"Apa kabar?" Tanya Calvin sinis dengan tatapan menghujam tajam lawan bicara dihadapannya. Tak ada keramahan sama sekali dalam nada bicaranya, seolah itu hanya formalitas semata.
"Lebih baik dari sebelumnya" jawab lawan bicaranya santai yang tak lain adalah seorang wanita.
Calvin menatap remeh pada sekelilingnya, terutama pada si wanita yang bersikap santai dihadapannya, padahal jika wanita lain yang mengalaminya, tak akan ada yang sesantainya.
"Masih ada yang ingin kau bicarakan?!" Tanya si wanita mulai tak sabar karena gerah ditatap seperti itu terus oleh pria dihadapannya.
"Menurutmu?!" Tanya Calvin balik.
"Kusimpulkan tak ada lagi yang ingin kau bicarakan" si wanita berdiri, lalu saat akan membalikkan badannya tiba-tiba Calvin berucap, membuat ia mengurungkan langkahnya.
"Apa sebenarnya motifmu melakukan ini semua?!"
"Motif?!" Si wanita langsung membalikkan badannya, menatap penuh amarah pada pria dihadapannya.
"Apa sebegitu rendahnya diriku sampai aku mendekam dalam jeruji besi pun kau bilang aku mempunyai motif?! Persetan dengan semua prasangkamu padaku bajingan!" Ucap si wanita berapi-api, dirinya tak menyangka jika pria itu akan berpikir sepicik itu. Tidakkah dia melihat jika dirinya benar-benar telah berubah.
"Pasti selalu ada motif dibalik semua yang kau lakukan nona Rebecca Tanur Deacon?! Katakanlah kali ini apa rencanamu!?" Calvin berbicara dengan dingin tanpa perasaan.
Tanpa membalas perkataan apapun si wanita yang ternyata adalah Rebecca dengan tatapan yang mampu membekukan siapapun berjalan dengan anggun menuju Calvin-mantan kekasihnya, lalu tanpa ragu.
PLAKK. Rebecca menamparnya.
"Asal kau tahu tuan Calvin Adamtara yang terhormat motifku mendekam didalam jeruji besi ini adalah untuk memperbaiki diri bukan untuk menyusun rencana seperti yang dipikirka oleh otak picikmu itu!" Rebecca meninggalkan Calvin yang berdiri mematung dengan memegang sudut bibirnya yang berdarah.
Rebecca berlalu meninggalkan Calvin dengan menahan sekuat tenaga air mata yang siap mengalir membasahi pipinya, ia memegang dadanya yang sesak akan kekecewaan, amarah dan sakit hati.
......................................................
Hai hai aku datang dengan cerita baru. Ini adalah sequel dari Misconception, aku sarankan untuk membacanya dulu agar mengerti jalan cerita selanjutnya. Semoga kalian suka. Bye.
Terimakasih
Rull(iam)
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast
RomanceItu sebutanku untuk diriku sendiri "eccedentesiast" dimana seseorang menyembunyikan kesakitannya dibalik senyuman. -Rebecca Tanur Deacon- Dulu ia adalah orang yang jahat, hatinya dipenuhi dendam yang tak berkesudahan. Tapi seiring berjalannya waktu...