~ Jodha ~
Hari ini adalah hari pernikahanku. Aku akan menikah dengan Surya, lelaki pilihan orang tuaku.
Ya.Aku memang dijodohkan dengannya karena orang tua kami bersahabat. Awalnya aku belum menyukainya. Karena memang aku belum begitu mengenalnya. Setelah pertemuan yang pertama, perlahan-lahan kami mulai mencoba mengenal. Dia pria yang baik, tampan dan itu membuatku nyaman dengannya. Selama kurang lebih enam bulan kami dekat, aku mulai merasakan rasa itu.
Aku mencintai Surya. Tapi aku tidak tahu apakah dia juga merasakan hal yang sama padaku. Selama enam bulan ini dia selalu perhatian padaku.
Orang tua kami senang sekali melihat kedekatan kami. Hingga mereka memutuskan untuk segera menikahkan kami. Tak lama kemudian, pernikahan dilangsungkan.
Dan disinilah aku sekarang. Di depan cermin melihat pantulan diriku memakai baju kebaya pengantin. Apakah aku bahagia? Tentu saja aku bahagia karena aku menikah dengan orang yang kucintai. Tapi entah kenapa masih ada yang mengganjal di hatiku. Ada rasa bahagia sekaligus gelisah. Aku masih tidak tahu apakah Surya juga mencintaiku atau tidak? Dia tidak pernah mengatakan apapun.
Mama masuk kedalam kamarku. Berdiri di belakangku dan memegang bahuku. "Mama tidak menyangka kamu akan menikah. Sepertinya baru kemarin kamu baru bisa belajar berjalan," ucap mama dengan mata berkaca-kaca.
Aku memegang tangan mama lalu dan berbalik memeluknya. "Mama jangan nangis dong. Ini kan hari bahagiaku." Aku ikut menangis.
"Mama menangis bahagia sayang. Kamu jangan ikut menangis, riasanmu nanti rusak." Mama membelai rambutku yang tertutupi oleh bunga melati. Aku melepaskan pelukanku. Mama mengusap air mataku. Kami tersenyum bersama.
"Ayo kita keluar, calon suamimu sudah menunggu."
Diruang tamu sudah banyak orang. Ada Surya disana. Dia terlihat tampan dengan pakaian pengantin berwarna putih senada dengan kebayaku. Tapi begitu melihat wajahnya, mengapa dia terlihat seperti tegang? Entah mengapa perasaanku mengatakan akan ada hal buruk yang terjadi. Tapi aku menepis semua pikiran negatifku karena ini adalah hari bahagiaku. Kini aku duduk disamping Surya. Dengan jarak dekat seperti ini, aku bisa merasakan ketegangan di tubuhnya. Pak penghulu memulai acara ijab kabul.
"Sudah siap?" Tanya pak penghulu. Surya mengangguk ragu. Aku masih penasaran dengan sikapnya. Pak penghulu mengulurkan tangannya ke arah Surya dan disambut olehnya. Aku menunduk dengan jantung berdebar.
Pak penghulu mulai mengucapkan akad, setelah itu beliau menyentak tangan Surya pertanda bahwa dia harus mulai bicara. Bukannya Surya berbicara tapi dia hanya diam. Pak penghulu mengulangi lagi kata-katanya tapi Surya tetap saja diam. Aku dan semua orang yang ada disini bingung kenapa Surya tidak berbicara sama sekali. Wajahnya terlihat kaku. Pak penghulu sampai memanggilnya beberapa kali. Mamanya Surya menghampiri Surya dan menepuk bahunya. Surya terkesiap dan langsung melepaskan tangannya dari pak penghulu. Aku semakin bingung akan sikapnya. Surya menoleh padaku dan menghembuskan nafasnya dengan berat.
Dia menatapku dengan tatapan bersalah lalu berkata, "Maaf." Setelah mengucapkan satu kata itu, Surya langsung beranjak dari duduknya dan meninggalkan aku yang masih diam ditempat. Semua orang mulai berbisik-bisik. Mamanya Surya mengejarnya entah kemana. Sedangkan aku masih tetap diam terpaku ditempat.
Pikiranku kosong. Bahkan suara orang-orang yang mulai ramai pun tak aku hiraukan. Tak terasa air mata jatuh dipipiku. Mamaku memegang bahuku dan memanggilku. Bahkan panggilan mama tidak membuatku sadar. Aku terlalu shock. Kulihat ke sekeliling, orang-orang menatapku dengan pandangan iba. Mama terus memanggilku hingga aku mendengar dia menangis. Kini papa ada di depanku dan membelai rambutku. "Jodha."
KAMU SEDANG MEMBACA
JANGAN TAKUT JATUH CINTA ( END )
FanfictionPernikahannya batal dikarenakan calon suaminya meninggalkannya disaat ijab kabul. Sejak saat itu, dia tidak mau lagi jatuh cinta. Dia tidak ingin tersakiti untuk kedua kalinya.