"Nan, kita masuk lewat mana nih?"tanya seorang pemuda dari depan pintu gerbang SMA 48 Nusa Bangsa yang sudah tertutup rapat. Ia masih berada di atas motornya dan melirik seseorang lagi yang masih terdiam di sampingnya.
"Pintu belakang Beh, terpaksa deh"ucap pemuda yang dipanggil -dev- oleh temannya.
Mereka berdua adalah Deva Kinan Putra atau lebih sering dipanggil Kinan oleh teman-temannya dan Dyo Maulana Djuhandar atau lebih dikenal dengan sebutan "Babeh" disekolah. Mereka berdua adalah sahabat yang selalu sejalan hidup. Sama-sama memiliki jiwa pembangkang, pemberontak dan tak pernah mau kenal dengan yang namanya aturan. Mereka siswa kelas XII IPA 2 di sma elit ini. Kalau saja mereka bukan dari keluarga kalangan atas sudah di pastikan mereka sudah di keluarkan dari sekolah karna selalu membuat onar. Namun bukan hanya mereka, masih ada 2 orang lagi biang kerusuhan di sekolah yang masih dipertahankan. Masih ada Boby Caesara dan Nino Hamids yang tak lebih baik dari mereka.
Kinan dan Maul berlari kencang karena mereka diawasi oleh seseorang dari balik ruangan bk. Mulanya jalan mereka diperkirakan mulus menuju lantai atas, hingga seseorang murid berdiri dari duduknya dan menjadi penghalang mereka yang sudah tak terkendali. Kinan dan Maul terdiam saat merasakan seragamnya basah oleh air yang dibawa oleh murid itu. Maul sudah hendak maju mendekati murid yang menunduk ketakutan. Namun pergerakannya tertahan oleh punggung tangan Kinan yang menyentuh dada Maul.
"Jangan sekarang. Pak Diman makin deket. Ayo cabut"ucap Kinan sambil berlalu dari hadapan murid itu.
"Ck urusan kita belum selesai"ucap Maul menyusul Kinan yang sudah terlebih dulu berjalan.
***
Disebuah jalan raya yang seharusnya sepi karena berada di pinggiran daerah, terlihat ramai. Ramai pleh dua kelompok dari sekolah elit yang sedang saling serang. Diantara sekumpulan pemuda yang sedang saling serang terdapat 4 sosok pemuda tampan yang juga ikut berkelahi dengan kemampuannya yang tidak bisa diremehkan.
"Sialan lo!"seru Kinan saat melihat lawannya menyerang Maul hingga nyaris terjatuh tak lagi mampu melakukan perlawanan. Hamids yang baru saja menjatuhkan lawannya langsung membantu Kinan menyelamatkan Maul yang kepayahan. Sedangkan Boby ada di barisan depan masih asyik menjatuhkan lawannya dengan sekali tendang.
"Beh?"tanya Boby saat melihat Maul yang memegangi dada kirinya yang tadi terkena pukulan beberapa kali. Maul melemparkan senyum tipisnya ke arah Boby. Boby mengangguk melihat bahwa sahabatnya masih baik-baik saja.
"Mids awas!!"teriak Maul saat melihat seorang pemuda yang membawa kayu bersiap memukul kepalanya. Hamids memutar tubuhnya lalu menendang tangan pemuda tersebut dan membuat kayunya terjatuh dari tangannya.
"Cabut woy!!"seru seseorang pemimpin dari lawan mereka saat melihat teman-temannya sudah habis oleh pemuda dari SMA 48 Nusa Bangsa.
"Cih! Pengecut lo!!"teriak Boby membuang ludahnya yang sudah bercampur dengan darah. Kinan mengusap wajahnya kasar lalu menghampiri Maul yang sedang bersandar di dinding.
"Lo okey?"tanya Kinan.
"Oke"jawab Maul lemah. Ia meringis memegangi dadanya yang makin terasa sakit.
"Bawa Maul ke rumah dia aja deh"perintah Boby pada kawannya yang lain.
***
Ting tong
Kinan beberapa kali menekan bel sebuah rumah elit yang di datanginya bersama 3 sahabatnya yang lain. Masih dengan seragam sekolahnya dan juga beberapa lebam diwajah dan juga tubuhnya.
"Kemana sih? Lama amat. Berat nih si Babeh"gerutu Hamids yang menopang tubuh Maul bersama Boby.
"Cih bawel lo daritadi"ucap Maul. Kinan dan Boby hanya menggelengkan kepalanya melihat kedua sahabatnya itu.
Tak berapa lama pintu terbuka dan keluar lah seorang gadis manis berambut pendek, ia menyilangkan kedua tangannya di dadanya saat melihat siapa yang bertamu malam-malam seperti ini.
"Gak pada punya jam dirumah ya?"ucap gadis itu ketus. Keempat pemuda tampan itu menyeringai layaknya anak kecil. Ia mendengus kesal lalu membukakan pintunya lebih lebar, menyuruh mereka berempat masuk ke dalam.
"Gila! Pelan-pelan dong!"sungut Maul saat Hamids dan Boby melemparkan tubuhnya ke sofa. Hamids dan Boby tertawa tanpa dosa.
"Gak pada tau aturan emang ya"ucap gadis tersebut sambil meletakkan p3k di meja lalu ia duduk di samping Maul.
"Sejak kapan lo punya sahabat yang tau aturan Ratu Viny?"ucap Kinan tertawa. Viny memutar kedua bola matanya malas lalu ia mengambil kapas dan alcohol dari kotak P3Knya.
"Gue tidur disini ya Vin"ucap Boby saat Viny sudah mengobati luka-lukanya.
"Hmmm"dehem Viny yang masih serius mengobati luka Maul. Boby, Kinan dan Hamids yang memang sudah beres dengan lukanya beranjak dari ruang tamu dan menuju kamar tamu yang sering mereka pakai jika menginap disini. Sekarang di ruang tamu hanya tersisa Maul dan Viny yang masih mengobati luka-luka Maul.
"Kalian gak ada niatan berubah?"tanya Viny tiba-tiba kepada Maul. Maul membuka matanya lalu tersenyum tipis kepada Viny.
"Lo lebih tau kita gimana Vin"jawab Maul singkat. Viny menghela nafas panjang lalu membereskan kapas-kapas yang berserakan.
"Istirahat sana"suruh Viny kepada Maul.
"Makasih ya. Lo juga langsung tidur, Good night Inyi"ucap Maul mengusap lembut puncak kepala Viny lalu berlalu pergi meninggalkan Viny yang terdiam.
'Ini yang selalu bikn gue nyaman deket lo Maul' Viny menggelengkan kepalanya pelan lalu beranjak dari ruang tamu.
TBC
HAHAHA nekat ngepublish ff nih. Baru pertama kali ngepublish cerita ke sini hahaha. Maaf jika masih banyak kekurangan:)
Ditunggu kritik dan sarannya ya!
Ah iya Vote dan Commentnya jangan lupa ;)
![](https://img.wattpad.com/cover/57040166-288-k963824.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship
FanfictionMenceritakan sebuah persahabatan antara 4 pemuda berandal dan seorang gadis manis. Apakah akan ada cinta di antara mereka? ataukah akan ada gadis-gadis lain yang mencuri perhatian mereka?