The Promise Moon

6.2K 553 95
                                    

Hiii, apa kabar semuanya? saya selalu mendoakan kalian tetap sehat, sehingga masih bisa membaca kelanjutan Missing. Hihi...

Saya suka sekali membaca komentar kalian di part selanjutnya, haha. Membuat mood boster naik 2 kali lipat, apalagi part kemarin dapet vote yang banyak, makin heppi deh hihi

Jadi biar saya senang terus, makanya jangan lupa vote ya, thanks

Semoga kalian suka membaca cerita di part ini.

Enjoy it

***The Promise Moon***

"Kenapa kau mengikutiku?" Suara familiar terdengar di telinganya, mirip sekali dengan suara Ricky. Hanya saja suaranya lebih dalam, dan dingin.

Calvin berusaha memutar badan, melepaskan cengkraman kuat dari pria yang sedang menguncinya. Tapi sial, tenaga pria ini jauh dari perkiraannya. Pria ini kuat.

"Kenapa kau mengikutiku?" suara dingin itu kembali terdengar.

Calvin tidak menjawab, masih berusaha melepaskan diri. Pria yang bersuara mirip Ricky ini masih menguncinya. Kuat sekali.

"Kenapa kau mengikutiku?"

"Tidak. Aku tidak mengikutimu." Calvin membuka mulut, nafasnya tersenggal, menahan rasa sakit pada lengannya.

"Jelas sekali kau mengikuti tuan, aku sudah melihat gerak-gerikmu sedari tadi." Pria itu berbisik, suaranya sangat familiar. Sama seperti Ricky. Tapi jelas sekali jika pria ini bukan Ricky. Lalu jika ini bukan Ricky, lantas siapa?

"Fuck!" Calvin mengumpat, menahan rasa nyeri di bagian tangannya. Sepertinya pria ini tidak akan melepaskannya sebelum Calvin mengaku. "Awww.... Diaz kau menyakitiku." Seketika, pria itu melepaskan cengkarama pada tangan Calvin. Mendoronganya, membuat tubuh Calvin terhuyung dan jatuh ke tanah.

"S-siapa kau?" Pria itu bergerak mundur, menatap Calvin dengan mata tajamnya."J-jangan bilang kau?" pria ini terbata, masih bergerak mundur. Takut sekali melihat Calvin yang balas menatapnya, tak mengerti.

"K-kau Diaz?" Calvin bangkit, menepuk-nepuk kotoran yang menempel pada celana bagian belakangnya.

"Kau salah orang bung. Aku bukan Diaz." Pria itu bergerak, lantas balik badan. Melangkahkan kakinya panjang-panjang. Berlari menjauhi Calvin.

"Diaz!!!" Calvin berteriak, berlari mengejar pria yang Calvin tebak adalah Diaz –sahabat kecil Damien, dilihat dari gelagatnya yang mencurigakan.

Orang-orang mulai berkerumun, melihat ke sumber suara, menatap Calvin sekilas, lalu pandnagan mereka tertuju pada pria dengan jaket kulita hitam yang meluncur, menembus kerumunan orang.

"Diaz!!! Tunggu aku!" Calvin masih tidak menyerah, mengejar Diaz yang berlari seperti atlet. Gerakan Calvin terhambat, beberapa turis menghalangi jalannya. Kemudian mereka semua menyingkir ketika Calvin beteriak, menyuruh orang-orang membuka jalannya.

Calvin menghela nafas lega, dia masih bisa melihat siluet orang yang ia tebak Diaz. Meluncur, berlari dengan langkah panjang-panjang. Menabraki setiap pejalan kaki yang menghalangi jalannya.

Diaz!!!" pria berjaket kulit itu tidak mengindahkan panggilannya, justru semakin cepat berlari, meninggalkan Calvin yang tertinggal di belakang.

Calvin masih berlari dengan nafas memburu, cepat sekali pria itu berlari, Calvin mengutuki dirinya sendiri, kenapa dirinya hanya melatih otot bicep, dada dan punggungnya. Bukan kakinya.

Pertanyaan kecil muncul di kepala Calvin, heran, kenapa pria yang mirip dengan Ricky ini melarikan diri darinya, apakah ada yang salah dari wajah Calvin yang mungkin menakutkan untuk dipandang? Tapi itu pastilah tidak mungkin, mengingat wajah dirinya tampan.

MISSINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang