Part 31-Menyapa Langit dengan Kertas Mimpi

4.4K 223 48
                                    

Kaynna duduk di bibir pantai. Pesawat yang tadi dia naiki bersama Keynan dan lainnya membawa mereka terbang jauh dari keramaian kota.

Wajahnya menunduk memperhatikan kakinya yang tanpa alas kaki. Juga membiarkan rambutnya berantakan tersapu angin.

"Udah dong ngambeknya." rutuk Key. Merasa bosan karena hanya dianggurkan oleh Kaynna.

Mereka berenam––Kay, Key, Gea, Dafin, Felsa dan Ray––ingin menghabiskan akhir pekan di sebuah pantai yang ada di Bali. Mereka memilih Pantai Pandawa.

Keynan dan lainnya sudah sampai beberapa jam yang lalu dengan memilih penerbangan paling malam. Dan sekarang sudah pukul 01.15.

Gea, Felsa, Dafin dan Ray sudah ada di hotel. Tapi, Kay yang masih marah memilih lari ke pantai. Dan sebagai calon masa depan yang baik, Key mengikuti kemana gadisnya pergi.

Kay mendongak setelah diam beberapa saat. "Sabodo." lalu bangkit dan berjalan menyusuri pantai.

Senyum jahil terukir di bibir Keynan. Dengan tanpa aba-aba dia membopong tubuh Key. Dan memanggulnya di bahu seperti memanggul beras, kemudian menyusuri pantai.

"KAY KAY KAY, I LOVE YOU!" teriak Keynan tanpa tahu malu, masih dengan membopong Kaynna.

'Dasar gak tau malu. Untung masih dini hari.' Batin Kaynna.

Kaynna tetap diam, karena meski Kay meronta, toh Keynan tetap akan mengacuhkannya dan membiarkan posisi mereka bertahan untuk waktu yang cukup lama.

Dan sekarang, Kaynna sangat senang berada sedekat ini dengan Key. Walaupun posisi ini memalukan.

"Nah gitu diem, bawel mulu daritadi, kan jadi makin gemes guenya, kalo ngomong lagi gue cium."

Kay memukul-mukul bahu Key, sambil tersenyum dalam hati. "Turunin, Key!"

"Baru aja disuruh diem. Gue turunin, tapi abis itu cium ya? Di bib––"

"Key...." ucap Kay tertahan.

Setelah beberapa saat selepas itu, Key menurunkan Kay di tepi pantai. Menyambut angin yang kian kasar menerpa dengan memeluk tubuh Kay erat.

"Cape, ya." kata Key sambil mengatur nafasnya dalam pelukan Kay.

Kay mendongak untuk mencari wajah Key, "Siapa suruh, hm?" katanya sambil menaik-turunkan alis. Lalu menjulurkan lidahnya.

Key terkekeh, lalu menarik hidung Kay, "Gemesin banget si, lo."

Bibir Kaynna mengerucut. Lalu tanpa sadar Keynan memajukan wajahnya mendekati wajah Kay. Kening mereka sekarang berhimpit, deru nafasnya terdengar menyatu. Keynan memiringkan kepalanya sedikit, lalu bibirnya mulai mendekati bibir Kay.

"Aw! Dingin!" teriak Kay tiba-tiba.

Keynan menarik kepalanya lalu menghela nafas sebal karena aksinya harus dia urungkan. "Kenapa?"

Kay cemberut. "Ombaknya kena kaki gue."

Keynan melarikan jemarinya untuk mengacak rambutnya. "Huh. Padahal hampir."

"Maaf," kata Kay akhirnya.

Keynan meneliti wajah Kay, "You don't have to say it. For what?" kata Key lalu mengusap kepala Kay.

"Aku minta maaf karena udah ngambek, sayang. Bukan karena ciuman lo yang gagal."

Key terperangah sejenak. Karena sangat jarang sekali Kay memanggil dia sayang. "Gotcha! Kayanya gue mesti sering-sering bikin lo ngerasa salah, dan it's okay. Ayo sekarang kita jauh-jauh dari air terus ganti ciuman gue yang gagal tadi."

Key for KayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang