14. The Truth

7.8K 473 5
                                    

Suasana aneh masih dirasakan oleh Mikha ketika mereka sudah kembali ke rumah mereka sendiri. Ara masih terlihat memendam beban yang sangat berat. Mikha sering mendapati Ara melamun sendirian dan tidak fokus dengan apa yang sedang terjadi di hadapannya. Ara juga menjadi lebih pendiam. Berkali-kali Mikha mencoba untuk berbicara dengan Ara, namun laki-laki itu memilih untuk menghindar.

Kadang Mikha berpikir, apakah pondasi rumah tangga mereka sudah kokoh? Seorang suami akan membicarakan apapun masalahnya kepada istrinya, bukan? Seorang suami tidak akan menyimpan masalahnya sendiri. Sebagai pasangan suami istri harusnya mereka bisa terbuka satu sama lain. Selama ini Mikha merasa, hanya dirinyalah yang terbuka terhadap Ara. Mikha bisa dengan nyaman menceritakan keluh kesahnya kepada Ara. tetapi bagaimana dengan Ara? saat ini, Ara seakan membangun sebuah benteng penghalang bagi Mikha agar Mikha tidak dapat masuk ke dalam dunianya.

Tetapi meskipun Ara semakin tertutup, ia tidak pernah mengurangi rasa protektifnya terhadap Mikha. Ara selalu menjadi suami siaga yang bisa diandalkan. Ia akan memenuhi semua kebutuhan Mikha saat kehamilannya. Ia tidak akan meninggalkan Mikha jika Mikha ingin ia berada di sisinya. Ara bahkan melarang Mikha untuk keluar rumah jika tidak sedang bersamanya.

Saat Ara keluar rumah dan meninggalkan Mikha sendirian, maka Ara akan mengunci pintu agar Mikha tidak keluar. Ini yang kadang membuat Mikha merasa sebagai tawanan. Entah mengapa Ara terlalu protektif padanya. Ara seakan takut jika Mikha pergi sendirian ke luar rumah maka Mikha tidak akan kembali. Membayangkan itu membuat Mikha tersenyum kecut. Terkadang ia merasa sangat jenuh berada di dalam rumah sendirian ketika Ara bekerja.

Seperti pagi ini saat Ara baru saja keluar, Mikha merasa ingin sekali menginjakkan kaki di jalanan depan rumah. Ia terkadang ingin jalan-jalan sendiri untuk menikmati pemandangan dan keramaian Jakarta. Ia ingin ke taman tempat dimana dulu mereka pertama kali bertemu. Ia ingin bernostalgia ke jalan-jalan yang pernah ia lewati kala ia masih ada dalam kegelapan. Tapi bagaimana jika Ara mengurungnya seperti ini?

Mikha menghela nafas dan mencoba berjalan-jalan di sekitar rumah untuk meregangkan otot-ototnya. Ia justru lebih banyak bergerak ketiga ia hamil untuk melancarkan peredaran darahnya. Saat melewati sebuah laci, matanya tiba-tiba tertuju pada suatu benda. Benda kecil yang mungkin bisa membawanya keluar dari rasa jenuh.

Mikha tersenyum dalam hati. Entah mungkin Tuhan sedang mendengar doanya sehingga Ara lupa membawa kunci cadangan pintu depan. Mikha melihat jam tangannya, ini masih pagi dan masih banyak waktu untuk pergi jalan-jalan. Ia akan kembali sebelum Ara pulang. Dengan girang, Mikha segera keluar dari rumah.

Saat berjalan disekitar kompleks perumahannya, Mikha merasakan ada seseorang yang mengikutinya. Mikha sedikit merasa khawatir. Tetapi perumahan ini adalah tempat yang cukup aman karena penjagaan yang cukup ketat, tidak mungkin jika ada orang jahat yang bisa masuk kesini. Mikha menoleh ke belakang, dan benar saja ia melihat ada seseorang sedang mengikutinya.

Jauh sekali dari bayangannya, orang yang mengikutinya adalah perempuan yang sangat cantik, wajahnya seperti ada campuran Jepang. Tidak mungkin jika perempuan itu adalah penjahat. Dan seperti mengetahui kebingungan Mikha, perempuan itu mendekati Mikha dan tersenyum sambil mengulurkan tangannya.

"Maaf aku terlihat seperti penguntit. Hmm.. aku Naoki," ujar perempuan itu sedikit ramah. Ya hanya sedikit, karena bagi Mikha keramahannya seperti di buat-buat.

Mikha dapat melihat kemarahan dan kesinisan dari mata perempuan bernama Naoki itu. Dengan ragu-ragu Mikha membalas uluran tangannya. Tangan perempuan itu begitu dingin membuat Mikha sedikit merinding. Tetapi Mikha tetap membalas uluran tangannya.

"Saya, Mikha. Apa anda ada perlu dengan saya?"

Naoki tersenyum, lagi-lagi hanya senyum keterpaksaan yang sangat terlihat di mata Mikha. "Tidak usah terlalu formal denganku. Ya, aku ada sedikit urusan denganmu yang harus aku selesaikan. Bisakah kita keluar sebentar? Maksudku, tidak enak jika kita berbicara disini."

Autumn's AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang