Part 18-Run Away

3.1K 248 11
                                    

Keynan POV

Tanganku bergetar begitu selesai membaca kertas kumal, kusam, dan buruk rupa di tanganku. Tapi dari kertas ini muncul kenyataan yang sangat mengejutkan!

Ingin tanya kenapa aku bisa ada disini. Kalo kalian ingat aku bisa baca pikiran Kay, bersyukurlah! Karena berati kalian sudah tau jawabannya. YA! Sejak dia diseret Gea masuk ke dalam mobil namun diam saja, aku jadi punya feeling yang gak enak. Stop katakan aku lebay! Aku benar-benar bisa melakukannya.

Aku mengikuti mereka yang aku pikir akan menuju ke suatu tempat yang membahayakan. Tapi ternyata dugaanku salah. Gea langsung mengantarkan Kay pulang dengan selamat, setelah itu Gea melesat pergi dari sana.

Awalnya aku ingin menghampiri Kay, namun niat itu ku urungkan karena sebagian hati kecilku menolak untuk kesana. Jadi aku pulang.

Dan semuanya belum berhenti!

Saat sampai rumah, bahkan aku baru mengganti seragam dengan kaos polo dan belum sempat mengganti celana, aku sangat ingin menelepon Kay, aku ingin sekedar mendengar suara teriakan kesalnya saat aku ganggu. Tapi ternyata tidak ada jawaban. Bahkan aku sudah mencobanya puluhan kali. Tanpa pikir panjang aku mengeluarkan ninja merah–yang kata Kay bocengannya hanya seudel–lalu memacunya dengan cepat.

Aku tidak tau ini permainan pikiran macam apa. Yang aku tahu aku harus menemukan Kay. Menemukan? Entah, saat itu hanya kata menemukan saja yang terus berputar diotak ku.

Saat berada di lampu merah aku melihat Kay sedang berlari di trotoar.

Kali ini aku sangat bersyukur dengan mataku yang suka jelalatan melihat kesana kemari.

Aku memarkirkan ninja merah ku di depan supermarket lalu berlari mengejar Kaynna. Tanganku meraih ponsel yang ku rasakan bergetar, beruntung aku memasukkan benda itu ke saku sebelum pergi tadi. Setelah berbicara dengan seseorang aku memasukkan ponsel ku kembali.

Aku sangat amat menyesal telah ikut berlari. Kaynna sedang GILA. Dia masih belum berhenti berlari padahal sudah lebih dari satu jam aku mengikutinya.

Setelah matahari mulai turun Kay mulai kelelahan dan duduk di tepi jalan. Dia membenamkan kepalanya di balik tumpukan tangan yang dia taruh diatas lutut.

Dan disinilah aku sekarang. Sudah jelas bukan?

"Pulang yuk?" Kataku sambil berdiri. Aku melipat kertas itu dan memasukkannya ke dalam saku celana.

Kay mendongak menatapku lalu menggeleng pelan.

Aku berjongkok dihadapannya. Mengusap rambutnya lembut, "Masih mau lari dari kenyataan? Sampai kapan? Sampai kamu sadar kalo kaki kamu terluka dan gak sanggup buat lari lagi? Sampai kamu lihat kalo kamu udah berlari dan meninggalkan orang-orang yang menyayangi kamu terlalu jauh?"

Kedua tanganku menangkup pipi gadis dihadapanku dan membingkai wajah mungilnya, "Semua hal yang terjadi mungkin memang tidak selalu seperti yang kamu inginkan, tapi percayalah skenario Tuhan selalu sempurna. Jika kamu belum bahagia, maka cerita mu itu belum berakhir."

Kay memegang kedua tanganku yang ada di pipinya, "Aku mau pulang."

Aku tersenyum lega, lalu meraih tangannya untuk membantu berdiri.

"A-ah, sa-kit." Kata Kay sambil meringis.

"Siapa suruh lari-lari ga pake alas kaki hah? Mau terapi apa mau bikin kaki lecet?" Kataku berjongkok lagi untuk mengecek telapak kaki Kay.

"Iihh Keynan mah gitu, sakit aja masih dimarahi. Nyebelin." Gerutu Kaynna sambil memanyunkan bibirnya.

"Itu bibir gausah dimaju-majuin juga kali, entar jatuh ke aspal kelindas truk mampus."

"Issshhh, nyebeliiiiin...." Kata Kay sambil menjitak kepalaku.

"Bodo. Yuk naik." Aku berbalik memunggungi Kaynna yang masih diam melihatku.

"Gue berat." Katanya sambil menghela nafas.

"Lo sih kalo makan lima kali sehari. Itu makan apa shalat wajib. Ck." Kataku sambil menarik Kay menaiki punggungku.

"Sialan." Kata Kay sambil menjitak kepalaku lagi.

"Sekali lagi lo jitak gue, gue lemparin ke tengah jalan."

"Sadis."

"Bodo."

"Pinter tau."

"Pinter nangis."

"Keynan issshh.."

"A-aduh Kay, gue lempar beneran loh!" Kataku sambil berhenti berjalan, dan melirik Kaynna dari ujung mataku yang masih cengar-cengir.

"Ehehe, maaf. Yang tadi beneran refleks." Kata Kay sambil menunjukkan jarinya membentuk tanda V.

"Kalo gitu bisa aja nanti aku refleks nglemparin kamu ke tengah jalan." Kataku sambil berjalan lagi.

"SADIS!!"

---

Gea POV

Tanganku meraih gelas yang ada di meja sebelahku lalu menggenggamnya. Sedangkan kaki ku bermain-main di bawah air. Aku sedang duduk di tepi kolam. Rasanya suasana hari ini benar-benar panas.

Aku meraih ponsel yang tergeletak di meja yang dari tadi tidak berhenti bergetar. Aku melihat caller ID nya.

Tante Tiana calling.....

"Ya tan? Ada apa ya?" Tanyaku sambil mengeluarkan kaki dari dalam kolam.

"Itu Ge, Kay suruh pulang yaa. Ini Papanya udah sampai rumah soalnya." Kata tante Tiana diujung sana.

"Pulang tan? Tadi kan udah Gea anterin pulang." Kataku sambil garuk-garuk kepala yang tidak gatal dan pastinya ga akan di lihat tante Tiana.

"Loh bukannya dia main ke rumah kamu lagi?" Dari nada suaranya si kayanya ada yang gak beres.

"Engga tan. Gea lagi sendiri kok. Emang Kay pamit mau ke rumah Gea gitu ya?" Tanyaku sambil menggigit bibir dan berjalan masuk kedalam rumah.

"Tadi Kay pamitannya sama Brian, katanya mau ke rumah kak Gea."

Aku refleks menepuk jidat. Kay lo kemana si???????

"Yaudah, Gea cari Kay dulu ya tan." Kataku akhirnya.

"Iya Ge, makasih ya." Setelah mengatakan itu sambungan telepon terputus.

Terus aku harus nyari Kay kemana coba? Lagian tuh anak pake ngebohong segala si. Aku kan jadi khawatir.

"Hallo, Nan? Kay sama lo gak?" Tanyaku begitu suara di seberang terdengar yang berarti panggilan di jawab.

"Iya, lo tenang aja. Lo langsung ke rumah Kay ya? Gue lagi ikutin dia nih. Kayanya ada masalah. Udah dulu yaa."

Setelah itu Keynan mengakhiri panggilannya. Aku berlari mengambil kunci mobil dan melesat menuju rumah Kaynna.

Saat dalam perjalanan menuju rumah Kaynna aku melihat kak Dafin sedang berjalan menyebrangi zebracross, menuju RS harapan Bunda.

Penampilannya sangat berantakan dan terlihat menyedihkan. Aku akan mencari tahu nanti, tapi yang terpenting sekarang adalah menemukan Kay.

Untuk kejadian kebetulan ini aku hanya punya dua pertanyaan. Pertama, untuk apa kak Dafin ke rumah sakit? Yang kedua, apa aku salah liat?

---

A/N

TERIMAKASIH UNTUK KALIAN SEMUA:-* Chapter ini alurnya muter2 yaa?? Maaf

Vote! Comment!

7k aku update part 19! Secepet yg kalian mau. Karena update ku tergantung semangat kalian membaca. BIG LOVE❤

Bagian mana yang kalian suka??
NEXT!!

Key for KayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang