Aku melambaikan tangan ke mobil Papa yang siap melaju. Hari ini aku ga berangkat bareng Gea, dia juga gak ngabarin aku sejak aku ninggalin dia dan pulang duluan bareng Keynan.
Aku berjalan di koridor yang masih sepi. Iyalah masih sepi orang baru jam 6. Aku mengamati sekelilingku, tiba-tiba aku merinding. Aku memilih berlari di sepanjang koridor, toh masih sepi jadi ga bakalan nabrak siapapun kan?
Paling nabrak angin––
Bruukkk!!
"Aw!" Pekik ku tertahan.
"Kalau jalan pake mata dong!" Suara cempreng itu menginterupsi ku yang sedang sibuk mengelus bahu.
Aku mengalihkan pandangan ku dari bahu untuk bisa melihatnya.
"Mm, ma-af." Kataku sambil menggigit bibir.
Emang aku yang salah kan? Jelas-jelas koridor ini bukan punya nenek moyang ku, eh aku malah pake lari-lari segala.
Cewe yang ku tabrak tadi langsung pergi gitu aja.
"Kok kaya gak asing ya mukanya?" Kataku bergumam sendiri. "Iyalah orang dia juga sekolah disini, mungkin aja aku pernah liat di kantin? Taman? Halte? Lapangan? Perpustakaan? Laboratorium? Ruang musik? WC? Ah bodo amat, ngapain juga dipikirkin." Aku masih ngoceh sendiri sambil terus berjalan.
"Hai?" Sapa Keynan tiba-tiba yang sudah ada disampingku.
"Hmm."
"Pagi Kaynna." Katanya sambil merangkul ku.
Tubuhku menegang, "Apa-apaan nih? Singkirin gak?!"
"Gak!" Jawab Keynan cuek
"Berat tauuu"
"Kalau gitu kaya gini" kata Keynan sambil mengangkat tangannya yang ada di pundakku beralih menggamit tanganku.
Aku mendengus dan membiarkan saja. Malas berdebat.
---
Aku sedang menunggu Gea dia parkiran sekolah. Tadi Gea balik lagi ke kelas, katanya si ada buku tugas yang ketinggalan. Jadilah aku duduk di bangku dekat parkiran sendirian.
Aku duduk bersandar sambil membaca novel 'Melbourne' yang baru ku baca sekitar 100 halaman. Tentu saja sisanya masih banyak.
Saat sedang hanyut dalam cerita, ada seseorang yang menarik tanganku.
"Udah , Ge?" Tanyaku.
Tapi ternyata aku salah, dia bukan Gea.
"Ikut gue." Katanya.
"Emm, kemana ya?" Tanyaku bingung. Iyalah orang gue gak ken– tunggu! Dia cewe yang gue tabrak tadi pagi kan?
Tapi gue kan gatau namanya jadi tetep aja gak kenal.
Iya jadi gue bingung diseret secara paksa sama orang yang gak gue kenal. Kalo ternyata dia psikopat, atau dia mau nyulik gue? Oke-oke gue mulai mikir yang engga-engga. Baiklah, positive thinking Kaynna.
Dia menyeret ku ke ujung koridor, lalu menarik ku masuk ke sebuah WC.
Dia menghempaskan tubuhku ke tembok secara kasar, Dasar gak sopan. Omel ku dalam hati.
"Lo apanya Davian?" Tanyanya to the point. Ini si namanya kelewat to the point kali ya.
"Davian?" Tanya ku bingung. Hello? Kayanya ini cewe depresi gara-gara ditinggal pacarnya deh. Oh, jangan berpikir kalo yang pantas disebut kaya gitu cuma gue. Bisa aja kan orang lain mengalami yang lebih parah dari gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Key for Kay
Teen FictionKaynna. Cewe dingin, cuek, cerdas, namun tak tersentuh. Bahkan tak banyak yang menganggapnya ada. Bagaikan burung merpati yang baru belajar untuk terbang dunia memintanya untuk melakukan segala sesuatu seorang diri. Ditinggalkan oleh orang di masa l...