The Chaos

7.4K 705 51
                                    

Ah, senang sekali rasanya, saya bisa menyelesaikan part yang ini.

Part yang luar biasa menguras otakku sampai lemas.

Thanks to someone who always comment about my works :D Karena berkat dirinyalah saya bisa berkembang pesat dan menyelesaikan part yang ruaaaaar biasa.

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian, saya suka sama komen kalian kemarin, kece-kece.  Enjoy it

***The Chaos***

Konferensi pers baru dimulai. Para pemburu berita mengangkat tangannya antusias berebut untuk bertanya lebih dahulu. Ini adalah kesempatan yang langka. Bisa mendapatkan informasi secara mudah dari Damien, seorang aktor berbakat yang sedang ramai dibicarakan seluruh dunia dengan aktingnya yang memukau. Jadi wajar jika mereka semua tidak mau melewatkan kesempatan emas ini.

"Ya, silahkan nomor 23." Marry mempersilahkan perempuan dengan rambut pony tail berbicara. Matanya coklatnya berkilat, tampak antusias.

"Namaku Calista, dari majalah Hot Man. Pertanyaan ini diajukan untuk Damien"

Damien mengulas senyum. Senyum yang bisa membuat para fans fanatiknya berteriak mengelu-elukan namanya. Namun tak ada yang tahu jika itu adalah senyum palsu, Damien sedang berakting.

"Silahkan," ujar Damien, menumpuk kedua tangannya di atas meja.

"Kau baru saja membatalkan kontrak film, betul? Bisa kau jelaskan alasannya? Apa karena keuntungan yang kau dapat tidak sebesar pendapatanmu sebelumnya? Terima kasih." Perempuan itu kembali duduk. Menyiapkan pena dan catatan kecil ditangan. Bersiap menulis.

Damien tertawa ramah. Semua yang terlibat dalam film hanya mampu tersenyum. Mengaburkan tawa dalam hatinya masing-masing. Damien sedang berakting.

"Biar aku luruskan, aku membatalkan kontrak film sebelumnya bukan karena bayaran yang tidak sesuai. Bukan itu masalahnya," Damien menghela nafas, mengamati setiap pasang mata yang menatapnya bingung. "Itu tidak seperti yang kalian bayangkan. Ada sedikit masalah yang sekiranya tidak bisa dibicarakan di tempat seperti ini. Bisa-bisa aku diberi surat dari pengadilan jika aku berterus terang." Damien kembali tersenyum. Senyum palsu yang membuat Marvin yang duduk di sampingnya ingin muntah.

Seorang pria pirang angkat tangan. Damien mengenali pria itu sebagai peserta audisi yang dulu ia usir. Ia menerka-nerka kenapa pria itu ada di ruangan ini. "Pria topi koboi." Damien bergumam pelan.

Dahi Marry mengerut, dia seperti pernah melihat pria ini. Tapi Marry tidak ambil pusing. Dia mempersilahkan pria pirang itu berbicara.

"Aku senang sekali bisa hadir di tempat yang luar biasa ini. Perkenalkan aku Rexena. Dari Health Magazine." Rexena tersenyum sinis. Senyum yang sama yang dilemparkan pada saat audisi.

Damien melipat tangannya. Alisnya naik sebelah, dia yakin pria topi koboi ini akan menyalak dan mempermalukannya dihadapan banyak orang. Damien tahu, bagaimana para haters mencintainya.

"Bagaimana perasaanmu dipasangkan dengan tiga pemain baru yang masih amatiran? Apa kau senang?" Rexena memulai melancarkan serangan pertamanya. Ruangan konferensi pers tiba-tiba senyap. Beberapa pencari berita mengangguk, setuju dengan apa yang ditanyakan Rexena. Sisanya saling lirik, tidak percaya jika di pertanyaan kedua, Damien sudah diserang.

Damien terkekeh, membuat Marvin, Lisa dan Cody was-was. Marry dan Calvin tampak serius. Mereka berdua khawatir jika Damien akan bertingkah -yang akan berujung pada penurunan antusiasme masyarakat terhadap film yang sudah dinanti-nanti selama setahun penuh.

"Aku sangat senang sekali bisa berkerja sama dengan orang-orang handal seperti mereka." Damien memutar badan, mengamati Marvin, Cody, dan Lisa yang duduk berurutan. Tersenyum ramah.

MISSINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang