Part 8

1.8K 163 1
                                    

Part 8

4 Motor sport Yamaha R1 berhenti didepan gerbang rumah sederhana. Salah satu pengemudinya mengklakson tiga kali membuat si pemilik rumah keluar. Maul melepaskan helm fullfacenya saat melihat Yona keluar dari rumahnya bersama Ve dan Shania yang ternyata sedang bersamanya.

"Ngapain anak berandalan ke sini? Tau darimana lo rumah Yona?!"tanya Shania ketus sambil melipatkan kedua tangannya.

"Yona, apa Viny ada di rumah lo?"tanya Maul tanpa mengindahkan ucapan ketus Shania. Yona mengerutkan keningnya lalu menggeleng.

"Dia gak ada di sini. Kenapa kalian gak cari dia di rumahnya?"tanya Yona balik.

"Cih kalau dia ada di rumahnya buat apa kita cape-cape ke sini"jawab Kinan ketus

"Eh biasa aja dong jawabnya!"ucap Ve nyolot. Kinan mengalihkan pandangannya ke arah Ve lalu menatap gadis itu tajam.

"Kita disini gak mau nyari ribut. Kita cuman mau nanya apa kalian liat Viny?"tanya Boby.

"Terakhir kita liat Viny waktu di sekolah tadi. Dia bilang mau nanyain nilainya yang kosong ke bu Susi"jawab Shania.

"Argh! Vin kamu dimana sih?!"teriak Hamids memukul stang motornya. Boby turun dari motornya lalu menarik kasar kerah Hamids

"Ini semua gara-gara lo! Kalau aja lo mau ngecek Viny tadi disekolah, dia gak akan ngilang gini!"

"Gue gak sepenuhnya salah disini. Kenapa gak lo juga yang ngecek atau ngehubungin Viny?! Gue tau di basecamp lo cuman ngerokok doang!"balas Hamids tajam. Kinan yang melihat kedua sahabatnya emosi itu langsung turun dan memisahkan keduanya.

"Percuma lo berdua berantem dan saling pukul, itu gak buat kita nemuin Viny. Disini kita semua yang salah! Kita yang udah lalai ngejagain Viny!"ucap Kinan. Yona, Ve dan Shania hanya bisa terdiam melihat kejadian itu.

Tiba-tiba ponsel milik Maul berbunyi, ia mengkerutkan keningnya saat melihat nomer yang tak dikenalnya terpampang dilayar ponselnya.

"Maulana Djuhandar"sapa suara disebrang sana begitu senang menyapa Maul. Rahang Maul mengeras mendengar suara yang tak asing baginya.

"Mario?! Mau apa lo?!" Kinan, Boby dan Hamids serempak menoleh ke arah Maul saat ia menyebut nama musuh bebuyutan mereka.

"Santai dong bro. Gue cuman mau ngasih tau lo dan tiga temen lo itu kalau sahabat lo yang cantik ini lagi sama gue. Yaa siapa tau kalian nyariin dia"

"Sialan! Maksud lo apa?!"

"Beh kenapa?"tanya Boby melihat wajah penuh emosi dari Maul.

"Ah sepertinya seorang Maul gak percaya yaa. Hmm gimana kalau gue suruh dia ngomong? Bentar ya"

"Hey cantik ayo beri salam pada sahabatmu"

Hening. Tidak ada suara apapun.

"Jangan bercanda Mario!!"geram Maul.

"Ah dia gak mau ngomong. Sebentar gue pake cara lain dulu"

"JANGAN SENTUH GUE!!" Maul tersentak kaget saat mendengar teriakan seseorang, seseorang yang sangat ia kenali. Viny.

"Brengsek lo!! Jangan sentuh Viny!"seru Maul keras sampai membuat urat-urat dilehernya terlihat jelas. Suara tawa puas terdengar dari sebrang sana.

"Kalau lo mau sahabat lo yang cantik ini baik-baik aja. Gue tunggu lo dan ketiga sahabat lo di markas gue. Gue tunggu 3 jam dari sekarang"

Maul mencengkram erat ponselnya dan tatapan matanya penuh dengan emosi. Ia menatap satu persatu sahabatnya.

"Viny ada sama Mario"

"Brengsek! Kenapa bajingan satu itu bawa-bawa Viny!"umpat Kinan keras. Boby menggertakkan giginya menahan emosi sedangkan Hamids mengepal kedua tangannya dengan erat.

"Maksud lo Viny diculik?!"tanya Yona tiba-tiba namun tak ada satu pun yang menjawab.

"Ini nih yang gue takutin selama ini. Lo semua itu cuman bawa bahaya buat Viny. Lo semua tuh brengsek......"

"DIEM!"bentak Boby keras kepada Shania. Shania langsung diam mendengar bentakkan Boby.

"Gak ada yang nyuruh lo ngomong! Lo gak tau apa pun tentang gue, sahabat-sahabat gue dan juga Viny!" Muka Shania memucat mendengar ucapan Boby yang semakin keras.

"Lo baru kenal 3 tahun sama dia dan kita berempat udah kenal dia 12 tahun! Jadi jangan sok ngerasa tau segalanya tentang Viny!"

"Bob... Udah, lebih baik sekarang kita ke markas Mario. Gak ada gunanya lo marah-marah sama dia"ucap Kinan menepuk pundak Boby.

"Cih" Boby membuang ludahnya di dekat kaki Shania lalu kembali menaiki motornya dan kemudian melaju kencang diikuti Kinan dan Hamids.

"Kami emang brengsek tapi kami juga masih punya hati. Jangan sampai lo menyinggung hati seorang anak berandalan, karna lo akan tau akibatnya nanti" setelah mengucapkan kalimat itu Maul menggas motornya menyusul 3 sahabatnya yang sudah berada jauh di depan. Shania menunduk, tubuhnya bergetar setelah mendengar semua ucapan Boby dan Maul sedangkan Ve dan Yona terdiam membisu.

Tbc

Vote dan commentnya ditunggu!

FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang