Chapter 3: Black Heart

838 22 0
                                    

>>Eps. Lalu...

Sungguh, aku masih benar-benar lapar, sama sekali aku tidak bisa tidur. Aku harus berpikir dalam kelaparanku ini, mencari cara supaya aku bisa mengisi perutku. Aku masih tertarik dengan lapisan yang ternyata makanan yang namanya kaca tersebut. Pasti banyak kaca terdapat di rumah Tony... hmmm. Aku terus putar otak dalam kegelapan meski dengan perut yang keroncongan hingga, aku memutuskan.....
.
.
.
.
.

<<narasi Tony>>

Hah... hari yang melelahkan, setelah menghadapi orang baru di rumahku. Ya apa boleh buat, lagian, toh Anabeth ngakunya tidak punya tempat tinggal, jadinya kan kasihan.

Capek. Menghadapi sifatnya yang temperamen, aneh, kekanakan, dan sulit ditebak, ditambah lagi karena dia perempuan. Menyesal aku melempar kepalanya dengan semangka, membuat pikirannya menjadi aneh, bahkan yang namanya berbelanja juga tidak tahu.

Sebenarnya aku agak curiga tentang perilakunya, yang paling aneh itu kalau yang sudah namanya Anabeth makan yang aneh-aneh. Sudah melahap kartu kredit high class pemberian papaku, menolak semua makanan yang aku buat, bahkan mie instan yang aku buat, sampai menghancurkan akuarium berisi ikan louhanku dan memakan kaca akuariumnya. Benar-benar aneh... sebenarnya siapa Anabeth?

Setelah membereskan kekacauan yang Anabeth telah perbuat dan mandi, aku melepaskan kacamataku, lalu naik ke atas tempat tidur. Waktu sudah menunjukkan hampir pukul 11 malam, aku mulai memejamkan mata sambil terus memikirkan Anabeth di dalam pikiranku. Belum lama aku terlelap...

PRANGGGG!!!!

Astaga, ada sesuatu terdengar pecah di ruangan lain! Sontak aku membuka mataku, menyalakan lampu meja kembali, memakai kacamataku, lalu beranjak dari tempat tidur. Aku membuka pintu, dengan mata yang masih setengah tersadar aku melihat sekitar di dalam kegelapan. Betapa terkejutnya aku ketika melihat sesosok bayangan hitam sekejap melintas dengan cepat ke arah dapur.

"Siapa disana?"

Tak ada jawaban.

"Siapa disana? Tunjukkan dirimu!"

Tetap saja tidak ada jawaban.

PRANGGGGG!!!!

Suara pecahan benda lagi! Semakin bertambah kecurigaanku terhadap sosok itu. Apakah itu pencuri? Tidak mungkin. Alarm di rumahku tidak berbunyi, menandakan seharusnya tidak ada pencuri di rumah ini.

Setelah berpikir sebentar, akhirnya aku memutuskan untuk menyelidiki siapa sosok tersebut. Aku meraba sekitar sehingga aku mendapatkan sebuah buku telepon di dekatku, lalu aku mengendap-endap menuju dapur.

Setelah berada di pinggir pintu dapur, aku sedikit mengintip dari pintu dapur yang terbuka, sosok itu sedang mengacak-acak pojokan dapur. Dapurku berantakan sekali! Lagipula, sosok bayangan itu bahkan lebih hitam daripada kegelapan di sekitar.

Apa itu? Tanpa pikir panjang, aku mendekati dengan pelan-pelan sosok tersebut, dengan cepat aku menyambar sosok itu, lalu memukulnya dengan bukuku!!

BUGG!!

"ADUH!!"

Suara sosok tersebut terdengar agak berat dan parau. Belum puas dengan 1 kali pukul!

BUGGGG!!

"HENTIKAN!!"

Aku pukul sosok itu berkali-kali, sekali lagi pukulan yang paling keras!

BUAAAGGGGGGG!!!!

Akhirnya sosok tersebut jatuh juga. Sepertinya dia sudah tidak sadarkan diri. Aku menyalakan lampu dapur, yang aku dapatkan... sosok hitam legam dengan kuku panjang dan rambut pirang panjang berantakan! Sepertinya sosok menyeramkan itu tidak asing bagiku. Dengan keraguan, aku mengangkat sosok tersebut dari lantai, membawa dan menidurkannya di sofa ruang tamu. Aku tunggu sosok tersebut sampai tersadar, sehingga aku bisa mengintrogasinya.

Black HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang