Chapter 45: Enviness

116 7 0
                                    

>>Eps. Lalu...
Penampilan yang begitu spektakuler! Tidak kusangka Tony ingin ikut ekskur teater. Lebih mengejutkan lagi ketika kami langsung diterima begitu saja oleh Sir Orris, bahkan masuk tim inti! Betapa bahagianya aku saat ini! Berhasil!!
.
.
.
.
.

"Pengumuman untuk para peserta audisi! Hasil audisi telah keluar, hasil akan ditempel di mading depan auditorium setelah pengumuman ini. Terima kasih atas partisipasi para peserta audisi dan selamat bagi para peserta lolos!"

"Wah... hasil audisi nih..."

"Wah, mana? Mana?"

"Was... wes... wos..."

Hasilnya sudah keluar? Walau aku dan Tony sudah terpilih sebagai tim inti, tapi aku tetap penasaran dengan hasilnya. Aku mengajak Tony mendekati mading untuk melihat hasil audisi bersama.

"Wah, tim inti hanya ada 8 orang, termasuk kita berdua, Tony."

". . . Berarti ketat juga ya pemilihannya. Trus tim pendukung... ada 22 orang."

". . . Stella lolos, tapi jadi tim pendukung. Sayang sekali... abis tadi dia sempat membuat kesalahan."

"Toh kan berhasil, menurutku sebenarnya tim inti dan tim pendukung sama-sama penting, hanya beda peran. Pembedaan tim ngga seharusnya jadi patokan kalau kita lebih hebat atau ngga."

"Ya, kau benar, Tony."

"AWAS! Stella mau lihat hasil audisi!"

Tiba-tiba Stella mendorongku keluar dari kerumunan dengan kasar. Dia malah mendekati Tony yang berada dekat dengan hasil audisi.

"Say, kamu lolos audisi?"

". . . Lihat aja sendiri."

"Kalau aku lolos ga?"

". . . Lolos."

"Ish, kok aku masuk tim pendukung doang sih?! Ihhh, napa lagi si kuncir 2 aneh-beud itu jadi tim inti barengan kamu?! AKU GA TERIMA!!!"

"Udah, Stella! Udah bersyukur kamu lolos, masih pengen yang lebih. Kan nanti juga kan latihan bareng lagian."

"Pokoknya aku ga terima kamu keterima barengan sama si aneh-beud itu!"

Stella keluar dari kerumunan dengan kesal dan mengusap air mata yang mulai mengalir dari matanya. Dia sempat menengok ke arahku lalu segera meninggalkan auditorium. Aku tidak mengerti terhadap pikiran Stella. Aku memang suka terhadap Tony, tapi tidak seberlebihan itu. Aku menyikapi Tony tidak segila Stella yang terus ingin menempel terhadapnya setiap saat, tiap waktu.

Ah, Angelo dan Elliot datang ke arah kami.

"(Ag+E): hai, Anabeth!"

"Angelo! Elliot! Hai~"

"Bro? Brooo!!!"

Tony telah keluar dari kerumunan, menarik aku, Angelo, dan Elliot pergi menjauhi auditorium ke tempat yang sepi. Terjadi kembali, sikap Tony berubah 180°... wow.

"Guys, kalian udah pada coba ekskur?"

"Oh udah dong~ aku jadinya masuk orkestra, Elliot masuk fashion design!"

"Ton, lu jadinya masuk ekskur apa?"

"Eheh, coba tebak!"

"Oh! Oh! Tata boga bukan?"

"Bukaaaan!"

"Ah, modelling! :v "

"Oh, tidak bisa~ >:v9 "

"Apa dong bro?"

"Aku nyoba teater oy, coba-coba doang taunya lolos jadi tim inti!"

" -3- (nyoba-nyoba doang bisa masuk tim inti -3- huft...) "

Black HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang