26. Let Him Go...

8.7K 499 20
                                    


Happy reading ^^

------------------------------------------

"Hai Reka..."

Suara yang sangat dirindukan oleh Reka! Rasanya seperti sudah lama sekali Reka tidak mendengar suara Ara. Mendengar suaranya saja, walaupun hanya dua kata mampu membuat dada Reka dipenuhi oleh sesak. Terlebih saat ia melihat wajah Ara dalam video itu. Wajah Ara yang sembab. Reka yakin, sebelum membuat video ini, Ara menangis.

"Aku sengaja membuat video ini untuk menyampaikan sesuatu padamu. Sesuatu yang mungkin saat ini menjadi sebuah tanda tanya besar di dalam pikiranmu. Aku yakin, aku tidak akan pernah mengubah keputusanku. Dan aku tahu, bahwa saat kamu melihat video ini, itu berarti aku sudah tidak ada."

Reka segera menekan tombol pause. Ia menggigit bibirnya saat melihat wajah yang sangat menyedihkan. Tangan Reka tanpa sadar menggenggam tangan Mikha. Berharap dengan begitu ia memiliki kekuatan untuk kembali melanjutkan video itu.

Play!

"Reka, aku bukanlah kakak yang baik untukmu. Banyak sekali penderitaan yang harus kamu terima hanya gara-gara aku. Mungkin akulah perebut kebahagiaanmu. Aku bisa mendapatkan segala yang aku inginkan. Aku bisa melakukan apa saja dan mengatur orang lain agar sesuai dengan apa yang aku mau, termasuk kamu. Aku hidup dengan begitu bebas dan itu harus dibayar dengan kebebasanmu. Aku tahu, hidupmu layaknya robot dan di sekitarmu selalu dikelilingi oleh jeruji besi tak kasat mata. Ya, aku jahat, Reka. Aku lah yang membuatmu menjadi seperti itu."

Tidak! Aku tidak pernah merasa bahwa kamu adalah perebut kebahagiaanku, Kak! Teriak Reka dalam hatinya.

"Apalagi, saat kecelakaan itu terjadi. Aku sudah menghancurkan semuanya hanya demi keegoisanku! Aku sudah membunuh Ibu, aku sudah membuat Ayah lebih membenciku lagi, dan aku sudah membuatmu kehilangan akan banyak hal."

Jeda.

Ara tidak dapat menahan cairan hangat yang mulai keluar di sudut matanya.

"Pertama, aku telah merampas mimpimu. Kedua, aku telah merampas kebebasanmu. Dan ketiga, aku telah merampas cinta pertamamu."

Mikha mengerutkan dahi saat mendengar Ara menyebut cinta pertama Reka. Entah mengapa jantungnya tiba-tiba berdegup dengan cepat, seolah ia akan mendapat satu kenyataan yang... mampu memporak porandakan hatinya.

"Aku tahu, setiap kamu lelah dengan segala rutinitas di rumah, kamu akan pergi ke taman dan bertemu dengan seorang gadis yang tidak bisa melihat. Aku sering mengikutimu dan bersembunyi di balik pohon. Melihat bagaimana kamu sangat bahagia saat bertemu dengannya. Seolah kamu menjadi dirimu sendiri dan bukan Reka yang biasanya terlihat di rumah."

Jeda kembali.

"Karena kecelakaan itu, kamu sempat melupakan banyak hal, termasuk gadis itu. Saat itu aku sengaja tidak pernah memberi tahu kepadamu. Entah mengapa, ada kepuasan saat melihatmu begitu terungkung dengan pekerjaanmu. Melihatmu begitu patuh dengan Ayah. Melihat Ayah begitu menyayangimu. Aku tidak akan pernah bisa merusak itu semua. Karena jika kamu mengingat gadis itu, aku yakin kamu akan segera berubah menjadi pembangkang. Dan aku tidak mau hidupmu ikut hancur di tangan Ayah seperti aku."

Mikha menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Ya Tuhan, apakah suaminya ini adalah lelaki yang sama dengan pangeran kecilnya? Lelaki yang dulu sempat meninggalkan luka yang menganga lebar di hatinya? Dan apa tadi Ara bilang? Kecelakaan? Kecelakaan yang membuat Re melupakannya?!

Sementara Reka hanya diam tanpa ekspresi. Tetapi genangan cairan hangat sudah memenuhi matanya dan hampir tumpah. Genggaman Reka pada tangan Mikha juga menguat.

Autumn's AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang