Seorang gadis manis sedang merapikan dasinya di depan cermin sambil melamun. Ia masih memikirkan kejadian tadi malam.
Tok tok tok
"Inyiii lo udah bangun? Sarapan yuk!"seru Hamids dari luar kamarnya yang membuat Viny tersadar dari lamunannya.
"Iya tunggu bentar"ucap Viny. Ia memandang bayangannya sekali lagi di cermin, kemeja putih berlengan pendek dan dasi kotak-kotak biru serasi dengan rok kotak-kotak biru beberapa centi di atas lutut. Setelah memastikan dandannya sudah rapi ia mengambil tas ranselnya dan keluar dari kamarnya.
"Yuk"ajaknya kepada Hamids yang menyandarkan punggungnya di tembok dekat pintu kamarnya. Hamids tersenyum lalu merangkul bahu Viny.
"Vin kemarin kenapa sih?"tanya Hamids saat mereka menuruni tangga.
"Udah dibilangin gue gak inget apa-apa selain gue lagi ngobrol sama Julian dan minum anggur yang dikasih Julian terus tiba-tiba pusing dan semuanya jadi gelap"ucap Viny. Hamids terdiam mendengar penjelasan Viny.
'Minum anggur dari Julian terus pusing? Jangan-jangan Julian....'
"Mids! Ih kok diem sih? Gimana acara penembakkannya tadi malem? Lo belum cerita"ucap Viny membuyarkan lamunan Hamids. Hamids melepaskan rangkulannya dari bahu Viny.
"Nanti aja ceritanya. Sarapan dulu yak"ucap Hamids saat mereka sudah ada di meja makan. Viny cemberut karna Hamids belum menceritakan apapun tentang bagaimana dia menembak Gracia.
"Cemberut aja lo. Jelek tau!"ucap Kinan mencubit pipi Viny.
"Ih Kinan!"seru Viny kesal. Kinan tertawa melihat Viny yang bertambah kesal.
"Sudah-sudah kalian sarapan dulu. Nanti telat lagi"lerai Bunda. Mereka pun langsung menurut dan memakan sarapan mereka.
"Sayang kalau kamu masih pusing, gak usah masuk aja dulu"ucap Bunda kepada Viny yang tiba-tiba memegang kepalanya.
"Gapapa kok Bun. Nanti juga berhenti pusingnya. Viny gak mau ketinggalan pelajaran"ucap Viny.
"Tapi Sayang...."
"Viny gapapa kok beneran deh"potong Viny cepat.
"Keras kepala"gumam Boby pelan.
"Gue denger!"ketus Viny menatap Boby di depannya. Boby langsung menatap ke arah lain berpura-pura tidak mengatakan apa-apa. Viny mendengus kesal melihat Boby.
***
"Oy bolos yuk"ucap Hamids saat mereka sedang berjalan di lorong sekolah.
"Lo sesat banget elah"ucap Boby. Hamids merangkul Boby.
"Ayolah udah lama kan kita gak bolos. Sampe istirahat aja deh. Gue mau ngomong sesuatu nih tentang kejadian tadi malem"ucap Hamids. Kinan berpikir sebentar lalu menganggukkan kepalanya.
"Okelah"ucap Kinan. Hamids pun tersenyum senang lalu menatap kedua temannya yang lain.
"Yaudah. Ayo cabut"ucap Maul berjalan terlebih dahulu menuju rooftop gedung ini. Boby pun mau tak mau mengikuti mereka membolos.
"Bagi rokok Nan"ucap Maul saat melihat Kinan sedang menyulut rokoknya. Kinan melemparkan bungkus rokok dan korek gasnya kepada Maul.
"Lo pada ngerasa gak sih makin hari Julian makin ngedeketin Viny?"ucap Boby tiba-tiba yang sedang berdiri dan memperhatikkan Julian dan Viny yang sedang mengobrol di depan kelas dan saat bel berbunyi mereka baru masuk ke kelas.
"Ngerasa"sahut Kinan setelah menghisap dalam-dalam batang rokoknya. Setelah itu menimbulkan gumpalan asap pekat yang mencemari udara.
"Nah itu dia yang gue mau omongin sama lo pada"ucap Hamids. Ketiganya langsung menatap Hamids.

KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship
Fiksi PenggemarMenceritakan sebuah persahabatan antara 4 pemuda berandal dan seorang gadis manis. Apakah akan ada cinta di antara mereka? ataukah akan ada gadis-gadis lain yang mencuri perhatian mereka?