Berkali-kali Viny mengedarkan pandangannya ke arah tepi jalan raya dekat sekolahnya untuk menyetop taksi. Namun sedaritadi tidak ada satupun taksi yang lewat. Ia menengadahkan wajahnya ke atas langit yang semakin gelap. Jika tahu akan seperti ini, ia akan membawa mobil ke sekolah.
"Hhh" Viny mendesah pasrah saat ingin menghubungi salah satu sahabatnya ternyata ponselnya mati akibat kehabisan batrai.
Sampai sebuah sedan hitam mengkilap berhenti di depannya membuat Viny mengangkat wajahnya. Ia mengkerutkan keningnya saat merasa tidak mengenal mobil sedan itu. Dari dalam mobil tersebut keluar dua orang berbadan besar dan menghampiri Viny. Viny melangkah mundur saat sadar bahwa mereka bukanlah orang baik.
"Siapa kalian? Mau apa?!"tanya Viny gemetar. Bukannya menjawab dua orang tersebut memegangi pergelangan tangan Viny lalu membekap mulut Viny dengan sapu tangan yang sudah diberikan obat bius. Suara Viny seketika tertahan ketika akan berteriak. Reaksi obat bius dalam sapu tangan itu bekerja cepat, Viny jatuh pingsan dalam pelukan kedua orang berbadan besar itu. Lalu dibawalah Viny masuk ke dalam sedan hitam itu dan pergi meninggalkan jalan raya yang sepi itu.
Disebuah gedung lama yang sudah tak terpakai terlihat sebuah kumpulan geng yang sedang berjaga. Seorang pemuda duduk dikursi besar dan mengetuk-ngetuk jarinya dimeja seperti menunggu sesuatu.
Tok tok tok
"Masuk" Anak buah dari pemuda tersebut masuk dan membungkukkan badannya memberi hormat.
"Sudah beres?"tanya pemuda itu kepada anak buahnya.
"Beres. Gadis itu sudah sama kita"jawab anak buahnya. Pemuda tersenyum.
"Bagus. Jaga dia jangan sampai lolos. Nanti gue ke sana" Anak buah itu mengangguk lalu pamit keluar dari ruangan bosnya.
"Kita lihat bagaimana 4 Pangeran kehilangan Tuan Putri kesayangannya"ucap Pemuda tersebut tersenyum sinis.
***
"Maul kemana lagi sih?"tanya Kinan setelah ia menyeruput soft drink ditangannya. Boby mengangkat bahunya sambil melirik ke arah Hamids.
"Gue juga gak liat dia dari pagi"ucap Hamids. Boby mengambil ponselnya dari sakunya lalu mencari kontak Maul dan mendialnya namun tidak ada tanda-tanda Maul akan mengangkatnya.
"Gimana?"tanya Kinan. Boby menggeleng menatap Kinan dan Hamids.
"Gak bisa"
"Udahlah. Ntar juga tuh anak kesini"ucap Hamids setelah menyulut ujung rokoknya. Setelah itu hanya terjadi keheningan di antara mereka bertiga. Kinan yang tenggelam di antara komik yang ia baca sementara Hamids dan Boby yang hanya melamun dengan masih menghisap rokok mereka.
Suara pintu terbuka mengalihkan pandangan mereka. Maul berjalan menghampiri mereka, sungguh penampilannya sangat berantakkan. Setelah duduk disamping Hamids, ia mengambil sebatang rokok milik Boby lalu menyulut ujung rokoknya.
"Kenapa lo? Kusut amat"ucap Boby. Maul menghisap dalam-dalam rokoknya lalu mengeluarkan asap pekat dari mulutnya.
"Bokap?"tanya Boby lagi saat tidak mendapat jawaban apa pun dari Maul.
"Hmm" Boby, Kinan dan Hamids memilih untuk tidak menanyakan apa pun lagi. Mereka tahu jika Maul paling tidak suka membicarakan sang ayah, sekalipun itu Viny.
"Tadi Viny pulang sama lo kan?"tanya Kinan kepada Hamids.
"Gak. Sama Boby tuh kali"ucap Hamids. Boby mengerutkan keningnya menatap Hamids.
"Hah? Gue juga gak sama dia. Gue kira Viny sama Hamids, ya jadi gue gak balik ke sekolah lagi" Kinan menggeram kecil menatap kedua kawannya dengan tajam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship
FanficMenceritakan sebuah persahabatan antara 4 pemuda berandal dan seorang gadis manis. Apakah akan ada cinta di antara mereka? ataukah akan ada gadis-gadis lain yang mencuri perhatian mereka?