Hai..hai.. maaf agak lama untuk update story ini.. author masih fokus sama cerita pertama author yang udah hampir ending (maaf promosi hihihi) baca juga ya cerita author lainnya judulnya Orpheus Fairy Tale,, makasih semua..
Readers jangan pelit voment ya.. author menerima kritik yang membangun. maklum author masih newbie. makasih ya readers yang udah mau baca dan vote.. Love you all.. :*
***
Gadis itu memilin-milin rambutnya dengan raut muka yang kelihatan kesal. Bukan kelihatan lagi, tapi ia memang sedang kesal. Hawa sejuk pagi ini sama sekali tidak menyurutkan kekesalannya. Ia terus saja memilin rambut panjangnya sambil terkadang mengentakkan kaki bersepatu boot-nya ke tanah. Sesekali ia melirik jam tangannya untuk menghitung sudah berapa lama ia menunggu disini.
"Maaf aku terlambat," seseorang yang ditunggunya kini sudah berada di depannya.
"Empat puluh tujuh menit tiga puluh delapan detik! Kamu bisa membuatku mati berdiri disini!" sentaknya.
"Aku sudah meminta maaf padamu. Kamu tidak perlu memilin rambutmu dan mengentakkan kakimu lagi," ujar laki-laki di depannya dengan sorot mata kelelahan.
"Berikan aku satu alasan!" perintah gadis itu dengan nada memaksa.
"Aku ketinggalan kereta! Lagipula aku heran denganmu, pesawat bisa langsung mengantarmu ke Jakarta, kenapa kamu harus ke Bandung dulu?" Ujar laki-laki itu sambil memijit-mijit keningnya. Ia sungguh heran dengan jalan pikiran gadis di depannya ini. Demi Tuhan, disini bukan Jepang yang jarak Jakarta dan Bandung bisa ditempuh dalam waktu 15 menit perjalanan dengan menggunakan Shinkansen!
"Lama tidak berada di Jakarta, aku kangen sekali dengan Bandung jadi aku memutuskan berhenti disini saja. Hhmm... soal keterlambatanmu, kamu dimaafkan, Reka. Ngomong-ngomong, lama tidak bertemu, ya?" kekesalan di wajah gadis itu sedikit memudar, ia juga berhenti memilin rambut dan mengentakkan kakinya.
"Ya, lama sekali. Bagaimana keadaanmu, Naoki?" Tanya Reka berusaha tersenyum.
"Saat ini aku sedang jet lag!"
Reka terus mengamati gadis di depannya ini. Naoki masih tetap sama seperti Naoki yang dulu. Sangat kekanak-kanakan dan selalu ingin menang sendiri di usia mereka yang sebaya. Jika dilihat dari segi penampilan jelas berbeda. Naoki yang sekarang kelihatan lebih cantik dan dewasa. Kulitnya sawo matang dan wajahnya khas orang Asia Tenggara. Rambutnya hitam lurus ala model iklan shampoo. Memang Naoki Edogawa adalah keturunan Jepang-Indonesia. Ibunya orang Indonesia sedangkan ayahnya orang Jepang. Ia sendiri sejak kecil tinggal di Jepang dan hanya sesekali mengunjungi keluarga di Indonesia. Memang banyak keluarganya yang tinggal disana. Di Jepang ia hanya tinggal dengan Kakek Neneknya. Ayahnya sendiri lebih sering berada di Indonesia.
"Kamu lapar?" tanya Reka memecah keheningan.
"Terakhir aku makan saat aku masih berada di Tokyo."
"Aku akan membawamu ke kedai shushi di dekat sini," Reka memutuskan.
"Reka!!! Aku muak dengan makanan itu. Hampir setiap hari di Jepang aku selalu memakan makanan itu dan sekarang kamu mau mengajakku makan itu lagi? Aku kangen masakan Indonesia!!" Naoki memanyunkan bibirnya. Reka yang melihat itu segera terkekeh geli.
Akhirnya Reka memutuskan untuk membawa Naoki ke salah satu restaurant yang memiliki berbagai menu ala barat atau pun masakan khas Indonesia. Ketika menunggu pesanan, mereka melepas kerinduan dengan membicarakan banyak hal.
"Perjalananmu pasti menyenangkan?" Reka memulai lagi pembicaraan mereka.
"Ya, Jepang sangat menarik. Ara pasti senang berada disana. Banyak tempat-tempat indah yang bisa diabadikan dalam bidikan kameranya," jawab Naoki. Raut wajahnya sedikit berubah ketika ia membicarakan tentang Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Autumn's Amour
RomansNO COPAS/REMAKE TANPA IJIN AUTHOR!!! BELUM REVISI EYD... ---------------------------- "Bukan keinginanku untuk terlahir buta. Namun aku sungguh beruntung karena memiliki suami yang begitu mencintaiku dengan segala kekurangan fisik yang aku miliki. D...