Chapter 54: Field Trip (2)

104 3 0
                                    

>>Eps. Lalu...
Ketemu! Setelah beberapa lama mencari, akhirnya berhasil kami temukan kamar kami. Untung saja kamarnya terletak di lantai 2 sehingga kami tidak perlu terlalu jauh berjalan untuk sampai ke lantai 2. Kami diberi waktu beres-beres sekaligus beristirahat sekarang ini. Aku penasaran apa yang akan kita lakukan selanjutnya ya?
.
.
.
.
.

<<Narasi Tony>>

Akhirnya kami mendapat kamar. Kamar kami terletak di lantai 3.
Aku satu kamar dengan Angelo dengan 2 rekanku yang lain, Peter dan Gio. Memang aku tidak begitu mengenal mereka, tapi aku berusaha untuk tidak keberatan kalau mereka tidur bersama di kamarku.

". . . Ayo. Ini kamar kita. *membuka kunci kamar* kalian boleh masuk."

"Trims, Tony!"

"Kita bakal tidur di kamar mana kalau ngga ada kamu nih?"

". . . *swt, buang muka* "

"Ahah, ngga perlu bicara sampai kayak gitu sama Tony, guys! Liat mukanya merah tuh!"

"Lha?!"

Uh...

Berubah merupakan hal yang sulit bagi setiap orang dan ternyata termasuk aku. Sepintar apapun aku, ternyata memulai hubungan pertemanan dengan orang baru itu benar-benar di luar dugaanku. Rasanya begitu sulit bahkan untuk menyapa mereka sekalipun. Tapi bagaimana lagi, kalau aku terus tertutup terhadap orang lain, aku bakal jadi bagaimana di masa depan?

Aku menancapkan kartu kunciku ke dalam ES* dan kamar pun seketika menjadi terang. Kami membereskan barang-barang kami dan juga diri kami. Aku penasaran apa yang sedang Anabeth lakukan sekarang?

*) Energy saver Switch
.
.
.
.
.

<<Narasi Anabeth>>

"Anabeth, cepet mandinya dong! Kurang dari setengah jam lagi kita udah musti kumpul loh!"

"Aih, tunggu sebentar! Susah tau keramas pas rambut sepanjang dan setebal ini!"

"Ish, cepatlah!"

Sudah beberapa kali Sandra mencoba untuk menggedor pintu kamar mandi. Aku tahu rambutku sulit untuk dikeramas karena sangat panjang. Sulit untuk memendekkannya bila aku sedang keramas. Aku secepat mungkin membersihkan busa-busa yang masih menempel di rambutku. Ark, showernya begitu kecil sehingga aku sulit untuk membilas rambutku!

10 menit kemudian, rambutku baru bisa benar-benar bersih. Aku mengendalikan rambutku dan memelintirkannya agar air-air tersebut turun dari rambutku.

"Ayolah, Anabeth! Kebelet pipis nih aku sekarang!"

"Iya-iya!"

Klek!

Aku keluar dengan rambutku yang dibungkus dengan 2 buah handuk (karena 1 handuk tidak cukup untuk membungkus rambutku --"). Seketika Sandra dan Fay tertawa terbahak-bahak karena melihatku!

"Huahahahahahahah!! Anabetttth!!!!"

"HAHAHAHAH!!"

"Eh? Ada apa ini? (°▽°) "

"Aduh, Anabeth!! Itu rambut dibungkus handuk atau bola untuk yoga?! Besar bangettttt!!!"

"Aduduh... Hahahahaha!!! Aku ngompol!! Aku ngompol!!! Tolooooong!!!"

". . . . . *swt* "
.
.
.
.
.
>>sore harinya<<

Kami semua berkumpul kembali sekitar pukul 6 sore. Kami berkumpul karena kami akan segera makan malam. Aku, Sandra, Fay, dan Seriko turun ke lantai 1 menggunakan tangga (kebetulan kamar kami letaknya dekat dengan tangga).

Black HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang