini Iqbaal artis kan, berita pernikahan kalian santer waktu itu" kata Dr. Karla, kami hanya mengangguk. "Saya tidak mengerti kenapa, ibu atau mba nk ingin melakukan tes keperawanan" kata ibu dokter yang menjurus pada pertanyaan.

"Em, anu.." tidak mungkin jika aku menceritakannya kan.

"Ah iya saya mengerti, baiklah ayo mba nk ikut saya, mas Iqbaal tolong tunggu disini sebentar" perintah sang dokter. Prosesnya hanya sebentar saja dan aku pun kembali duduk di sebelah Iqbaal.

"Setelah saya periksa, mba nk ini masih perawan"

"Alhamdulillah" ucap kami berbarengan. Dr. Karla menatap kami bingung. Kami pun pulang ke rumah dengan hati yang lega.

"Bunda udah dateng ternyata" sambutku ramah pada Ibunda Iqbaal.

"Iya dong, Bunda juga pengen tahu hasilnya" balas Bunda yang juga ramah, aku bersyukur bunda tidak memiliki pemikiran negatif sedikitpun padaku.

"Jadi, hasilnya.." ucapku sengaja di perlambat

"Aku perawan" ucapku girang pada bunda. Aku bahkan sampai melompat ingin menyentuh langit langit rumah.

"Alhamdulillah. Akhirnya masalah ini selesai. Dari awal bunda percaya itu cuma fitnah" syukur puji Tuhan, aku sangat bersyukur kepada Tuhan.

Drrt.. Drrt.. Drrt.. Hp ku bergetar. Segera ku ambil, dan benar pesan dari Jacob masuk.

Holla gaes.
Foto ini sudah ku teliti, dari sepengetahuanku foto ini sepenuhnya manipulasi. Jadi tidak perlu khawatir :).

Sekarang aku bisa bernapas dengan benar - benar lega. Semua pernyataan itu sungguh hanya fitnah keji yang ingin menghancurkan rumah tanggaku. Aku tidak mengerti dulu Shawn sangat baik, lalu kenapa sekarang ia berubah?

"Bal, mau bagaimanapun dilihat dari manapun, kamu yang bersalah disini. Kamu itu tidak memperlakukan nk selayaknya istri. Rumah ini sangat luas Iqbaal, kasian jika dia mengurusnya sendiri. Kalo kamu keberatan membayar gaji ART biar Bunda yang bayar" cerocos Bunda tiba - tiba menghakimi anaknya.

Iqbaal meraih kedua tanganku dan mengusapnya lembut. Kedua sorot matanya menatapku sendu. Raut wajahnya dipenuhi gambaran penyesalan, "maaf" katanya kemudian menarikku lembut dan membawa tanganku melingkar pada pinggangnya. Ia memelukku, "maaf" katanya sekali lagi tepat di sebelah telingaku. "Ah" aku hanya mendesah, jujur masih ada rasa mengganjal di dalam hatiku, tapi mau bagaimanapun aku harus memaafkannya jika ingin rumah tangga ini tetap utuh. "Aku berjanji, akan membahagiakanmu" bisiknya lagi, entah kenapa aku terharu mendengarnya hingga mataku berkaca kaca.

"Terimakasih" balasku setelah ia melepaskan pelukannya. Aku tersenyum lebar hingga menunjukan deretan gigi. Masih belum puas, ia menarikku kembali ke pelukannya. "Aku.." katanya mengantung, "membencimu" aku terkekeh karena ia mengucapkan kata - kata 'benci' dengan sangat halus seperti pernyataan 'cinta'. "Aku lebih membencimu, Bal" balasku sembari memperat pelukanku padanya.

"Ekhem!" deheman bunda yang keras dibuat buat menyadarkan bahwa kami tidak hanya berdua disini. Iqbaal dan aku pun menyudahi acara pelukannya dan menghadap bunda dengan kikuk secara bersamaan.

"Anu" aku mencoba mencari topik tapi malah menjadi aneh.

"Bunda pulang saja, disini hanya jadi obat nyamuk" katanya sambil melangkah pergi keluar.

"Anu, Bal" aku menoleh pada Iqbaal

"Biarin aja" Iqbaal juga malah pergi meninggalkanku dan sekarang aku berdiri diam sendiri mematung.
.
.
Yahooooo!! Akhirnya kita sudah berada di part akhir little drama.
Gimana? Suka atau engga?

BTW gengs,
Part selanjutnya bakal nyeritain HONEYMOON mereka loh.
Kepo kan pasti?
Makanya ikutin terus cerita Modern Fairytale
Jangan lupa buat vote,comment, and add to your reading list :)

Oh ya Maaf nih, late update. Kek nya aku sering banget minta maaf ya. Yaudah aku JANJI (Insyaallah) bakal UP tanggal 17 Agustus. Yey!!! Untuk merayakan kemerdekaan gitu loh.

Modern FairytaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang