Part 11-Masih Dava

4K 313 8
                                    

Aku memasukkan buku paket terakhir ke dalam tas ku. Ku lihat Keynan sudah selesai sejak tadi, tapi dia masih duduk mengamati ku. Dasar gak punya kerjaan. Meskipun begitu aku tetap diam dan membiarkannya menatap ku. Setelah mengecek kembali untuk memastikan tidak ada barangku yang tertinggal lalu aku menggendong tasku, dan berdiri.

"Lo gak pulang?" Tanyaku begitu akan melewatinya.

"Loh, lo udah selesai? Gue nungguin lo." Katanya santai.

"Nungguin gue? Emang kenapa?" Tanyaku balik. Sungguh aku gak ngerti. Ngapain pake nungguin aku.

"Jangan bilang lo lupa." Tuduh Keynan

"Mm, lupa apaan si?" Aku mengerutkan kening.

"Hm, lo payah." Lalu Keynan bangkit dan meninggalkan ku yang masih bergelut dengan memori ku yang memang sedikit payah. Perasaan ga punya janji apa-apa, batinku sambil mengingat-ingat.

"Key tunggu dong.." Aku mengejar Keynan.

Dia berhenti di depan pintu, "Apa?" Dia menatapku galak.

"Kasih tau dong, biar gue inget, gitu." Aku nyengir lebar tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Kalo gitu pulang sama gue." Tangan Keynan meraih tanganku yang bebas.

"Eh eh, apaan nih?"

"Apa?! Lo budek ya?" Bentak Keynan dengan suara baritonnya.

"Yakali. Awas ih lepasin gak, gue mau nyamperin Gea." Kataku sambil menghentakkan kaki.

"Gak akan!" Dibentak malah ngebentak balik. Nih orang kayanya sarap deh, "Sebelum lo bilang pulang bareng sama gue." Katanya sambil menyipitkan sebelah matanya. Asli ini menggoda banget. Hahay, najis emang bahasa gue.

Aku menghela napas panjang, panjangnya sepanjang jalan kenangan anatara aku dan kau, suka dancow(?)

"Iya, tapi gue harus bilang Gea dulu."

"Cepetan. 30 detik mulai dari sekarang."

"Iblis lo!" Aku sudah bersiap berbalik, tapi sialnya aku lupa kalau tangan kami masih menaut, dan sial kuadratnya tarikan tangan Keynan sangat kuat sehingga menarik tubuhku kearahnya. Bahkan bahuku sampai menabrak dada bidangnya. Sakit.

"Lain kali––" kata Keynan sambil mengamati setiap inchi wajahku, "hati-hati sayang." Kata Keynan tepat disamping telingaku sambil menyelipkan beberapa helai rambutku yang berkeliaran.

Kata 'sayang'nya di telingaku sama sekali tidak terdengar romantis, tapi seperti mengejek atas kecerobohan ku. Dasar Keynan sableng! Mana efeknya dahsyat banget.

Setelah menetralisir hatiku yang lompat-lompat minta dijorogin ke palung terdalam yang tak berujung dan tak berpangkal seperti lingkaran(?) Plis jangan tinju gue kalo ngaco pake banget, haha.

Setelah itu aku berlari ke arah ruang kumpul anak-anak pencinta alam. Gea adalah senior spala (siswa pecinta alam) kan sekarang udah kelas 12 jadi anggap aja udah senior, tapi Gea masih aja suka ngumpul-ngumpul. Tadi si pamitnya mau bahas acara mendaki mahameru liburan semester 1 nanti. Tapi gatau tuh.

Aku berlari di koridor yang masih sedikit rame, lalu berbelok di lorong perpustakaan, dan melewati koridor kelas X. Di ujung koridor kelas X aku belok kanan, disana aku lihat ada tulisan PADEPOKAN SISWA. Aku melangkahkan kaki ke sebuah ruangan bertuliskan SPALA.

"Hai, udah mau pulang? Tapi gue belom selesai nih. Bentar lagi ya." Gea langsung nyerocos begitu aku sampai di depan pintu.

"Mm, Ge." Aku menggigit bibir bawahku.

Key for KayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang