8. I'm Afraid

8.6K 497 1
                                    


Naoki memandang rumah mewah dengan gerbang yang sangat tinggi di depannya. Ia sama sekali belum pernah menginjakkan kaki di rumah ini. Dan ini pertama kalinya ia mengetahui alamat rumah ini. Padahal rumah ini adalah rumah mantan tunangannya. Ah, mengingat itu membuat dada Naoki sedikit sesak. Sejak berpacaran dengan Ara, tidak pernah sama sekali ia dikenalkan dengan orangtua Ara. Ara pernah mengatakan bahwa ia sudah putus hubungan dengan ayahnya. Tapi tetap saja Naoki saat itu sedikit marah karena bagaimanapun juga ia tetap harus mengenal orangtua Ara.

Langkah Naoki sedikit bergetar ketika akan memasuki rumah itu. Deretan pengawal sudah berbaris di depan pintu gerbang. Tidak heran jika rumah seorang konglomerat memiliki banyak pengawal, batin Naoki. Dengan tekad yang bulat akhirnya Naoki mendekati gerbang itu. Ia sudah disambut oleh salah satu pengawal yang mengenakan jas serba hitam.

"Maaf, Nona, anda mencari siapa?" tanya pengawal itu memastikan.

"Aku mencari Ara. Aku adalah tunangannya," jawab Naoki dengan penuh percaya diri. Ia memang harus bertemu dengan Ara. Ia perlu meluruskan kesalahpahaman yang terjadi di antara mereka. Ia perlu menjelaskan alasannya lari dari pernikahan mereka.

"Maaf, Nona, Tuan Muda Ara tidak pernah kembali lagi ke rumah ini. Jadi silahkan anda pergi," usir pengawal itu dengan tegas.

Harga diri Naoki sedikit terluka. Bisa-bisanya seorang pengawal itu pengusir seorang Naoki Edogawa!

"Kalau begitu aku ingin bertemu dengan Reka. Dia pasti ada di rumah. Dan kalian tidak ada alasan untuk mengusirku!" sentak Naoki dengan nada angkuh.

"Tuan Muda Reka juga sudah tidak pulang beberapa hari. Silahkan tinggalkan pesan saja, nanti akan disampaikan.."

"Kalian pikir aku sedang bicara dengan mesin penerima telepon, hah?!" belum sempat pengawal itu menyelesaikan perkataannya Naoki sudah memotong dengan nada kemarahan yang amat kental.

"Maaf, Nona. Tapi kami tidak boleh menerima sembarang orang masuk ke rumah ini."

"Baik kalau begitu aku akan pergi. Cukup beritahu padaku, dimana Reka berada saat ini?!" Naoki masih berusaha untuk bersabar jika ia masih ingin tujuannya tercapai. Ia tidak boleh gegabah. Ara dan Reka saat ini gesit sekali. Jika gegabah mencari mereka, justru ia tidak akan pernah menemukan mereka.

"Kami tidak tau, Nona. Tapi kabarnya Tuan Muda akan kembali seminggu lagi. Jadi kalau memang anda ada keperluan yang sangat mendesak silahkan kembali seminggu lagi."

Naoki mengentak-entakkan kaki beralaskan high heels nya di tanah. Ia benar-benar tidak bisa bersabar lagi. menghadapi pengawal-pengawal ini tidak semudah yang ia bayangkan. Bagaimana ini? Bisa saja saat ini Ara atau Reka justru sedang bersantai di dalam rumah mewah itu sambil menikmati cokelat panas dan melihat drama di depan gerbang mereka antara dirinya dan pengawal melalui kamera pengintai sambil tertawa penuh kemenangan. Arrrgghhh!!! Naoki menggeleng keras. Menghalau pikiran aneh yang tiba-tiba masuk ke dalam otaknya. Tapi ia juga bukan anak kecil yang dengan gampangnya dibohongi. Tidak menutup kemungkinan rumah sebesar ini menyimpan kamera pengintai dimana-mana.

Akhirnya hari ini Naoki menyerah. Mungkin belum saatnya. Tapi ketika saatnya tiba nanti, ketika ia berhasil menemui salah satu di antara mereka. Ia tidak akan pernah berhenti untuk mencapai apa yang ia inginkan. Tujuannya hanya satu, kembali pada Ara! Dengan wajah memerah menahan emosi akhirnya Naoki berbalik dan menjauhi rumah itu. Dan dalam otaknya ia sudah merancang banyak cara agar bisa menemui dua bersaudara itu.

***

Sejak pagi tadi, Mikha merasakan ada yang sangat aneh dengan Ara. Tidak, tidak, bahkan sejak kemarin Ara sudah sangat aneh. Ia seperti bukan Ara. Ia seperti orang asing bagi Mikha. Ara tidak pernah mendiamkannya saat mereka baru bangun tidur. Ara selalu mencumbunya saat ia menghembuskan nafas pertamanya di pagi hari. Tetapi saat ini Ara begitu dingin dan kaku. Saat Mikha bangun, Ara sudah tidak ada disampingnya. Ia justru mendengar suara kran air dari dalam kamar mandi. Hal itu menandakan bahwa Ara langsung mandi saat ia terbangun. Tidak biasa, biasanya Ara akan membangunkannya. Dan mereka akan... berendam bersama di dalam bathup. Mengingat itu membuat wajah Mikha memanas. Tapia pa salahnya berpikir seperti itu, toh mereka sudah menikah dan itu adalah hal yang sangat wajar terjadi antara suami dan istri.

Autumn's AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang