"Gue balik duluan. Ada urusan!"pamit Hamids menepuk pundak Maul dan Kinan yang hanya dibalas oleh anggukan dari keduanya. Boby tak terlihat bersama mereka, entah lah ia memang selalu hilang tanpa sebab.
Hamids memakai helm fullfacenya lalu memacu kencang motornya meninggalkan parkiran sekolah. Pada saat di sebuah tikungan yang tak jauh dari sekolahnya, ia melihat seorang gadis berdiri di samping mobilnya. Ia memperlambat laju motornya untuk melihat apakah gadis tersebut satu sekolah dengannya atau tidak.
"Mobil lo kenapa?"tanya Hamids saat sudah yakin bahwa gadis itu memakai seragam yang sama dengannya. Gadis berambut panjang tersebut mendongakkan kepalanya dan mengerutkan keningnya melihat Hamids yang masih memakai helm fullfacenya. Lalu ia memperhatikkan seragam yang sama dengannya.
"Mmm bannya tiba-tiba bocor padahal tadi gak kenapa-napa"jawab gadis itu pelan. Hamids menurunkan standarnya lalu melepas helm fullfacenya.
'Kak Nino!'seru gadis itu dalam hati saat melihat siapa wajah yang tersembunyi dari balik helm fullface tadi.
"Lo ada ban cadangan sama dongkrak?"tanya Hamids sesaat sudah melihat ban mobil milik gadis itu.
"Ada kak!"sahut gadis itu lalu membuka bagasi belakangnya memperlihatkan ban cadangan dan juga dongkraknya. Hamids membuka jaketnya dan menyimpannya di motornya lalu menurunkan ban dan juga dongkrak. Sebelum mengganti ban Hamids menarik longgar dasinya sehingga makin tak terbentuk. Lalu dengancekatan dan serius ia mulai mengganti ban yang bocor.
"Nama lo siapa?"tanya Hamids disela-sela kegiatannya mengganti ban.
"Shania..... Shania Gracia"
"Jadi Shania atau Gracia?"
"Panggil Gracia aja kak"
Hamids mengangguk sekilas lalu kembali fokus tanpa mengajak Gracia berbicara lagi. Gracia pun hanya terdiam memperhatikkan Hamids yang serius memasang ban mobilnya.
"Udah selesai nih"ucap Hamids membereskan alat-alat dan dongkraknya ke dalam bagasi mobil Gracia.
"Makasih kak!"ucap Gracia saat Hamids sudah ada di depannya lagi.
"Udah buruan sana masuk mobil. Gue tungguin sampai elo jalan, disini rawan buat anak cewek kayak elo sendirian." perintah Hamids. Gracia mengangguk lalu masuk ke dalam mobilnya, ia menurunkan kaca mobilnya.
"Sekali lagi makasih kak"ucap Gracia tersenyum. Hamids hanya mengangguk sekilas lalu menaiki motornya. Saat mobil Gracia sudah melaju, Hamids kembali memakai helm fullfacenya lalu memacu motornya dengan kencang meninggalkan tempat itu.
***
Sinar matahari siang ini sangat terik. Bel sekolah SMA 48 Nusa Bangsa sudah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu. Murid-murid masih terlihat menunggu jemputan mereka. Beberapa dari mereka sibuk mengipasi wajahnya untuk mendapatkan sedikit angin dari hasil kipasan mereka.
Lain lagi dengan Boby yang sedang asyik mendrible bola tanpa peduli panasnya cuaca hari ini. Ia tak pedulu dengan peluh yang sudah membasahi sekujur tubuhnya. Beberapa kali shoot yang dilakukan Boby masuk dengan mulus. Namun saat sekali lagi ia melakukan shoot, bolanya terpental cukup jauh dari lapangan dan mengenai seseorang yang sedang duduk di kursi yang tidak jauh dari sana.
"Aduh!"pekik seorang siswi sambil memegangi kepalanya yang terkena bola basket. Boby memasukkan kedua tangannya ke dalam sakunya saat melihat gadis tersebut menghampirinya dengan membawa bola basketnya.
"Ini bola lo?"tanya gadis itu ketus. Boby mengangguk cuek lalu mengambilnya dari tangan gadis itu. Gadis itu menganga saat melihat Boby yang kembali cuek mendrible bola basketnya tanpa meminta maaf terlebih dahulu kepadanya.
"HEH anak berandalan! Lo gak ada niatan minta maaf?! Bola lo itu udah kena kepala gue!"teriak gadis itu namun tidak dihiraukan oleh Boby.
"Ck dasar anak berandalan gak punya sopan santun. Gue heran Viny masih betah sahabatan sama lo semua!"
DUG BRAK
Boby mengepalkan kedua tangannya mendengar gadis tersebut menyebut nama Viny. Ia benar-benar paling tidak suka jika status berandalannya dikait-kaitkan dengan Viny yang sama sekali tidak ada hubungannya. Gadis itu menelan ludahnya susah payah saat melihat Boby yang mendekat ke arahnya dengan tatapan tajamnya.
"Gak usah bawa-bawa Viny!"ucap Boby tajam. Ia berhenti tepat didepan wajah gadis itu dan menatap tajam ke arah matanya. Gadis itu mendongakkan kepalanya menantang walaupun sebenarnya di dalam hatinya ia merasa takut.
"Emang kenapa kalau gue bawa-bawa Viny? Emang itu kenyataannya kan?!" Boby menggertakkan giginya menahan emosi.
"Shut up! Udah gue bilang gak usah bawa-bawa Viny!"geram Boby. Saat hendak mengangkat tangannya ada yang menahan pergerakkannya. Boby menoleh dan mendapati Viny disampingnya.
"Di cariin Maul sama Kinan"ucap Viny kepada Boby. Boby memejamkan matanya sebentar lalu membalikkan badannya dan menarik tangan Viny.
"Eh eh kok gue ditarik sih! Duluan ya Shan!"pamit Viny buru-buru kepada gadis tadi yang ternyata adalah Shania. Shania menghela nafas lega dan mengusap-usap dadanya.
"Untung Viny dateng. Ngeri juga ya dia"gumam Shania.
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship
FanfictionMenceritakan sebuah persahabatan antara 4 pemuda berandal dan seorang gadis manis. Apakah akan ada cinta di antara mereka? ataukah akan ada gadis-gadis lain yang mencuri perhatian mereka?