Chapter 16: Get Ready

268 10 1
                                    

>>Eps. Lalu...
Dia meninggalkanku di ruang depan. Sendiri. Sebenarnya ada apa dengan Tony? Kok sikapnya jadi seperti itu? Lupakan... aku tidak boleh berpikir seperti itu terus. Aku lebih baik memberi dia waktu untuk beristirahat, membiarkannya sendiri di dalam kamarnya.
.
.
.
.
.
Hari sudah sore. Aku belum melihat tanda-tanda Tony keluar dari kamarnya. Aku sudah mandi dan sampai sekarang dia belum keluar.

Hmmmmm, memangnya dari tadi dia sedang apa ya? Aku memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya. Berharap saja kamarnya tidak dia kunci.

Klek.....

Bagus, ternyata kamarnya tidak dikunci. Aku membuka pintu kamar Tony perlahan-lahan, lalu menyelinap masuk ke dalam kamarnya. Yap, kamarnya rapih, bahkan jauh lebih rapih daripada kamarku -3- . Aku mencari Tony dan yang aku dapati....

Dia sedang tertidur.

Aku bisa melihat mukanya... uhuk! Manis saat tertidur! Secara tidak sadar mukaku memerah melihatnya tidur seperti itu! Ah, kurasa tidak apa-apa jika aku sedikit melihat-lihat kamarnya. Ya, gordennya sudah tertutup dari tadi aku masuk. Buku-bukunya sudah tertata dengan rapihnya. Dia juga punya kamar mandi di kamarnya.

Seketika mataku tertuju ke arah sebuah lemari berukuran besar. Lemari itu berwarna coklat cukup tua. Sepertinya itu adalah lemari bajunya. Aku jadi penasaran, jadi aku buka lemarinya...

BRUUUUUUUUUUUUUULLLLLLLLLLL!!!!

"GYAAAAA!!!"

Apa yang terjadiiiiii?!!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kini kamar Tony dipenuhi oleh.... berbagai macam boneka?
Tony keluar dari tumpukan boneka di sekitar kasurnya, dia nampaknya kaget dengan kehadiranku di kamarnya.

". . . ANABETHHHHH!!!!!"

Antara kesal, kaget, malu, panik atau bingung, kini ekspresi Tony tidak jelas bagaimana! Dia hanya lemas melihat boneka di sekitarnya sembari sesekali melihatku dengan muka memerah dan sekaligus geleng-geleng.

"Tony, tarik napas....."

" *tarik napas* "

"Sekarang buang...."

" *buang napas* "
.
.
.
Setelah beberapa saat, Tony akhirnya bisa lebih tenang dari sebelumnya. Dia mengambil salah satu boneka yaitu teddy bear berwarna coklat muda dari antara tumpukan boneka.

Dia lalu memeluknya dengan erat.

Suasana berubah seketika dari panik menjadi tenang saat Tony nampak benar-benar nyaman dengan bonekanya. Hmmmmm.... mukanya tersenyum manis sembari memeluk boneka tersebut.

"Ehem..."

'. . .'

Ekspresi wajahnya kembali mendingin seperti biasa. Sepertinya dia sedikit terganggu olehku, tapi tidak juga. Dia malah melemparkan dirinya ke tumpukan boneka.

"Sekarang kamu tau, Annie...."

"???"

"Aku suka banget sama boneka."

"?! Ini semua koleksi kamu dong?"

" *angguk-angguk* "

"Angelo tau ga kalo kamu punya boneka sebanyak ini?"

"Ga sebanyak ini yang dia tau. Kamu jangan kasih tau siapa-siapa loh."

Sungguh.... Tidak kusangka Tony memiliki sisi yang sangat lembut di balik sifatnya yang dingin! Ini semua boneka milik Tony yang selama ini dia sembunyikan banyak orang termasuk aku dan baru kali ini aku mengetahuinya! Aku mengangguk kepadanya.

Black HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang