Hai, selamat pagi. Semoga kalian sehat semuanya.
Hari ini saya mulai memberanikan diri untuk kembali menulis, setelah hiatus yang begitu lama, karena beberapa hal, draft yang hilang sehingga harus menulis ulang seluruh cerita yang dibuat atau sibuk dengan deadline pekerjaan yang selalu menggunung. Yang pasti saya akan menyelesaikan cerita ini.
Semoga kalian tidak lupa dengan jalan ceritanya :)
***The Exchange***
Malam ini adalah malam kedua di kota Ciudad Suarez. Kota paling berbahaya di dunia. Sekitar 567 lebih laporan tindak criminal terjadi dalam kurun waktu sehari. Polisi di sini terlalu takut, tidak mau ikut campur. Atau akan bernasib mengenaskan seperti empat polisi yang mati di tembak preman jalanan karena berusaha membantu wanita yang di jambret. Atau yang lebih mengerikan, ditemukan mati tenggelam di sungai pinggiran kota. Ketahuan sedang menyelidiki kasus Narkoba.
Tidak heran jika kota Ciudad Suarez mendapat julukan kota setan.
Dan sekarang, Bryan ada di kota setan tersebut. Berdiri mematung, mengamati Diaz dan kedua temannya yang sibuk berdebat, membuat strategi.
Bryan menjaga jarak, tak berani mendekat. Kedua teman Diaz jelas bukan orang biasa, mengingat Diaz adalah si belut licin yang legendaris. Dan gelagat ke dua teman Diaz, pria dengan badan besar dengan tato di bagian lengan dan perempuan oriental dengan mata sipit galak.
Ke dua teman Diaz pastilah bukan orang sembarangan. Bisa jadi salah satu dari mereka adalah pembunuh berantai, tukang pukul dengan harga selangit atau bisa jadi anak boss mafia yang terkenal.
Bryan terdiam, suaranya tercekat di kerongkongan. Ini mengerikan.
Dirinya bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan tiga orang yang sibuk berdiskusi di depan, walaupun Bryan adalah salah satu agen yang lumayan terkenal, pandai mencari informasi. Mahir menggunakan alat-alat penyadap atau mencari lokasi.
Namun organisasi yang ditekuninya, jelas bukan agensi kelas kakap. Jenis kelas teri jika harus dibandingkan dengan jaringan mafia.
"So, who are you?" Sial. Bryan tertangkap basah, mengamati. Si pria besar dengan tato di pergelangan tangannya melirik. Pria dengan badan besar mulai menyelidik, mengabaikan rekannya yang sedang berbicara. Bola mata coklatnya mengilap. Ke dua tangannya yang di masukan ke saku celana bergerak, berubah posisi. Menyilang.
Bryan menelan ludah, Ini menakutkan. Ini seperti di dalam film action pembunuhan, melihat bagaimana cara si pria besar itu menatapnya tajam.
Damn it. Ini bukan berita baik. Dirinya pasti akan masuk dalam masalah besar.
Sebelum semuanya terlambat, dengan gerakan cepat, Bryan mulai melirik ke arah selain ke arah si pria, pura-pura menatap langit. Namun sial, sudut matanya kembali bergerak. Mengamati si pria besar yang kini tersenyum miring.
"What the fuck man, who are you?" Pria itu kembali bersuara, matanya kali ini memincing, menakutkan. Bryan dalam masalah besar.
Pria itu melangkahkan satu kakinya ke depan, membuat Bryan melangkahkan satu kakinya ke belakang. Refleks.
Bukannya menghentikan ulahnya, pria itu malah kembali melangkahkan kakinya ke depan yang di ikuti dengan Bryan yang melangkahkan kakinya mundur, lengkap dengan mata waspada dan ke dua tangan teracung. Siap dengan kuda-kuda bertarung, hal yang di ajarkan oleh pendidikan di organisasinya.
Pria itu terbahak. Lantas melangkahkan kakinya santai, menghampiri Bryan.
Bryan siap melayangkan tinjunya, lantas mengurungkan niatnya, ketika si pria hanya mengelus kepalanya seperti anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSING
Storie d'amoreMarvin tidak menyerah untuk mencari adiknya yang hilang pada saat musibah gempa besar yang terjadi di Rio de Janairo, Brazil 15 tahun lalu. Sampai pada akhirnya dia nyaris menyerah sebelum akhirnya menemukan iklan audisi pemain film di internet. Seb...