Part 23-Disappear

3.1K 220 9
                                    

Aku menopang daguku dengan kedua tangan. Hari ini sungguh amat sangat menyebalkan. Kabur ke taman adalah salah satu pilihan paling baik, menurutku.

Bayangkan saja! Guru gak masuk si positif bikin bahagia, tapi TUGAS yang seabreg bikin sisi positif itu lenyap, melebur bersama penderitaan.

Dan penderitaanku bertambah berkali-kali lipat karena Keynan gak ada kabar sama sekali. Bahkan dia tidak ada di sekolah atau dimanapun. Ini sudah satu minggu sejak kita dari puncak.

Aku tidak ingin liburan di puncak itu sebagai salam perpisahan, kita tidak ada masalah apa-apa sebelumnya.

Aku mengacak rambutku frustasi. Tidak ada pilihan lain saat ini selain mulai membaca buku dan mengerjakan tugas.

"DOOORR!!"

"DEMIDEWIGUEBELUMPENGENMATI!!!"

"AHAHAHA. Lo ngomong apa barusan Kay?"

"Gea! Tai lo." kataku sambil melempar buku yang baru saja ku buka.

"Eitss, lo ga boleh lempar-lempar gudang ilmu Kay. Kualat loh!" kata Gea setelah berhasil menangkap buku yang ku lempar. Lalu dia duduk di depanku.

"Bodo ah! Gue galooooo." kataku sambil membenamkan kepala di atas lipatan tangan.

"Kenapa emang?" tanya Gea, aku gabisa liat ekspresinya tapi aku yakin mukanya kepo abis.

Aku duduk tegak, "Keynan,"

"Keynan kenapa?" Gea memajukan mukanya, refleks aku mundur.

"Biasa aja kali Ge, ga pake kuah!"

"Hehe, sorry. Gue kepo. Hahaha"

"Dia ga ada kabar sama sekali sejak seminggu yang lalu. Aku telpon nomernya ga aktif. Bahkan medsosnya aja ga ada perkembangan. Gue bingung. Gue takut dia kenapa-kenapa."

"Sabar ya, ntar gue bantu cari info. Gausah sedih lagi. Kalo jodoh ga akan kemana kok Kay. Tuhan udah ngatur semuanya, yang terbaik buat lo. Jangan ngeluh tetep percaya bahwa Tuhan sedang menyiapkan yang paling baik buat sahabat gue ini . Hingga suatu saat–"

"Gausah ceramah ya, banyak tugas." kataku lalu merampas buku yang tadi aku lempar dari tangan Gea. Lalu berdiri dan ke kelas.

"TAI GUE DITINGGALIN."

---

Apa yang akan kamu lakukan saat orang yang bener-bener kamu sayang pergi tanpa kabar? Marah, kesal, khawatir, sebel. Dan itu yang aku rasain sekarang.

Aku sudah mencoba untuk tidak terus memikirkannya. Aku mencoba untuk meyakinkan diri bahwa semuanya akan baik-baik saja. Aku selalu merapalkan bahwa dia akan kembali karena dia adalah milikku.

Tapi semakin aku meyakinkan diri, pikiran-pikiran jahatku semakin menghujatku, aku terasa bodoh karena selalu mengkhawatirkannya yang tidak memperdulikanku. Aku benar-benar merindukannya.

Ah ya! Aku memang telah gagal menyibukkan diri demi melupakannya.

"KAYNNAAAAA........"

Demi Tuhan, kenapa engkau beri aku sahabat sebrisik Gea.

"APA?" tanyaku begitu Gea mendorong pintu kamar. Aku menatapnya dari atas sampai bawah.

"Galak amat." Gea mendekat dan ikut duduk diatas kasur, "Gimana Keynan? Udah ada kabar?"

Aku menggeleng.

"Sabar ya, mungkin dia lagi sibuk. Atau mungkin dia ada urusan keluarga Kay. Apa lo tau sesuatu tentang keluarganya?" Gea memajukan kepalanya, matanya memicing memintaku untuk mengingat sesuatu.

Key for KayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang