Perhatian seluruh siswa SMA 48 Nusa Bangsa terfokus kepada empat murid yang berjalan pincang dikoridor, bukan karna hanya pincang saja namun juga muka yang terdapat beberapa lebam yang masih setiap mengkhiasi wajah mereka.
"Lo kok bisa betah sih sahabatan sama anak berandal kaya mereka?"tanya seorang gadis berparas seperti bidadari kepada Viny yang sedang asyik membaca novelnya tanpa mempedulikan keramaian yang terjadi di sekitarnya. Viny mengangkat kepalanya sedikit dan menatap temannya.
"Banyak alasan yang bikin gue betah sahabatan sama mereka Ve"jawab Viny.
"Salah satunya?"tanya seorang gadis berambut pendek. Viny menutup novelnya lalu mengalihkan pandangannya ke arah ke empat sahabatnya yang sudah mulai mendekat ke tempatnya.
"Karna gue sayang mereka"jawab Viny diiringin dengan senyum manisnya. Lalu ia mengalihkan pandangannya ke arah teman-temannya lagi.
"Sesimple itu?"ucap Ve bingung. Viny mengangguk kecil dan tersenyum.
"Kalau gue jadi elo sih, ogah deh sahabatan sama mereka. Jangankan sahabatan deh, kenal juga ogah"ucap gadis satu lagi yang mempunyai mata sipit. Viny hanya tertawa kecil menanggapi ucapannya temannya itu.
"Karma berlaku loh Shan"ucap gadis berambut pendek kepada Shania -gadis tadi-
"Jangan sampe deh Yon"gidik Shania. Yona, Viny dan Ve hanya tertawa melihat Shania.
"Selamat pagi Viny!!" Viny menoleh lalu melihat 4 sahabatnya yang berhenti di depannya.
"Pagi anak berandalan" Kinan, Boby, Hamids dan Maul tertawa mendengar sapaan Viny.
"Siapa yang menyuruh kalian berhenti?! Cepat kembali jalan!" 4 pemuda tampan itu mendengus kesal mendengar perintah tersebut.
"Yailah Pak sabar dikit napa. Kita mau menyapa sahabat kita yang cantik dulu"ucap Hamids.
"Ck tidak banyak alasan. Cepat jalan ke ruang BK!"perintah Pak Dimana galak.
"Iya iya iya" Viny menggelengkan kepalanya pelan melihat kelakuan mereka.
"Masuk yuk"ajak Viny berdiri dari duduknya lalu masuk ke dalam kelas diikuti Shania, Yona dan Ve.
***
Kinan menyulut sebatang rokok dengan korek gasnya menghisap dalam-dalam lalu mengeluarkan asap pekat dari mulutnya. Ia lalu melemparkan bungkus rokoknya kepada Hamids.
"Luka lo gimana Beh?"tanya Boby setelah mengeluarkan asap dari mulutnya. Maul yang sedang berbaring menatap langit melirik ke arah Boby.
"Udah biasa aja"jawab Maul sekenanya. Hamids yang disamping Maul lalu menekan dada kiri Maul.
"Anjir sakit bencong!"umpat Maul menepis tangan Hamids.
"Katanya udah biasa"sindir Kinan yang membuat Boby dan Hamids tertawa. Maul mendengus kesal sambil mengusap dada kirinya.
"Gue udah jarang liat lo ngerokok. Udah tobat lo?"tanya Hamids.
"Gue udah terlanjur janji gak akan ngerokok lagi sama Viny"jawab Maul kembali memejamkan matanya.
"Sejak kapan seorang Maul menjadi penurut?"ucap Kinan tersenyum miring. Maul mengangkat bahunya dan tersenyum tipis.
"Gue mau ke kantin. Ada yang mau ikut?"tanya Kinan sambil membuang rokoknya lalu menginjaknya. Ketiganya serempak menggeleng.
"Oke"ucap Kinan lalu berjalan meninggalkan mereka bertiga.
***
BRUK!
Keadaan kantin yang tadinya sangat ramai langsung berubah menjadi hening ketika melihat kejadian yang baru saja terjadi. Ve menabrak tubuh Kinan yang baru saja masuk ke dalam kantin dan membuat baju seragamnya basah oleh minuman yang belum sempat ia tutup. Ve menggeram kecil melihat keadaannya sekarang. Dengan sisa air di botolnya ia menyiramkan pada Kinan.
"Kalau jalan liat-liat dong! Punya mata gak sih?!"bentak Ve. Kinan mengepalkan kedua tangannya dengan katup rahangnya yang mengeras. Ia menatap gadis cantik di depannya dengan tajam. Baru pertama kalinya ada orang yang berani membentaknya di depan umum.
"Apa liat-liat?! Mau nonjok? Nih nih"ucap Ve menantang menyodorkan pipinya ke arah Kinan. Kinan melangkah maju mendekati Ve, Namun langkahnya terhenti saat mendapati dibalik punggung Ve ada Viny yang menggelengkan kepalanya pelan mengisaratkan untuk tidak melanjutkan apa yang akan dia lakukan. Kinan terdiam menatap Ve lalu membuang ludahnya dilantai, tak jauh dari kaki Ve. Ve berjingjit mundur kebelakang dan menatap jijik ke arah ludah Kinan. Kinan yang melihat itu tersenyum miring lalu membalikkan badannya meninggalkan kantin.
***
"Bentar amat ke kantin Nan?"tanya Maul saat melihat Kinan yang sudah kembali dari kantin.
"Gak jadi ke kantin"jawab Kinan lalu ia menyulut kembali sebatang rokok dan menghisapnya dalam-dalam.
"Lah baju lo kenapa basah kuyup begitu dah? Perasaan tadi kering-kering aja"ucap Hamids saat melihat baju seragam Kinan yang basah.
"Disiram air sama Ve"ucap Kinan singkat.
"Ve? Jessica Veranda maksud lo?"tanya Boby memastikan.
"Temennya Viny kan itu?"tanya Maul.
"Hmm"dehem Kinan menanggapi pertanyaan sahabat-sahabatnya.
"Wah berani amat tuh cewek. Terus lo apain dia?"tanya Hamids semangat.
"Gak gue apa-apain. Ada Viny tadi dan lagi dia cewek. Emang mau diapain juga"jawab Kinan. Maul, Boby dan Hamids saling pandang lalu mengangkat bahunya mendengar jawaban Kinan. Kinan melangkah menuju pembatas balkon gedung ini lalu melihat ke arah taman yang tak jauh tempatnya sekarang. Ia tersenyum tipis melihat seorang gadis yang sedang menggerutu kesal kepada teman-temannya karna bajunya yang basah. Kepalanya menunduk. Sekali lagi di amatinya seragam sekolahnya masih basah kuyup dengan bibirnya yang menyunggingkan senyum miring.
"Hmm Jessica Veranda.... Lo salah udah nantang seorang Deva Kinan Putra"
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship
FanfictionMenceritakan sebuah persahabatan antara 4 pemuda berandal dan seorang gadis manis. Apakah akan ada cinta di antara mereka? ataukah akan ada gadis-gadis lain yang mencuri perhatian mereka?