Part 9-Kesialan atau Nasib

3.8K 319 2
                                    

Aku melangkah di koridor sekolah bersama Gea. Kita terbiasa melakukan hal-hal bersama. Aku berjalan sambil menatap sepatu ku. Entah kenapa aku merasa kalo sepatu ku lebih menarik daripada pemandangan lingkungan sekolah.

Aku melirik ke arah Gea, dia sibuk menanggapi sapaan atau hanya sekedar senyuman yang ditunjukkan kepadanya.

Gea memang cantik, baik, pintar. Dia mudah bergaul, semua orang menyayanginya. Bahkan dia memiliki begitu banyak teman.

Ah, tapi aku tidak pernah iri padanya, bahkan aku sangat bangga memiliki teman seperti Gea, pasalnya meskipun punya banyak teman–siapapun tanpa terkecuali pasti mau berteman dengan dia–tapi Gea tetep jadi teman terbaikku. Tidak pernah membiarkan ku sendiri.

"Pagi Kay." Sapa Keynan. Begitu aku melewati pintu kelas tadi, Keynan ada disana. Dia sedang bersandar pada kusen pintu.

Aku hanya melihatnya sekilas, lalu berlalu menuju tempat duduk.

"Lo duduk sama gue ya." Keynan menarik tanganku. Aku menghembuskan nafas kasar.

"Liat kan, Gea udah balik. Mana bisa gue duduk sama lo lagi." Aku berjalan kearah tempat duduk di pojok belakang, Gea mengikutiku.

"Ge, duduk disini gapapa kan?" Aku bertanya begitu aku sampai di tempat duduk yang biasa ditempati Rocki. Anak setan. Dia itu kerjaannya bolos dan berantem.

Gea mengangguk. Lalu kami duduk.

"Tadi itu yang namanya Keynan?" Tanya Gea.

Aku mengangguk.

"Cakep ya?"

"Lo mau? Ambil aja." Kataku cuek.

"Lo kata dia mie lidi, main ambil aja."

Aku diam saja tidak menyahut.

"Kalian duduk depan aja, biar gue yang duduk sini." Suara berat itu membuatku dan Gea dengan refleks mendongak.

"Gapapa kok, kita duduk disini aja." Kataku sambil melengos.

"Gue serius." Kata Keynan

"Gue juga serius." Aku menatap Keynan lagi.

"Oke oke, Keynan lo mau duduk disini?" Tanya Gea, berusaha menengahi. Karena mungkin Gea sadar ada hawa permusuhan diantara aku dan Key–Key si biasa aja cuman akunya yang gak bersahabat–mungkin Gea sadar sama mood ku yang langsung turun begitu ketemu Keynan. Aku dan Keynan mungkin sudah sepakat berteman, tapi semenjak dia suka menarik-narik tanganku aku jadi sangat sebal.

Keynan mengangguk.

"Dan lo juga mau duduk disini kan?" Tanya Gea padaku.

Aku mengangguk.

"Kalo gitu kalian duduk berdua aja disini." Kata Gea menatap kearah ku dan Keynan bergantian.

Mataku melotot, "Gak mau!"

"Gapapa lah Kay, nanti gue duduk sama Caca. Caca kan duduk sama Roni, biar nanti Roni duduk sama Rocki kalo dia berangkat. Gimana?" Tanya Gea memberi penawaran.

Belum ada yang menjawab diantara kami, Gea sudah bangkit dan duduk bersama Caca.

Aku menghela nafas panjang.

"Kenapa? Gak suka duduk sama gue?" Tanya Keynan sambil memiringkan kepalanya.

"Gak!" Jawabku cuek.

"Galak amat, PMS ya?"

"Tau ah, diem aja deh lo." Aku mengambil headset dan ponsel dari saku ku, lalu menyumpal telingaku dengan headset putih yang sudah tersambung dengan ponsel.

Key for KayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang