23. Regret

7.4K 490 8
                                    


Rumah besar ini begitu menakutkan. Dulu, mungkin tak semenakutkan ini. Tetapi entah mengapa Oscar merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Sejak ia mendapati Reka tidak berada di rumah sakit, ia sangat yakin bahwa Reka kembali ke rumah ini. Rumah yang mungkin bagaikan neraka. Di gerbangnya saja, sudah berdiri beberapa pengawal yang hampir mirip malaikat pencabut nyawa.

Dengan memantapkan tekadnya, Oscar mencoba masuk ke dalam. Ia harus bertemu dengan Reka. Ia harus meberitahu kabar baik bahwa ia sudah berhasil menemukan keberadaan Mikha melalui detektif yang ia sewa. Mungkin dengan mendengar kabar ini akan membawa harapan bagi Reka untuk bisa kembali bersama istrinya. Tapi sedetik kemudian, ia meremas tangannya. Mungkin menemukan Mikha adalah kabar baik bagi Reka, namun ia juga memiliki kabar buruk yang harus ia sampaikan pada sahabatnya itu.

Oscar berdiri di depan dua orang pengawal yang selalu bersiap di depan pintu. Tubuhnya sedikit gemetar. Ia bagai dihadapkan pada eksekusi mati.

"Aku ingin mencari Reka. Dia berada di rumah ini, kan?" Oscar langsung menyampaikan tujuannya.

"Maaf Tuan, Tuan Reka tidak ingin ditemui oleh siapa-siapa," jawab pengawal itu tegas.

Oscar mengangguk. Tapi ia tidak bodoh dan tidak lantas percaya. Pasti ada yang disembunyikan. Ia yakin, Reka tidak mungkin tidak mau menemuinya. Dan ia yakin, Reka tidak akan betah tinggal lama di rumah neraka ini. Oscar segera memutar otaknya. Bagaimanapun ia tetap harus masuk! Masuk diam-diam juga akan sangat beresiko, bisa-bisa ia keluar hanya tinggal nama. Lalu dengan cara apa?

Oscar berbalik, berniat untuk pergi sambil diam-diam memikirkan cara bagaimana ia bisa menemui Reka.

"Aaaaaarrrrggghhhh!!!"

Tubuh Oscar menegang seketika saat ia mendengar suara teriakan Reka. Peduli setan! Jika memang ia harus mati menghadapi pengawal-pengawal ini. Oscar melangkahkan kaki dengan cepat, dan mencoba untuk melewati pengawal-pengawal itu.

"Maaf Tuan, anda tidak bisa masuk begitu saja!"

"Kalian dengan ia sedang berteriak kesakitan?! Kalian DENGAR?!! Apa kalian dibayar untuk membiarkan Tuan kalian sendiri menderita seperti itu, hah?! Bentak Oscar dengan keberanian yang tiba-tiba muncul begitu saja.

Dua Pengawal itu tetap bergeming. Tidak bisa menjawab pertanyaan Oscar dan tetap menahan tangan Oscar.

Kemudian dengan gerakan yang sangat cepat, Oscar menarik tangan salah satu pengawal dan membantingnya ke tanah hingga tubuh itu terseungkur begitu saja. Ia sangat bersyukur bahwa ia pernah mengikuti bela diri dulu. Tetapi masalah besar kembali muncul. Kini kedua tangannya dikunci oleh pengawal yang satunya lagi. Oscar sedikit tidak berkutik. Tapi ide muncul begitu saja. Dengan segala tenaga yang ia miliki ia memukul kejantanan pengawal itu dengan lututnya. Pengawal itu mengaduh kesakitan dan melepaskan cekalan tangannya. Oscar segera mengambil kesempatan untuk lari ke dalam.

Pintu rumah terbuka begitu saja. Sepi, tidak ada siapa-siapa. Dengan segera, Oscar menuju ke kamar Reka. Ia membuka pintu yang tertutup itu. Dan beruntung, Reka tidak menguncinya. Saat ia masuk ke dalam...

"REKAAA!!!" Ia segera membopong tubuh itu keluar. Dengan gerakan yang sangat cepat. Jika ia terlambat sedikit saja, Reka tidak akan memiliki waktu... bertahan hidup.

Oscar berlari. Berlari, tanpa peduli bahwa langkahnya sedikit terseok. Dua pengawal itu sedikit terkejut saat melihat Oscar yang menggendong tubuh lemas Reka.

"Jangan diam saja, brengsek!!! Bantu aku!!! Tuan kalian sekarat!!!" Teriak Oscar. Dua pengawal itu kemudian membantu Oscar untuk membawa tubuh Reka ke dalam mobil milik Oscar.

Autumn's AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang