Part 6-Pick up

4.7K 334 4
                                    

Hari ini aku bangun pagi, amat sangat pagi. Aku berniat kabur secepet mungkin dari rumah. Tau kenapa? Ya alasannya si cuma gara-gara sms mau dijemput yang semalem itu.

Sebenarnya si untung ya kalo punya tukang ojek pribadi yang bisa ngantar jemput sekolah gitu, soalnya kan Papa lagi di luar kota, terus Mama harus nganterin Brian ke sekolahnya, Gea belum pulang–karena biasanya Gea yang bakal jadi supir pribadi–jadi ya aku sementara ini harus pulang pergi naik busway.

Dan berhubung gue bukan orang yang suka bikin gosip dan sensasi atau semacamnya jadi ya cara amannya adalah berangkat dengan naik busway.

Aku melilitkan jam tangan coklat ku ke pergelangan tangan kiri, kulirik jarum jam masih menunjukkan pukul 05.55.

Ampun deh, pagi banget.

Aku menuruni tangga. Suara dari dapur menyambut pendengaranku.

"Pagi, Ma."

Mama memperhatikanku dari atas sampai bawah, alisnya terangkat sebelah. Lalu kepalanya memutar mencari lokasi jam dinding bertengger.

"Jam kamar kamu mati Kay?" Mama menatap ku keheranan.

"Engga kok Ma, udah jam 6 kan? Tuh." Aku menunjuk jam dengan menaikkan daguku.

"Ya tapi ini masih pagi banget Kay, mau ngapain di sekolah? Bukain gerbang? Mama sekolahin kamu buat belajar bukan buat bantu-bantu bukain pintu kelas." Mama terus nyerocos sambil memotong sayuran.

"Yakali Maa, udah ah Kay mau berangkat. Keburu siang nih. Bye, Ma." Aku mencium pipi Mama lalu melesat meninggalkan dapur.

"Hati-hati Kay." Aku mendengar teriakan Mama dari dapur.

Kemudian aku membalas dengan teriakan juga, "Iya Maaa." Biar impas.

Begitu aku membuka pintu, udara dingin menyapa permukaan kulit ku. Dingin. Aku merentangkan tangan, memejamkan mata,dan menarik nafas pelan lalu menghembuskannya melalui mulut.

Selamat pagi dunia. Selamat pagi, Dav.

Setelah puas membalas sapaan angin yang mengelus pipiku lembut, aku membuka mata dan melangkah keluar rumah.

"LO! " Aku memekik tertahan begitu mendapati Keynan yang lagi nangkring diatas motornya.

"Hai." Keynan melambaikan tangannya. Lalu nyengir.

"Ngapain sepagi ini lo ada di depan rumah gue?" Aku masih berdiri ditempatku. Males deket-deket cowo antagonis. Sapa tau otaknya psyco, kan bahaya.

"Oh gue? Nyari angin aja."

"Yaelah, angin mah ada dimana-mana Key, gak cuma di depan rumah gue doang kali." Nih orang kayanya masih tidur deh, makanya ngigo.

"Abisnya angin dirumah lo kenceng si." Keynan turun dari ninja merahnya. Lalu berdiri di depanku

Aku mengerutkan kening. "Apa sih? Gak ngerti deh."

"Iya lah Kay, angin di rumah lo kenceng, buktinya lo aja mau kabur sepagi ini. Sini gue pegangin." Tanpa aba-aba Keynan mencekal pergelangan tanganku. Detik itu juga mataku mendelik.

"Apa sih Key? Gue mau berangkat sekolah." Aku berusaha melepaskan pegangan Keynan, tapi yang ada cekalan tangannya malah makin kuat.

"Bareng gue." Ya ampun masih pagi udah mulai aja sifat pemaksanya.

"Gausah narik-narik bisa gak? Hobi banget sih."

"Gausah ngomel-ngomel mulu bisa gak? Hobi banget sih."

Key for KayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang