Author POV
Keynan baru saja ingin pergi ke rumah Kaynna. Ya, sesuai janjinya hari ini jam 8 mereka akan membuat kue untuk tugas prakarya. Bagi cowok tinggi ini membuat kue adalah suatu hal biasa.
Hari ini Keynan memakai kaos putih lengan pendek dan celana levis pendek ¾ serta sepatu converse senada dengan warna celananya.
Saat ingin masuk kedalam mobil jaguarnya sebuah mobil sedan merah memasuki gerbang. Lalu seorang perempuan turun dari sana.
"Davian, lo mau kemana?" Tanya perempuan itu dengan setengah berteriak sambil berjalan menghampiri Keynan.
"Pergi."
"Eh eh tunggu," kata perempuan itu sambil menahan tangan Keynan yang sudah membuka pintu mobil.
"Apa lagi?!" Tanya Keynan galak.
"Temenin gue ke mall dong, gue pengen beli alat-alat buat sekolah. Besok kan gue udah mulai masuk." Kata perempuan itu dengan semangat.
"Pergi aja sendiri. Lo ga ingat apa yang lo bilang pas kita ke resto waktu itu? Lo bilang gak akan masuk ke kehidupan gue lagi setelah itu. Sekali lo keluar dari hidup gue, pintunya langsung tertutup rapat dan jangan berharap akan terbuka lagi. Jangan berharap!" Kata Keynan masih dengan nada ketus.
"Lo kenapa si gak bisa berjuang buat gue sekali lagi aja? Kenapa semudah ini lo nyerah?"
"Kalau pada akhirnya gue menyerah, itu artinya gue udah terlanjur lelah. Jangan tanya 'kenapa' sama gue, tanya sama diri lo aja. Pantaskah lo nyia-nyiain seseorang yang udah begitu berjuang dan sabar atas usahanya buat lo!!"
"Davian, oke gue emang pernah salah. Gue ninggalin lo pas lo lagi butuh dukungan dari gue, tapi gue lakuin itu semua buat kebaikan lo."
"Kebaikan gue? Lo ngigo? Itu semua hanya untuk kebaikan lo. Dari sisi mana lo liat hal itu baik untuk diri gue hah?!" Kata Keynan nyaris berteriak sambil membanting pintu mobilnya.
Perempuan dihadapannya berjengit.
"Gue...gue kira lo butuh waktu sendiri. Gue sadar saat nyokap lo meninggal lo sangat syok, apalagi dengan kondisi lo yang–" Perempuan itu diam sebentar, mencoba berpikir mencari kata-kata yang tepat. "Mm, cacat?"
Keynan menghembuskan nafas kasar, dia tidak menyadari sejak tadi dia menahan nafas.
"Udah kan? Gue cuma cowok cacat yang harus ditinggalin, jadi ngapain lo balik kesini? Pergi!!" Keynan membentak lagi, dia benar-benar sudah kehilangan kendali.
Setelah mengatakan itu Keynan memasuki mobilnya dan menginjak gas dengan ganas. Mobil itu melaju dengan kecepatan maksimal.
Dan perempuan dari masa lalunya itu–Felsa–menatap kepergian Keynan dengan nanar. Masih ada cinta yang memancar dari matanya. Namun dia sadar bahwa dia telah bersalah. Membiarkan orang yang dicintainya dalam keadaan menyedihkan.
"Gue kira lo bakal cacat fisik dan mental seumur hidup atas kecelakaan itu, tapi lo masih terlihat sempurna. Bahkan sangat sempurna." Batin Felsa sambil berjalan ke mobilnya dan meninggalkan halaman rumah Keynan.
---
Kaynna duduk di sofa ruang tamu sambil memainkan jarinya di atas senar. Dia sedang mengahfal beberapa kunci gitar.
Sesekali Kaynna akan melihat kearah jam yang ada di ruang tamu. Sudah jam 8 lebih.
"Keynan kemana sih?" Gumam Kaynna resah.
Kaynna bangkit dari duduknya menuju halaman rumah. Saat yang ditunggu tidak juga terlihat dia akan kembali masuk dan menghempaskan tubuhnya ke sofa lagi. Berulang-ulang Kaynna melakukan hal itu, tapi tetap saja belum ada tanda-tanda Keynan akan datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Key for Kay
Fiksi RemajaKaynna. Cewe dingin, cuek, cerdas, namun tak tersentuh. Bahkan tak banyak yang menganggapnya ada. Bagaikan burung merpati yang baru belajar untuk terbang dunia memintanya untuk melakukan segala sesuatu seorang diri. Ditinggalkan oleh orang di masa l...