Sebuah mobil jazz berwarna merah memasuki perkarangan rumah yang megah lalu turun 3 gadis cantik dari dalam mobil itu. Mereka berjalan menuju pintu rumah megah itu dan menekan belnya.
Ting tong
Setelah menunggu beberapa menit barulah pintu terbuka.
"Eh mba Ve, mba Yona dan mba Shania. Udah lama ya gak ke sini" Mereka tersenyum mendengar sapaan itu.
"Iya nih mbok sibuk sama tugas hehe. Ohiya Vinynya ada kan mbok?"tanya Ve.
"Ada kok mbak. Ayo masuk"ucap mbok Minah sambil membuka lebar pintu rumah.
"Bentar ya mbok panggil dulu non Vinynya. Sekalian mbak-mbaknya mau minum apa?"
"Apa aja deh mbok"jawab Shania mewakili teman-temannya. Mbok Minah menggangguk lalu meninggalkan mereka di ruang tamu.
"Siapa mbok?"tanya Viny yang sedang menuruni tangga bersama Boby.
"Temen-temennya non"jawab mbok Minah.
"Ohhh udah dateng.. yaudah tolong bikinin minum ya mbok"ucap Viny lalu menemui teman-temannya di ruang tamu. Boby yang tadinya ingin makan siang mengurungkan niatnya dan lebih memilih untuk melihat siapa yang bertamu.
"Woy lagi ngapain?"
Boby yang sedang mengintip dari belakang lemari menoleh kaget ke arah belakang. Terlihat Hamids yang baru saja keluar dari kamar hanya menggunakan kaos oblong putih dan celana pendek.
"Ck ngagetin lo"ucap Boby kesal lalu berbalik, menyudahi aksi mengintipnya.
"Ngintipin siapa sih? Temennya Viny yee?"tanya Hamids mengikuti Boby dari belakang.
"Ngaco lo siapa juga yang ngintipin, gue cuman mau tau siapa yang dateng"ucap Boby sambil duduk di kursi meja makan.
"Ah lo pasti liatin temen Viny! Itu tuh yang matanya sipit kalau senyum, siapa ya namanya? Gue lupa" Hamids mengetuk-ngetuk jarinya ke dagunya. Boby yang melihat itu hanya mendengus malas lalu mengambil nasi dan lauk yang berada di meja, mengabaikan Hamids yang masih sibuk berfikir.
***
"Lo beneran gapapa Vin?"tanya Ve sambil memperhatikan sahabatnya dari ujung kepala sama ujung kaki. Viny tertawa lalu menggelengkan kepalanya.
"Beneran gapapa Ve. Cuman luka dikit kok" Viny menunjuk hansaplas yang ada di pipinya.
"Lo keliatan biasa aja. Mm maksud gue kaya gak terjadi apa-apa sama lo"ucap Yona. Viny tersenyum mendengar ucapan Yona
"Emang gue harus gimana? Ngurung di kamar gak mau keluar? Atau ketakutan setiap ngeliat orang? Hahaha gue gak setrauma itu kok, mm tapi...." Viny diam menggantungkan kata-katanya.
"untuk rasa takut, rasa itu masih ada sampai sekarang dan gue gak tau gimana cara hilanginnya"lanjut Viny lirih. Shania yang ada disamping Viny langsung merangkulnya.
"Rasa takut itu wajar kok Vin bahkan kalau lo ngurung diri di kamar setelah kejadian ini pun wajar. Lo gak perlu takut, ada gue Ve dan Yona disamping lo dan gak akan ngebiarin hal kemarin terjadi lagi sama lo"ucap Shania dan diangguki kedua temannya yang lain.
"Thanks ya guys. Kalian emang dari dulu selalu ngertiin gue. Gue sayang banget deh sama kalian"ucap Viny tersenyum haru.
"Uuhh Pini so sweet banget sih"ucap Yona yang membuat Viny merengut tidak suka saat Yona memanggilnya Pini. Yona, Ve dan Shania tertawa melihat perubahan ekspresi sahabatnya itu.
Lalu sebuah suara pintu terbuka mengalihkan perhatian mereka. Mereka serempak menoleh ke arah pintu untuk melihat siapa yang masuk. Terlihat Kinan dan Maul masuk ke dalam rumah, Kinan sempat menghentikkan langkah dan menatap tak suka ke arah tamu yang sedang memperhatikkannya sedangkan Maul dengan cuek berjalan melewati orang-orang berada di ruang tamu.
"Nan"tegur Viny yang melihat Kinan dan juga Ve saling bertatapan tidak suka. Kinan melengos malas lalu kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.
"Bokap Nyokap lo belum pulang?"tanya Yona mencoba mencari topik lain agar suasana kembali santai.
"Bokap masih di Spore kalau Nyokap masih di Jogja, katanya besok lusa udah pulang"jawab Viny.
"Mereka tau lo kemarin di culik?"tanya Shania ragu. Viny mengangguk.
"Tau kok. Boby yang ngasih tau"
"Terus mereka gak marah gitu sama anak-anak itu?"tanya Ve penasaran.
"Ayah sempet ngebentak Boby waktu di telfon tapi setelah itu Ayah cuman bilang jangan sampai kejadian ini keulang lagi setelah itu gue gak denger apa-apa karna Boby bawa telfonnya keluar"jawab Viny.
"Orangtua lo udah percaya banget ya sama mereka berempat?"tanya Yona. Viny hanya mengangguk lalu tersenyum menjawab pertanyaan Yona. Setelah itu Viny bertanya tentang sekolah mencoba mengalihkan pembicaraan yang tidak menyangkut keempat pemuda tampan itu.
***
Viny melangkahkan kakinya ke ruang keluarga, ia baru saja mengantarkan ketiga temannya pulang. Diruang keluarga terdapat ketiga sahabatnya sedang asik dengan kegiatannya masing-masing, Kinan dan Hamids yang sedang bermain playstation sedangkan Boby yang sedang membaca komik, namun disana tak terlihat sama sekali pun Maul.
"Maul mana?"tanya Viny ketika ia sudah duduk disamping Boby.
"Lagi makan"jawab Boby melirik Viny sebentar lalu kembali membaca komiknya.
"Dia kenapa sih? Dia sama sekali gak nanyain keadaan gue, jangankan nanyain deh, ngomong aja gak"ucap Viny cemberut saat mengingat Maul sama sekali belum berbicara dengannya.
"Bokapnya pulang. Dia memang suka begitukan kalau bokapnya pulang? Ntar juga biasa lagi"jawab Kinan tanpa mengalihkan pandangannya dari layar TV.
"Ya tapi kan seenggaknya dia nanyain keadaan gue kek. Gue kan abis diculik"
"Lo abis diculik tapi sama sekali gak kaya abis diculik. Lo seneng ya di culik?"tanya Hamids. Viny memukul kepala Hamids dengan bantal yang ia pegang.
"Ya gak lah! Siapa sih yang seneng di culik?!" Hamids mengangkat bahunya lalu tertawa pelan.
"Elo" Viny kembali memukul kepala Hamids.
"GOOLLL. YESS LO KALAH MIDS HAHAHA"
"Ah gara-gara lo sih Vin. Kalahkan gue!"ucap Hamids berbalik ke arah Viny. Viny menjulurkan lidahnya ke arah Hamids. Hamids melengos malas lalu kembali bermain. Viny menyenderkan kepalanya di bahu Boby sambil memperhatikkan Kinan dan Hamids yang sedang bermain di depannya. Saat matanya mulai terpejam ia merasakan ada pergerakan disampingnya. Ia mendongak dan melihat Maul yang sedang duduk disampingnya.
"Udah selesai makannya?"tanya Viny sambil menegakkan tubuhnya dan menyenderkan tubuhnya di sofa. Maul menoleh sedikit ke arah Viny lalu mengangguk.
"Udah. Lo udah makan?" Viny hanya mengangguk menjawab pertanyaan Maul lalu ia menyenderkan kepalanya di bahu Maul.
"Kalau ada apa-apa cerita. Biasanya juga begitukan?"ucap Viny,pelan. Maul menunduk menatap wajah Viny lalu mengacak poni Viny.
"Gue gak kenapa-napa ko. Luka lo gimana?"tanya Maul mengalihkan topik pembicaraan. Viny menghela nafas panjang mengetahui Maul yang mengalihkan pembicaraan.
"Udah gapapa cuman kalau kena air masih perih" Maul mengangguk mendengar jawaban Viny.
"Maaf ya?"ucap Maul penuh sesal. Viny hanya mengangguk.
"Gue ngantuk. Pinjem bentar bahunya ya"ucap Viny sebelum ia memejamkan matanya.
"Iya"jawab Maul kalem. Setelah mendapat persetujuan Viny pun mulai memejamkan matanya dan tertidur. Maul menyelipkan poni Viny lalu mencium kening Viny. Boby yang ada disebelah mereka diam-diam memperhatikkan dan hanya tersenyum samar.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship
FanfictionMenceritakan sebuah persahabatan antara 4 pemuda berandal dan seorang gadis manis. Apakah akan ada cinta di antara mereka? ataukah akan ada gadis-gadis lain yang mencuri perhatian mereka?