The Contract

29.5K 1.3K 128
                                    

Cerita ini terinspirasi dari buku - buku yang pernah aku baca. Dan terima kasih untuk smeua orang yang selalu mendukung hobiku menulis. I love you Mom, Dad, My friends and silent reader too.

Enjoy it.

"Tak bisakah kita kembali seperti dulu?" Mike menatap gadis berambut pirang dihadapannya dengan matanya yang berkaca - kaca. Mata hijaunya menatap sigadis.

"Tidak Mike." gadis itu menggeleng tegas. Berusaha melepaskan genggaman tangan pria di hadapannya.

"Shaina," lirih Mike.

"Aku tak bisa melanjutkan hubungan ini lagi, Mike. A - aku -" Kalimat Shaina terpotong oleh ciuman Mike yang tiba-tiba. Gadis itu berusaha mendorong Mike, ingin menolak. Namun makin kuat Shaina menolak, makin dalam pula ciuman Mike membuat Shaina perlahan namun pasti menyerah lalu membalas ciuman itu. Meski ia tak menginginkan ciuman ini namun mana mungkin ia bisa menolak jika Mike menciumnya seperti ini.

Mike yang pertama melepaskan ciuman itu, menyadari bahwa Shaina kesulitan bernapas akibat ciumannya yang menuntut. Tangannya yang masih berada di pipi Shaina mengarahkan gadis itu untuk membalas tatapannya, "Jadi apakah kau masih ingin meninggalkanku?" matanya menunjukan permohonan. Shaina menghela napas, ia menggeleng lemah

"CUT!!!"

Damien memundurkan tubuhnya dari jangkauan gadis yang menjadi lawan mainnya. Ia mengelap bibirnya dengan punggung tangan tanpa mempedulikan tatapan merasa terhina yang dilayangkan gadis itu.

Seorang pria berkepala botak dengan kumis yang tebal menghampiri Damien, "Aktingmu memang luar biasa," pujinya lalu mengulurkan tangannya namun bukannya menyambutnya dengan jabatan tangan yang ramah, Damien malah menarik sudut kanan bibirnya, "Aku memang selalu luar biasa," ucapnya angkuh lalu berjalan meninggalkan pria barusan yang merupakan sutradara dengan tatapan tak percaya bahwa tangannya baru saja diabaikan oleh pemainnya sendiri.

"Sombong sekali kau!" seru sutradara itu tak terima. Mendengar itu Damien menghentikan langkahnya, berbalik melihat sang sutradara yang tampak kesal.

"Maafkan aku jika sikapku membuat anda marah. Aku menyesal memperlakukan anda seperti itu," ucapnya dengan nada menyesal namun tidak dengan ekspresinya yang datar membuat sutradara itu makin memerah wajahnya menahan luapan amarah.

Setelah mengucapkan itu, Damien tersenyum. Jenis senyuman meremehkan, lalu dengan entengnya ia berkata, "Kau mau aku mengucapkan itu kan? Tapi nyatanya, aku sama sekali tidak menyesal."

Mendengar itu sang sutradara makin meradang, "Kontrak kita batal!" serunya. Semua staff yang berada di lokasi terkejut mendengarnya, apalagi Niken yang merupakan manager Damien langsung panik mendengarnya namun tidak dengan Damien yang malah tertawa.

"Batalkan saja, aku akan dengan senang hati menerima uang pembatalan kontrak yang akan lebih besar dari nilai kontrak ini," ucapnya menantang. Sutradara itu sadar ia baru saja mengucapkan hal yang akan merugikan dirinya sendiri namun ia tak terima telah dihina sedemikian rupa oleh aktor sombong seperti Damien, "Aku tak akan menyesal telah membatalkan kontrak dengan aktor sok seperti kau!" serunya tak gentar.

"Baiklah, aku juga tak begitu tertarik melanjutkan kerja sama ini. Bagaimana mungkin aku bisa disutradarai oleh orang bodoh seperti kau," hinaan Damien makin menjadi. Niken menjawil lengan Damien namun artisnya itu menepisnya, tak mau diganggu.

"Pergi kau dari lokasi ini!" usir sutradara itu semakin geram.

Damien tersenyum mengejek, "Jangan lupa membayar uang pembatalan kontrak jika tidak ingin kutuntut dnegan nilai yang lebih besar," ucapnya lalu membalikkan badannya berjalan santai.

MISSINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang