Disneyland part 2

312 36 0
                                    

Iqbaal POV

"Ih kamu ngapain sih narik - narik aku? Apa hak kamu buat pegang aku? Lagian kamu siapa? Eww banget" kata cewe cerwet itu.

Aku malas menjawab pertanyaanya walaupun mungkin aku bisa menjawabnya.

Aku menariknya bukan karena aku haters Justin Bieber. Namun, aku bener - bener ga suka di cuekin kaya tadi.

Lagian, kita ke Disneyland itukan mau main - main. Bukan liat orang pacaran.

"Udah ah sanah pergi. Rabies aku deket - deket kamu mulu". Kata *nk* pedas.

Njir banget ni cewe, dia kira gue apaan. Anjing?. Emang ada anjing seganteng dan sepinter gue hah? Lo pikir gimana?. Omonganya itu loh, cewe terpelajar atau bukan. Berpendidikan kah cewe satu ini? Atau mungkin terlalu pintar menyebut gue virus rabies.

"Rabies?" Tanya gue datar
"Ya! Sanah pergi" dia mendorongku. Namun, aku menarik tanganya membuatnya dia dekat denganku. Dia terdiam. Aku hanya menatap matanya beberapa detik, dan meyakinkan hatiku sendiri.

Aku rasa perkataanya begitu menyakitkan hatiku, karena selama ini semua orang memujiku. Dan tak pernah aku bertemu wanita jalang seperti ini.

'Cup'
Aku menciumnya.
"Coba dulu, baru ngomong macem gitu. Tolol!" Aku melepaskanya dan entah kenapa emosi ini belum mereda.

Aku membelakangi *nk*, aku tak peduli dengan apa yang tadi aku perbuat padanya.

"Eh tapi tunggu dulu, yang tadi aku lakukan ngapain? Masaloh. Kesambet setan apa lo bal? Kalo gitu lo sama kaya binatang jalang"kata ku dalam hati.

Aku berbalik menghadap *nk*. Aku melihatnya duduk terlemas dan mungkin menangis, karena aku mendengar isakanya.

Aku menghampirinya dari belakang. Aku ingin memeluknya. Tapi, aku tak bisa melakukanya karena aku binatang.

"Maafkan aku" kataku lirih di sebelah telinganya.

Dia masih menangis, dan tak menjawab pertanyaanku. Aku mulai khawatir.

*Nama Kamu* POV

Dag!
Jantungku langsung berhenti saat iqbaal menciumku.
Apa yang dia lakukan? Dia ingin membuktikan bahwa dia bukan pembawa virus rabies.

Iqbaal bodoh! Itu hanya candaan semata. Dia anggap serius.

Tapi entah kenapa air mata ini mengalir dari pelupuk mataku dengan lancar. Aku merasa sedih, atas apa yang Iqbaal lakukan tadi. Mungkin dia sudah pergi meninggalkan aku sendiri. Oh oke baiklah! Aku menangis disini sendirian. Kejam kau Iqbaal!

"Maafkan aku" aku mendengar suaranya lirih di sebelah telingaku.

Baguslah dia masih disini. Tapi aku tak mau menjawab nya. Karena suaraku selalu parau saat aku menangis.

Aku tau dia tetap di belakangku. Aku berbalik badan dan memeluknya erat. Aku hanya tak ingin sendirian.

"Maafkan aku"dia mengulang kata - kata itu.

Aku tau suaraku sangat parau jika aku berbicara ditengah isakan tangis. Namun, aku benar - benar ingin mengatakan sesuatu padanya.

"Jangan tinggalkan aku"kataku di tengah isakan tangis.

Dia berbalik memeluku. Dan aku merasa nyaman akan hal ini.

Iqbaal membelai rambutku dan mengusap punggungku. Namun, dia tetap diam.

Setelah merasa sedikit tertata, aku melepaskan pelukanku.

Iqbaal mengajaku duduk di bangku yang ada disana. Dia mengambil saputangan dari kantung bajunya. Dan menyapukan ke pipiku yang basah.

Modern FairytaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang