Part 28

1.8K 147 6
                                    

Hamids membuka pintu kamar Viny lalu masuk ke dalam kamar itu. Terlihat Viny yang sedang menatap serius ke arah laptop.

"Vin! Sibuk amat. Lagi ngapain?"tanya Hamids duduk di kasur Viny.

"Lagi ngedit video"jawab Viny tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop di depannya. Hamids bangkit lalu mendekati Viny.

"Tinggalin dulu dong. Temenin gue"ucap Hamids menyimpan dagunya di bahu Viny.

"Temenin kemana?"tanya Viny menoleh ke arah Hamids.

"Temenin main sepeda keliling komplek aja. Bosen nih"ucap Hamids.

"Sama yang lain?" Hamids menggeleng.

"Gak. Gue sama lo aja..."

"Ya udah yuk"ucap Viny. Hamids tersenyum senang lalu menarik tangan Viny.

"Lo berdua mau kemana?"tanya Boby saat mereka bertemu di ruang keluarga.

"Mau main sepeda"jawab Hamids singkat. Viny tersenyum lalu melambaikan tangannya ke arah Boby yang mengerutkan keningnya dan terus menatap punggung Viny dan Hamids sampai menghilang di balik pintu.

"Aku di bonceng kamu aja ya? Males gowes sepeda"ucap Viny saat Hamids sedang mengeluarkan sepeda dari garasi.

"Iya. Ayo naik"ucap Hamids yang sudah berada di atas sepeda. Viny pun naik dan berdiri di belakang Hamids.

"Jalan!"ucap Viny menepuk bahu Hamids. Hamids pun langsung menggowes sepedanya keluar dari halaman rumah.

"Kamu berat Vin sekarang"ucap Hamids tertawa

"Ih!" Viny memukul bahu Hamids dan membuat Hamids tertawa.

"Terakhir aku bonceng kamu kapan sih? Kayanya udah lama ya?"tanya Hamids.

"Iya udah lama banget. Kamu sekarang bonceng Gracia terus sih"ucap Viny.

"Cemburu?"goda Hamids.

"Kalau iya kenapa?"tanya Viny menantang.

"Cie sekarang cemburuan ya. Sejak kapan Viny cemburuan?"ucap Hamids.

"Sejak kalian punya pacar kali"ucap Viny mengangkat bahunya acuh. Hamids tersenyum mendengar nada bicara Viny yang berubah.

"Ngapain cemburu sih? Rasa sayang aku ke kamu itu gak pernah berubah dari dulu sampai sekarang"ucap Hamids.

"Aku percaya itu tapi..."

"Tapi?"tanya Hamids sambil memberhentikkan sepedanya di dekat sebuah taman. Viny turun lalu berjalan mendekati salah satu kursi di sana.

"Tapi apa Vin?"tanya Hamids yang sudah duduk di samping Viny. Viny menatap Hamids sebentar lalu mengalihkan pandangannya lagi ke depan.

"Waktu kalian yang berubah buat aku. Udah lama kayanya kita gak bisa main berlima seharian full kaya dulu.." Hamids menatap Viny dari samping dan terdiam.

"Kita emang setiap hari ketemu tapi aku ngerasa udah beda aja semenjak kalian punya pacar..." Viny menghela nafas panjang lalu memejamkan matanya.

"Ini yang dari dulu aku takutin"sambung Viny lirih. Hamids terdiam mendengar ucapan Viny.

"Aku egois ya?"tanya Viny menatap Hamids. Hamids tersenyum lalu menggeleng.

"Gak kok. Maaf ya kalau akhir-akhir ini aku jadi sering sama Gre. Kamu mau kita main berlima doang? Kapan? Aku dan yang lain pasti bakal iyain kok"ucap Hamids.

"Sebelum masuk aja gimana? Abis tahun baruan? Aku mau ke pantai, tempat biasa kita refreshing. Boleh kan?"ucap Viny.

"Boleh kok. Ntar aku yang bilang ke Kinan, Boby sama Maul"ucap Hamids mengelus rambut Viny.

FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang