9-Kata maaf yang menyakitkan

6.6K 616 41
                                    


Pranggg.Prangg.Pranggg.

Bunyi pecahan kaca begitu menggema di tempat tersebut, serpihan kaca berserakan di mana-mana. Bukan karena telah terjadi perampokan atau semacamnya, karena tidak ada satu barangpun yang hilang, tapi ini terjadi karena pertengkaran sepasang kekasih yang salah satunya sedang melampiaskan kekecewaan dan kemarahannya.

Sang wanita menangis meraung-raung saat tak ada kelegaan dihatinya sedikitpun walau ia sudah meghancurkan hampir seluruh perabotan rumahnya.

"Maaf"

"HAH?! MAAF KAU BILANG?!" pekik sang wanita.

"BUKAN KATA MAAF YANG INGIN KUDENGAR DARI MULUTMU, BRENGSEK!!!" Lanjutnya berteriak disertai melayangnya Vas bunga kristal ke dinding.

Prangg.

Si pria menatap nanar pemandangan dihadapannya, dimana kekasihnya membanting seluruh barang yang ada disekitarnya dengan air mata yang mengalir deras dari matanya, dan itu semua karenanya. Karena ia yang telah menggoreskan luka yang begitu dalam dihati wanita itu.

Si pria berjalan dengan hati-hati ke arah wanita tersebut, takut jika menginjak serpihan kaca yang bisa melukai kakinya.

"Mengapa kau melakukan ini padaku?" Tanya wanita itu lirih saat tak ada tenaga lagi untuk berteriak.

"Maaf" ujar si pria tak kalah lirih penuh penyesalan.

"Apa salahku padamu?" Wanita itu mengepalkan tangannya dengan erat menahan tubuhnya agar tak meluruh kelantai.

"Maaf"

"Apa artinya aku untukmu?"

"Maaf" si pria meringis saat kakinya tidak sengaja menginjak serpihan kaca.

"DIAM JANGAN MENDEKAT!!"

"Apa hanya itu yang bisa kau katakan, Tuan Calvin?" Kini tubuh Rebecca sudah meluruh dilantai dengan beberapa serpihan kaca yang melukai kakinya, tapi ia tak peduli karena luka dikakinya tak sesakit luka dihatinya.

"Kau wanita special bagiku" ucap Calvin tulus karena memang itu benar adanya.

"Hahaha" tawa kesedihan Rebecca begitu mengiris hati pria itu.
"Sayangnya rasa sayangmu yang begitu besar padaku tak bisa menahanmu untuk berada disisku, kau tahu kenapa?! KARENA KAU TAK PERNAH MENCINTAIKU WALAU AKU ADALAH KEKASIHMU!!"

Sebelum Calvin membalas perkataan Rebecca, suara dering handphone mengintrupsinya.
"Hallo"

".........."
"Aku akan segera kesana"

Calvin menatap Rebecca yang sedang menatapnya dengan pandangan sayu sarat akan kesedihan, kekecewaan dan amarah.

"Maaf "
"Rebecca" setelah mengucapkan dua kata itu Calvin langsung pergi meninggalkan Rebecca yang menangis meraung-raung sambil memukul-mukul dadanya yang sesak.

Blam. Terdengar dentuman pintu tertutup. Menandakan pria itu benar-benar pergi meninggalkannya. Rebecca menutup mata berharap pria itu akan datang kembali lagi padanya dan mengatakan bahwa ia sadar mencintainya dan tak akan meninggalkannya. Dalam hati ia menghitung, berusaha meyakinkan dirinya bahwa pria yang sangat dicintainya akan kembali.

1..2..3..4..5..6..7..8..9..10..

Mungkin ia terlalu cepat menghitung. Dengan tempo lambat Rebecca kembali menghitung, ia sudah seperti orang gila yang melakukan itu selama satu jam lamanya bahkan hitungan 1 sampai 10 keseratusnya pun tak kunjung membuat Calvin kembali. Dengan tangan penuh luka karena terkena pecahan kaca, ia merogoh benda pipih yang berada dalam kantong celana jeans belakangnya. Sebuah benda yang awalnya akan ia jidakan surprise untuk kekasihnya itu, tapi sepertinya tak akan terlaksana karena dirinyalah yang lebih dulu disuguhi bom oleh pria itu.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang