The Suspicious

6.2K 535 72
                                    

Hy, akhirnya saya kembali setelah saya harus berpikir keras tentang pekerjaan dan hp saya yang mulai ngadat dan masuk ICU, sial keceplosan. Malah curhat.

Pertama-tama, saya ingin berterima kasih kepada reader yang berbaik hati komentar, meninggalkan jejak, ah saya suka dengan komentar kalian.

Untuk part ini saya tidak mau dedikasikan untuk satu orang, saya dedikasikan untuk semua para pembaca yang dari awal kasih saya vote dan respon yang membantu saya berkembang. Thanks hhe

Jangan lupa vote kakak, agak maksa sih, tapi gpp kan?

Enjoy it


***The Suspicious***

Rayne terus berontak, menendang kakinya ke segala arah ataupun memukul sekuat tenaga, berusaha melepaskan diri dari pria yang membopong paksa dirinya, membawanya meninggalkan penampungan sementara yang sudah berubah menjadi lautan manusia.

Namun, semua yang dilakukan Rayne sia-sia. Seberapapun kuatnya tangan Rayne memukul, atau kaki kecilnya menedang. Pria besar ini tidak terpengaruh sama sekali, malah dia semakin cepat melangkah, lalu memasukannya ke dalam kendaraan bak terbuka besar yang sudah dipadati orang-orang. Beberapa dari mereka tampak sedih, memeluk keluarganya. Dua-tiga orang sibuk berteriak, menanyakan kabar dari keluarganya yang menghilang.

Rayne tampak berpikir, dia harus keluar dari kendaraan ini. Kembali ke tempat semula, menunggu kakaknya kembali. Sampai pada akhirnya dia melihat pria berseragam taktis lainnya datang, mengangkut seorang manula ke dalam kendaraan yang sama. Rayne bergerak, melangkah maju, menyerobot ke depan. Hendak bertanya, sebelum akhirnya kendaraan besar itu bergerak, meninggalkan tempat penampungan.

Kendaran yang ditumpangi Rayne akhirnya berhenti. Membuat berisik manusia yang berdempetan dengannya, beberapa orang saling berbisik, bertanya kemana mereka tiba. Sisanya penasaran, memilih maju ke bagian belakang kendaraan, melihat sekitar.

Mereka telah tiba di pengungsian baru. Di sana sudah terdapat tenda-tenda besar yang berdiri kokoh di atas tanah. Pria-pria berseragam taktis tampak sibuk keluar masuk tenda, mengangkut tandu-tandu dengan orang terluka di atasnya.

Rombongan yang bersama Rayne, turun satu persatu, melompat, menginjakan tanah. Pria besar yang tadi membopong Rayne, memberikan instruksi, memisahkan orang yang masih sehat dan yang terluka.

"Sir, dimana ini?" Rayne akhirnya memberanikan diri untuk bertanya, melirik pria besar tadi takut-takut. Pria besar itu diam sejenak, menatap Rayne bingung, "O que você está falando?"

Rayne membeku, tidak mengerti apa yang dikatakan pria dihadapannya. Pria ini berbicara dalam Bahasa Portugis.

Rayne tidak menyerah, dia kembali mencari orang-orang yang mungkin bisa berbahasa Inggris. Dia harus mencari tahu bagaimana cara agar dia bisa kembali ke tempat penampungan tadi, menunggu Marvin di sana. Sesuai janji kelingking yang telah ia buat.

Akhirnya Rayne menemukan satu orang yang dapat berbahasa inggris, seorang wanita muda berperawakan Amerika Latin, terlihat dari kulitnya yang coklat, terbakar matahari tropis. "Apa kau tahu ini dimana?"

Wanita muda ini menurunkan wajahnya, menggeleng. "I dont know, kid. Same with you. Mungkin kau bisa bertanya pada petugas di sana." Wanita muda itu menunjuk salah satu tenda besar, dengan tanda palang merah. Rayne tahu, itu tenda kesehatan.

Setelah berterima terima kasih, Rayne bergegas, melangkahkan kakinya panjang-panjang, menuju tenda masuk, mengabaikan para pria berseragam taktis yang mengangkut para korban gempa. Menerobos masuk. Langkah kakiknya terhenti, terpaku melihat sekitar -yang seketika membuatnya ngeri.

MISSINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang