"LO!"pekik Ve menunjuk Kinan yang sedang tersenyum miring. Kinan mendekatkan wajahnya ke arah Ve.
"Ini balesan untuk kejadian kemarin siang di kantin, cantik!"ucap Kinan tersenyum sinis lalu menarik wajahnya kembali. Kemudian ia menggas kembali motornya meninggalkan Ve yang menggerutu.
"Dasar anak berandalan gak tau diri!!"teriak Ve. Yona yang berada tak jauh dari Ve dan melihat kejadian itu langsung menghampiri Ve dan mengajaknya untuk masuk ke dalam sekolah.
"Udahlah Ve percuma lo marah-marah gitu. Mending ganti deh roknya. Lo ada rok cadangan kan?"ucap Yona.
"Ada Yon. anterin gue ke toilet ya"ucap Ve. Yona mengangguk lalu menarik tangan Ve menuju toilet.
***
Lapangan indoor SMA 48 Nusa Bangsa terlihat sepi, hanya terdapat seseorang yang asyik dengan bola basket hitamnya itu. Dari cara mendrible dan memasukkan bolanya ke dalam ring sudah dipastikan bahwa ia sangat jago dalam basket.
Dug
BrakBola basket terpental dan menggelinding keluar lapangan. Maul duduk menyenderkan tubuhnya ke arah tiang ring lalu menutup matanya. Kepalanya terasa sakit mengingat tadi sebelum berangkat sekolah ia mendapati ayahnya yang duduk manis di meja makan dan mengajaknya sarapan bersama. Ia merasa aneh saat melihat ayahnya berada di rumah sepagi itu. Ia lebih terbiasa tanpa kehadiran sosok itu.
Klek
Maul mengangkat wajahnya yang tertunduk saat mendengar suara pintu terbuka dan mendapati seseorang gadis berambut pendek yang kemarin pulang bersamanya dan juga Viny.
"Eh sorry gue kira gak ada orang"ucap Yona tak enak saat melihat Maul.
"Ngapain lo disini? Bukannya udah bel?"tanya Maul tak menghiraukan ucapan Yona.
"Ngg gue disuruh ngambil bola basket sama pak Cakra"ucap Yona lalu ia berjalan mendekati lemari yang berisi banyak bola basket dan mengambilnya. Maul hanya terdiam memperhatikkan gerak-gerik Yona.
"Gue duluan ya"ucap Yona saat sudah mengambil bola basket dan tanpa menunggu balasan Maul ia berbalik menuju pintu keluar.
"Yona"panggil Maul saat Yona sampai di depan pintu. Yona menoleh ke arah Maul.
"Bilangin Viny, gue tunggu dia di rooftop gedung kelas XII jam istirahat nanti"ucap Maul.
"Oh oke"ucap Yona lalu bergegas pergi meninggalkan lapangan indoor dan juga Maul yang masih diam memandang pintu yang terbuka.
***
Viny mengeratkan cardigannya saat angin berhembus dengan kencang. Ia sedang berada di rooftop gedung kelas XII atas perintah Maul yang menitipkan pesan kepada Yona.
"Huh tuh anak mana sih?! Udah tau anginnya lagi gak enak gini"gerutu Viny. Tak berapa lama kemudian terdengar suara pintu terbuka, dengan cepat Viny menoleh ke arah belakang. Viny mendesah pelan saat ternyata bukan orang yang ditunggunya.
"Loh Inyi ngapain disini?"tanya Hamids saat mendapati Viny yang sedang duduk di sofa yang sudah rusak.
"Nungguin Babeh. Dia tadi nyuruh gue ke sini. Lo liat dia gak?"ucap Viny. Hamids mengerutkan keningnya lalu duduk di samping Viny.
"Gue dari tadi pagi gak liat Babeh"ucap Hamids. Ia membuka bungkus rokok lalu mengambil sebatang dan menyulutnya. Viny yang melihat itu langsung mengambil rokok dari mulut Hamids lalu membuang dan menginjak rokok tersebut.
"Yah Inyi kok di buang sih?"ucap Hamids menatap rokoknya yang sudah hancur di injak Viny.
"Gue udah pernah bilang kan? Jangan ngerokok didepan gue kalau gak mau rokok lo gue buang"ucap Viny, ketus. Ia sangat benci jika berurusan dengan asap rokok.
"Iya iya maaf. Gue lupa"ucap Hamids menyimpan rokok dan korek gasnya ke dalam saku celananya.
Tett tett tettt
Bel pertanda masuk berdering dan membuat Viny berdiri dari duduknya."Rese banget sih si babeh. Jadi gak istirahatkan gue"dumel Viny. Hamids hanya diam memperhatikkan Viny.
"Lo juga ngapain disini. Masuk kelas sana"suruh Viny galak. Hamids menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Iya iya ntar gue masuk kelas"ucap Hamids
"Se-ka-ra-ng Nino!"ucap Viny penuh penekanan sambil menarik kerah seragam Hamids.
"Iya Inyi iyaa"ucap Hamids berdiri dari duduknya.
'Sialan nih si Babeh. Jadi gue yang kena amuk kan'batin Hamids yang berjalan di belakang Viny.
***
Seorang gadis cantik berambut panjang sedang duduk di bangku dekat lapangan outdoor sekolah. Ia terlihat sedang asyik mengutak-ngatik kamera dslr yang ada ditangannya.
"Ehem"
Gadis itu mendongakkan kepalanya saat mendengar suara dari sampingnya.
"Ka Nino"
"Sendirian aja?"tanya Hamids memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.
"Diliatnya gimana?"tanya balik gadis itu sambil tersenyum. Hamids mengangkat bahunya cuek lalu duduk disamping gadis itu.
"Belum pulang?" Gadis cantik itu menggeleng pelan.
"Lagi nunggu jemputan" Hamids manggut-manggut mendengar jawaban gadis itu. Suara dering ponsel terdengar, Hamids memperhatikkan gadis disampingnya yang sedang mengangkat telfon.
"Kak aku udah dijemput. Duluan ya"ucap gadis itu sambil berdiri dari duduknya.
"Oke. Hati-hati"ucap Hamids. Gadis tersebut tersenyum lalu mengangguk dan mulai melangkah meninggalkan Hamids.
"Gracia" Gracia yang sudah berada agak jauh dari lapangan menoleh.
"Gue boleh minta id line lo?"tanya Hamids. Gracia tersenyum sangat manis
"Shania Gracia gak pake spasi" lalu Gracia kembali melanjutkan langkahnya yang terhenti.
'Shania Gracia ya' Hamids tersenyum tipis memandangi ponselnya yang menampilkan foto profile line Gracia.
Tbc.
Jangan lupa vote dan commentnya di tunggu :)
![](https://img.wattpad.com/cover/57040166-288-k963824.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship
FanfictionMenceritakan sebuah persahabatan antara 4 pemuda berandal dan seorang gadis manis. Apakah akan ada cinta di antara mereka? ataukah akan ada gadis-gadis lain yang mencuri perhatian mereka?