Part 5

2.1K 157 0
                                    

Sebuah mobil bmw bercat putih yang menyala berhenti. Tepat di depan pagar rumah, sang pengemudi mendesah pelan menatap bangunan megah berlantai dua tersebut. Setelah tadi Viny mengobati luka lebamnya, ia menyuruhnya untuk langsung pulang kerumah karna Viny tau Maul sudah beberapa hari ini tidak pulang.

"Loh den Dyo kok gak klakson kalau ada diluar?"tanya satpam kepercayaan keluarganya. Belum sempat Maul menjawab pagar besar itu terbuka untuknya. Untuk sang majikan yang sudah lama tak pulang

"Makasih pak"ucap Maul tersenyum tipis lalu menginjak pedal gasnya memasuki halaman rumah.

Maul menutup matanya sebentar lalu membuka matanya kembali dan menghela nafas panjang. Setelah beberapa detik melepas sabuk pengamannya, tangannya meraih handle pintu dan membukanya.

"Den Dyo" Salah satu pelayan dirumahnya menunduk saat mendapati sang majikan masuk ke dalam rumah. Maul menggangguk sekilas lalu berjalan menuju tangga.

"Dyo!" suara berat itu menganggetkan Maul yang baru saja menaiki anak tangga. Ia menoleh kebelakang. Wajah keras yang sudah hampir 2 bulan tak dilihatnya pulang ke rumah itu.

"Dari mana saja kamu beberapa hari ini?" ucapan sang ayah menghentikkan langkahnya yang hendak kembali menaiki tangga.

"Bukan urusan papah"jawab Maul dingin. cepat ucapannya itu terlontar sebelum dia buru-buru menaiki anak tangga menuju kamarnya. Tuan besar Djuhandar menatap dalam punggung putra sulungnya itu, ia termenung. Sebegitu besarkah kesalahannya sampai membuat putra sulungnya itu tidak pernah mau menerima kehadirannya lagi disini.

***

Viny yang sedang asyik memindah-mindahkan channel di Tvnya terlonjak saat mendengar suara bel rumahnya berbunyi. Ia melirik jam besar yang berada di sudut ruang keluarganya. Jam tersebut menunjukkan jam 7 lebih 30 menit malam. Ia berjalan menuju pintu utama rumahnya lalu membukakan pintunya.

"Tumben sendiri"ucap Viny saat mendapat Kinan yang berdiri didepan rumahnya.

"Gak tau pada kemana"ucap Kinan sambil melangkahkan kakinya ke arah sofa ruang keluarga lalu menghempaskan tubuhnya disana.

"Gue kesini sebenernya cuman mau menepati janji. Nih"ucap Kinan menyodorkan tas plastik yang berisi novel yang dibelinya tadi siang. Mata Viny berbinar saat membuka tas plastiknya.

"Makasih ya Kinannnn. Sayang banget deh sama Kinan"ucap Viny mencubit pelan pipi Kinan.

"Sayangnya cuman pas dikasih hadiah doang nih?"goda Kinan.

"Hahahaha ya gak lah. Gue selalu sayang sama lo, Maul, Boby dan Hamids. Buktinya gue masih betah sahabatan sama lo semua yang berandalan"ucap Viny tertawa.

"Kita juga sayang banget sama lo walaupun lo bawel banget"ucap Kinan merangkul Viny atau lebih tepatnya mengapit kepala Viny di ketiaknya lalu mengacak-acak rambut Viny.

"Ish rese banget sih mainannya rambut"ucap Viny manyun saat Kinan sudah melepaskan rangkulannya. Kinan tertawa puas melihat rambut Viny yang berantakkan.

"Eh ada makanan gak Vin? Gue laper banget nih"ucap Kinan setelah tawanya terhenti.

"Ada tuh di meja makan. Ambil aja sana"ucap Viny yang masih sibuk merapikan rambutnya. Kinan pun bangkit dan berjalan menuju dapur. Tak berapa lama kemudian ia kembali dengan sepiring nasi goreng lalu duduk disamping Viny yang sedang memindahkan channel di TV mencari tonton yang rame.

"Nyokap Bokap belum balik Vin?"tanya Kinan. Viny menggeleng pelan.

"Bunda masih sibuk ngurusin oma yang sakit di Jogja dan ya Bokap sibuk ngurusin perusahaannya yang di Spore"

"Kenapa oma lo gak dibawa kesini aja?"

"Beliau gak mau. Lagian kalau ada oma disini, gue pastiin lo ber empat gak bisa nginep disini lagi"ucap Viny.

"Oh ya udah. Oma lo di Jogja aja terus jangan di bawa kesini"ucap Kinan polos. Viny menoyor pelan kepala Kinan dan membuat Kinan cengengesan.

"Udah ah gue mau ke kamar dulu. Abis makan piringnya cuci tuh"ucap Viny beranjak dari duduknya. Kinan mengangkat jempolnya ke arah Viny lalu kembali melanjutkan makannya.

***

Keesokan harinya..
Hujan menyambut pagi ini dan membuat orang-orang malas beraktivitas. Air yang turun membuat genangan di tanah. Seorang gadis berparas bidadari turun dari mobilnya dan membuka payungnya lalu ia berjalan dengan hati-hati melewati genangan air yang bisa saja mengotori sepatu putihnya.

Brum
Ckittt
Slashh

Ve membulatkan kedua matanya saat melihat sepatu dan roknya yang terkena cipratan dari motor yang berhenti disampingnya.

"Kenapa rok sama sepatunya tuan putri?"ledek seseorang. Ia dengan cepat mendongakkan kepalanya dan memekik kaget saat tau siapa yang membuat sepatu dan roknya kotor.

"LO!"

Tbc.

Vote dan commentnya jangan lupa ahay :)

FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang