Asap terlihat mengepul dari segelas hot chocholate yang baru dipesan oleh Kay.
Sekarang, Kay sedang duduk menyender pada jendela kaca di sudut kafe Red Black. Kursi panjangnya hanya ia duduki sendiri, begitupun kursi di depannya, kosong.
Harusnya Keynan sudah datang sejak 15 menit yang lalu. Tapi, nyatanya Kay masih duduk sendiri.
Kakinya bergerak gelisah. Sesekali matanya akan berputar memandang pintu kafe, berharap Key akan muncul dengan senyum manisnya. Ah, Kay selalu merindukan senyum itu.
Kay meminum hot chocholate-nya dalam diam. Tangannya yang bebas menggulir layar ponsel mencari playlist lagu yang tepat. Setelah menemukan lagu yang menurutnya cocok, Kay memasangkan earphone yang sudah tersambung di ponsel ke telinganya.
Kay, mencoba menikmati acara menunggu Key-nya dengan asik.
When I look into your eyes
It's whatching the night sky
Or a beautiful sunrise
There's so much they hold
Kay ingat saat dia sama sekali tidak tertarik dengan acara perkenalan Key. Saat Key tiba-tiba duduk di sampingnya. Saat Key menggenggam tangannya untuk menyanyi di depan kelas. Saat Key sering menarik tangannya untuk ikut pulang. Dan, saat Key mengikutinya ke perpus hingga menunggunya kembali ke kelas.
And just like them old star
I see that you've come so far
To be right where you are
How old is your soul?
Kay ingat saat Key sering menatapnya dengan pandangan menenangkan. Ada disaat dia butuh sandaran. Berusaha untuk membuat hidupnya yang monoton, menjadi lebih berwarna. Terlebih, membantunya untuk bangkit dari ingatan tentang Dava.
I won't give up on us
Even if the sky get rough
I'm giving you are my love
I'm still looking up
Kay ingat saat dia bersedia menjadi rumah bagi Key. Menjadi tempat kemana untuk Key pulang. Dan mereka sepakat untuk berjalan dalam aral yang sama.
And when you're needing your space
To do some navigating
I'll be here patienly waiting
To see you what you find
Semua kejadian yang mengingatkan perjalanan Kay bersama Key harus berakhir begitu tangan seseorang menutup matanya.
"Awwww... Siapa, sih?! Iseng deh..." rutuk Kay sambil berusaha melepas tangan yang iseng menutup matanya.
Tapi, usaha Kay tidak memberikan pengaruh apapun.
"Udah dong lepasin, mata gue sakit..." rintih Kay, sedikit berbohong.
"Sakittttt...."
Dengan cepat tangan itu terlepas dari mata Kay.
"MANA YANG SAKIT?!" teriak Key melompat ke hadapan Kay, lalu meniup mata Kay. Dia terlihat sangat khawatir.
Jarak mereka sangat dekat. Bahkan, Kay sampai menahan nafas.
"Iseng sihh.." Kata Kay cemberut setelah Key sedikit memundur.
Keynan nyengir lebar, "Maaf ya," lalu tangannya terulur untuk mengacak rambut Kay.
KAMU SEDANG MEMBACA
Key for Kay
Ficção AdolescenteKaynna. Cewe dingin, cuek, cerdas, namun tak tersentuh. Bahkan tak banyak yang menganggapnya ada. Bagaikan burung merpati yang baru belajar untuk terbang dunia memintanya untuk melakukan segala sesuatu seorang diri. Ditinggalkan oleh orang di masa l...